Tolak pemain kulit hitam, fans Zenit dikecam

Rabu, 19 Desember 2012 - 09:58 WIB
Tolak pemain kulit hitam, fans Zenit dikecam
Tolak pemain kulit hitam, fans Zenit dikecam
A A A
Sindonews.com - Keinginan Asosiasi Sepak Bola Rusia (RFU) memerangi rasisme sepakbola di negeri pecahan Uni Soviet itu, khususnya di Liga Rusia mendapatkan tentangan serius. Cita-cita RFU yang sejalan dengan misi FIFA ataupun UEFA, itu ditentang salah satu kelompok suporter Zenit Saint Petersburg, Landscrona. Dalam manifesto yang dirilis Senin (17/12), Landscrona meminta manajemen Zenit tidak merekrut pemain berkulit hitam dan homoseksual.

Alasan yang dikemukakan adalah karena pemain-pemain dengan dua kategori tersebut akan mencemari kemurnian klub dan kota. Menurut kelompok suporter Zenit yang memiliki anggota paling banyak itu, pemain kulit putih dan yang memiliki orientasi seksual normal sajalah yang berhak mengenakan seragam tim.

”Kami tidak rasis. Kami hanya menjalankan tradisi. Bagi Zenit, tidak adanya pemain berkulit hitam sangat penting untuk menjaga kemurnian dan identitas tim,” bunyi pernyataan resmi Landscrona seperti dikutip Yahoo Sports.

Kontan, manifesto rasis Landscrona itu langsung memicu reaksi. Kecaman bertubitubi datang dari RFU, pemerintah Rusia, media, manajemen Zenit, hingga pelatih berkebangsaan Italia Luciano Spalletti. Mantan nakhoda AS Roma itu menyebut keinginan Landscrona untuk tidak menggunakan pemain berkulit hitam sebagai hal yang ”bodoh”. Sama seperti pernyataan resmi manajemen, Spalletti juga mengungkapkan bawah pemilihan pemain didasarkan kepada kualitas bukan asal negara atau latar belakang ras dan etnis.

”Bagi saya,toleransi adalah segala hal yang berhubungan dengan memahami dan menghargai perbedaan.Dengan kata lain,menjadi toleran adalah melawan semua kebodohan,” ujar Spalletti di situs resmi fc-zenit.ru.

Sejarah sepak bola di Rusia mencatat, kehadiran pemain berkulit hitam adalah sesuatu yang belum bisa diterima para pendukung. Fans Zenit salah satunya. Mereka terkenal sebagai fans yang rasis. Mantan top skor Liga Rusia asal Brasil Vagner Love pernah menyebut Zenit sebagai tim paling rasis di Rusia. Begitu pula mantan pemain Krylya Sovetov Samara Serge Branco yang menyebut Zenit sebagai klub yang tidak manusiawi.

Bahkan, Perdana Menteri (PM) Rusia yang juga pendukung Zenit, Dimitry Medvedev pernah meminta pelaku rasisme dihukum berat. Sejak berdiri pada 1925, tidak ada satu pun pemain berkulit hitam yang bermain di Petrovsky Stadium. Tradisi itu patah pada transfer window musim panas lalu ketika manajemen memutuskan membeli Axel Witsel dari Benfica.

Selain Witsel, Zenit pada Juni lalu juga berniat mendatangkan gelandang Prancis,Yann M’Vila.Namun, pemain yang kini berkostum Rennes itu menolak tawaran Zenit setelah mendapatkan ancaman pembunuhan dari suporter. ”Mustahil mengontrak pemain berkulit hitam.Fanssangat membenci pemainpemain tersebut,” ucap pelatih asal Belanda yang menjadi nakhoda Zenit pada 2006-2009, Dick Advocaat beberapa waktu lalu.

Fenomena rasis di sepakbola Rusia bukan hanya menjadi monopoli fans Zenit semata. Dua pemain Anzhi Makhachkala, Robert Carlos, dan Christopher Samba, pernah dilempar pisang ketika tampil di kandang Krylia Sovetov. Pada 2010, fans Lokomotiv Moscow membentangkan spanduk bergambar pisang berisi ucapan terima kasih kepada West Bromwich Albion (WBA) karena bersedia menampung Peter Odemwingie.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6942 seconds (0.1#10.140)