Didemo The Jak, bos Persija curhat
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan suporter Persija alias Jakmania mengepung kantor Persija di Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (3/1). Mereka berdemo untuk menuntut kejelasan nasib para pemain yang sampai saat ini belum ada titik terang dari pihak manajemen tim berjuluk Macan Kemayoran itu.
Ketua Umum Persija Jakarta Ferry Paulus akhirnya menemui pendemo. Dalam pertemuan itu, Ferry mengaku bahwa pihaknya tengah mengalami krisis keuangan. Akibat krisis finansial itu, klub belum memenuhi kewajibannya kepada pemain.
"Teman-teman harus mengetahui, pendapatan kita dari tiket itu cuma Rp 4,2 miliar. Sedangkan biaya untuk penyelenggaraan itu lebih dari Rp 8 miliar. Jadi, apa yang kalian berikan itu belum cukup kepada kita," ujar Ferry di hadapan pendemo seperti dilansir situs resmi Persija Jakarta Kamis (3/1/2012).
Ferry mengaku siap mundur jika diminta JakMania asalkan Jakmania bisa mencari pengganti yang sepadan. Sepadan dalam artian bisa membayar utang-utang Persija seperti yang ia lakukan saat mulai menjabat sebagai Ketua Umum Persija setahun lalu.
"Kemudian pastikan orang-orang itu mau membayar gaji sampai periode yang akan datang. Sama seperti saya mulai datang ke sini dulu," ujarnya.
Mengenai nasib Bambang Pamungkas, Ismed Sofyan, Leo Saputra, dan sejumlah pemain lainnya, Ferry dengan tegas mengatakan, pihak manajemen sudah melakukan usaha-usaha untuk mempertahankan yang bersangkutan.
"Saya sudah melakukan komunikasi pemain. Dengan Bambang Pamungkas saya lakukan komunikasi tiga minggu yang lalu. Beliau sampaikan bahwa dia menunggu penyelesaian gaji, baru akan memutuskan apakah ingin bermain atau pensiun," ungkapnya.
"Kalau dengan Ismed Sofyan saya melakukan komunikasi antara tanggal 22 atau 23 (Desember lalu), dulu dia bersedia ketika waktu bicara dengan saya dia bersedia. Tapi saat di-SMS dan BBM sampai saat ini belum ada jawaban," lanjutnya.
Ferry mengakui sikap pemain tersebut berubah saat manajemen akan melakukan rasionalisasi gaji. Dari sepuluh pemain yang mogok, delapan di antaranya sudah sepakat.
"Kita berharap semua bergandengan demi Persija Jakarta. Kita bisa kalau hal itu terlaksana," tandasnya.
Demo diakhiri dengan kericuhan antara suporter dengan pihak kepolisian. Bentrok berawal saat ada oknum suporter memaksa masuk ke kantor Persija di mana Ferry Paulus berada. Beruntung kejadian tersebut tidak berlangsung lama dan pendemo langsung membubarkan diri.
Ketua Umum Persija Jakarta Ferry Paulus akhirnya menemui pendemo. Dalam pertemuan itu, Ferry mengaku bahwa pihaknya tengah mengalami krisis keuangan. Akibat krisis finansial itu, klub belum memenuhi kewajibannya kepada pemain.
"Teman-teman harus mengetahui, pendapatan kita dari tiket itu cuma Rp 4,2 miliar. Sedangkan biaya untuk penyelenggaraan itu lebih dari Rp 8 miliar. Jadi, apa yang kalian berikan itu belum cukup kepada kita," ujar Ferry di hadapan pendemo seperti dilansir situs resmi Persija Jakarta Kamis (3/1/2012).
Ferry mengaku siap mundur jika diminta JakMania asalkan Jakmania bisa mencari pengganti yang sepadan. Sepadan dalam artian bisa membayar utang-utang Persija seperti yang ia lakukan saat mulai menjabat sebagai Ketua Umum Persija setahun lalu.
"Kemudian pastikan orang-orang itu mau membayar gaji sampai periode yang akan datang. Sama seperti saya mulai datang ke sini dulu," ujarnya.
Mengenai nasib Bambang Pamungkas, Ismed Sofyan, Leo Saputra, dan sejumlah pemain lainnya, Ferry dengan tegas mengatakan, pihak manajemen sudah melakukan usaha-usaha untuk mempertahankan yang bersangkutan.
"Saya sudah melakukan komunikasi pemain. Dengan Bambang Pamungkas saya lakukan komunikasi tiga minggu yang lalu. Beliau sampaikan bahwa dia menunggu penyelesaian gaji, baru akan memutuskan apakah ingin bermain atau pensiun," ungkapnya.
"Kalau dengan Ismed Sofyan saya melakukan komunikasi antara tanggal 22 atau 23 (Desember lalu), dulu dia bersedia ketika waktu bicara dengan saya dia bersedia. Tapi saat di-SMS dan BBM sampai saat ini belum ada jawaban," lanjutnya.
Ferry mengakui sikap pemain tersebut berubah saat manajemen akan melakukan rasionalisasi gaji. Dari sepuluh pemain yang mogok, delapan di antaranya sudah sepakat.
"Kita berharap semua bergandengan demi Persija Jakarta. Kita bisa kalau hal itu terlaksana," tandasnya.
Demo diakhiri dengan kericuhan antara suporter dengan pihak kepolisian. Bentrok berawal saat ada oknum suporter memaksa masuk ke kantor Persija di mana Ferry Paulus berada. Beruntung kejadian tersebut tidak berlangsung lama dan pendemo langsung membubarkan diri.
(wbs)