Gustavo tinggalkan Persela Lamongan
A
A
A
Sindonews.com - Gracias, Gustavo! Ucapan terima kasih terpaksa harus terucap dari bibir LA Mania untuk Gustavo Fabian Lopez musim ini. Bintang Persela Lamongan itu bakal mengakhiri karirnya di Stadion Surajaya dan menuju Persija Jakarta. Sebuah kihilangan besar bagi LA Mania.
Seperti dirilis situs resmi Persija Jakarta, Gustavo menjadi salah satu pemain yang sudah resmi menerima tawaran kontrak. Sejak berakhirnya musim kompetisi Indonesian Super League (ISL) 2011-2012 lalu, Gustavo memang masuk daftar incar paling atas Macan Kemayoran.
Permainan impresif dalam dua musim terakhir bersama Persela menjadikan Gustavo Lopez menjadi pemain asing bergengsi. Sejumlah klub sempat bermaksud memboyongnya dari Lamongan, termasuk Arema FC versi ISL, Persija Jakarta, sekaligus Persib Bandung.
Manajemen Persela sendiri mengaku belum mengetahui Gustavo Lopez telah memilih Persija Jakarta. Kontrak pemain asal Argentina itu memang berakhir pada Oktober ini dan belum ada tanda-tanda keseriusan dari manajemen untuk berbicara soal perpanjangan kontrak.
“Kami sendiri belum tahu kalau Gustavo telah ke Persija. Masa kontraknya memang sudah selesai Oktober ini. Sebelumnya dia juga mengutarakan ingin memperpanjang kontrak bersama Persela. Tidak tahu lagi kalau dia berubah pikiran,” ucap Asisten Manajer Persela Yuhronur Efendi.
Kendati hengkangnya Gustavo bermakna kehilangan besar, publik bola Lamongan tetap harus berterimakasih pada gelandang berusia 27 tahun tersebut. Selama dua bersama Laskar Joko Tingkir, pemain dengan ciri khas bando di kepalanya itu berjasa mengantarkan timnya ke posisi empat besar ISL musim lalu.
Kepergian Gustavo sekaligus menambah panjang cerita eksodus kekuatan Persela musim lalu. Sebelumnya Taufik Kasrun, Aris Alfiansyah, I Gede Sukadana, telah memutuskan mencari tantangan di stadion lain. Diperkirakan masih ada pemain lain yang mengikuti jejak mereka.
Manajemen Persela Lamongan sendiri tidak mempunyai kekuatan untuk menahan pemain yang memiliki akurasi tendangan bebas itu. Saat kontrak Gustavo habis, manajemen belum mempunyai dana memadai untuk membicarakan kontrak. Apalagi kompetisi masih jauh dan belum ada rencana memulai persiapan tim.
LA Mania, supporter Persela, sebenarnya meminta Gustavo dijadikan prioritas utama untuk dipertahankan. Pertimbangannya, selain mempunyai kemampuan paling dominan di tim, dia adalah sosok kapten yang cukup disegani. Selain itu Gustavo juga mempunyai hubungan baik dengan supporter.
“Untuk mempertahankan pemain tidak mudah. Tak hanya Persela, tapi itu juga dirasakan semua klub. Ketika pemain selesai masa kontraknya, maka pemainlah yang memegang keputusan. Sekeras apa pun upaya klub untuk mempertahankan, pilihan tetap ada di tangan pemain,” tambah Yuhronur.
Persela adalah klub kedua di Jawa Timur yang mengalami eksodus pemain setelah musim sebelumnya mencatat prestasi fantastis. Klub lain adalah Persibo Bojonegoro, kebetulan rival abadi Persela Lamongan, yang kehilangan nyaris seluruh kekuatan utama setelah menjuarai Piala Indonesia 2012.
Persoalan finansial menjadi pemicu utama sulitnya klub untuk mengikat pemain. Persela musim lalu juga mengalami krisis finansial hingga tak mampu membayar gaji pemain di akhir kompetisi. Itu sebagian dari efek disumbatnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk klub profesional.
Seperti dirilis situs resmi Persija Jakarta, Gustavo menjadi salah satu pemain yang sudah resmi menerima tawaran kontrak. Sejak berakhirnya musim kompetisi Indonesian Super League (ISL) 2011-2012 lalu, Gustavo memang masuk daftar incar paling atas Macan Kemayoran.
Permainan impresif dalam dua musim terakhir bersama Persela menjadikan Gustavo Lopez menjadi pemain asing bergengsi. Sejumlah klub sempat bermaksud memboyongnya dari Lamongan, termasuk Arema FC versi ISL, Persija Jakarta, sekaligus Persib Bandung.
Manajemen Persela sendiri mengaku belum mengetahui Gustavo Lopez telah memilih Persija Jakarta. Kontrak pemain asal Argentina itu memang berakhir pada Oktober ini dan belum ada tanda-tanda keseriusan dari manajemen untuk berbicara soal perpanjangan kontrak.
“Kami sendiri belum tahu kalau Gustavo telah ke Persija. Masa kontraknya memang sudah selesai Oktober ini. Sebelumnya dia juga mengutarakan ingin memperpanjang kontrak bersama Persela. Tidak tahu lagi kalau dia berubah pikiran,” ucap Asisten Manajer Persela Yuhronur Efendi.
Kendati hengkangnya Gustavo bermakna kehilangan besar, publik bola Lamongan tetap harus berterimakasih pada gelandang berusia 27 tahun tersebut. Selama dua bersama Laskar Joko Tingkir, pemain dengan ciri khas bando di kepalanya itu berjasa mengantarkan timnya ke posisi empat besar ISL musim lalu.
Kepergian Gustavo sekaligus menambah panjang cerita eksodus kekuatan Persela musim lalu. Sebelumnya Taufik Kasrun, Aris Alfiansyah, I Gede Sukadana, telah memutuskan mencari tantangan di stadion lain. Diperkirakan masih ada pemain lain yang mengikuti jejak mereka.
Manajemen Persela Lamongan sendiri tidak mempunyai kekuatan untuk menahan pemain yang memiliki akurasi tendangan bebas itu. Saat kontrak Gustavo habis, manajemen belum mempunyai dana memadai untuk membicarakan kontrak. Apalagi kompetisi masih jauh dan belum ada rencana memulai persiapan tim.
LA Mania, supporter Persela, sebenarnya meminta Gustavo dijadikan prioritas utama untuk dipertahankan. Pertimbangannya, selain mempunyai kemampuan paling dominan di tim, dia adalah sosok kapten yang cukup disegani. Selain itu Gustavo juga mempunyai hubungan baik dengan supporter.
“Untuk mempertahankan pemain tidak mudah. Tak hanya Persela, tapi itu juga dirasakan semua klub. Ketika pemain selesai masa kontraknya, maka pemainlah yang memegang keputusan. Sekeras apa pun upaya klub untuk mempertahankan, pilihan tetap ada di tangan pemain,” tambah Yuhronur.
Persela adalah klub kedua di Jawa Timur yang mengalami eksodus pemain setelah musim sebelumnya mencatat prestasi fantastis. Klub lain adalah Persibo Bojonegoro, kebetulan rival abadi Persela Lamongan, yang kehilangan nyaris seluruh kekuatan utama setelah menjuarai Piala Indonesia 2012.
Persoalan finansial menjadi pemicu utama sulitnya klub untuk mengikat pemain. Persela musim lalu juga mengalami krisis finansial hingga tak mampu membayar gaji pemain di akhir kompetisi. Itu sebagian dari efek disumbatnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk klub profesional.
(wbs)