Ditarget wali kota Solo Rp20 miliar, duo Persis keder
A
A
A
Sindonews.com - Syarat yang diminta Wali Kota Solo FX Hadi 'Rudy' Rudyatmo agar duo Persis memiliki dana segar Rp20 miliar, sepertinya sulit dipenuhi. Persis versi LPIS hanya sanggup maksimal Rp15 miliar, sedangkan Persis versi Liga Indonesia (Liga) maksimal Rp10 miliar.
Manajer Persis LPIS Joni Sofyan Erwandi mengatakan, anggaran Rp20 miliar sangat besar untuk ukuran tim yang berlaga di kompetisi second league atau Divisi Utama. Namun Joni bisa memahami keinginan wali kota tersebut, yakni agar kejadian memalukan musim lalu berupa keterlambatan gaji tidak terulang lagi di musim depan. "Dana itu (Rp20 miliar) terlalu besar," katanya, Kamis (10/1).
Dia mengakui, pihak sponsor yang siap mendanai Persis LPIS musim depan sebesar Rp15 miliar. Angka tersebut berdasarkan Rancangan Anggaran Belanja (RAB) yang disodorkan pengelola Persis LPIS, PT Solo Indomandiri Profesional (SIMP). Angka tersebut juga sudah dianggap mampu untuk promosi ke kasta tertinggi, Indonesian Primer League (IPL).
"Sponsor sanggup memenuhi RAB sekitar Rp10 miliar sampai Rp15 miliar. Itu sudah tergolong besar karena sudah bagian dari target tim ini promosi ke kasta tertinggi. Kami optimistis, dengan dana segitu (maksmal Rp15 miliar), Persis sudah mampu promosi ke level tertinggi," jelas Joni.
Namun, Joni mengakui permintaan wali kota agar menyediakan Rp20 miliar tersebut sudah disampaikan kepada sponsor. "Keinginan Pak Wali Kota sudah sampai kami sampaikan kepada sponsor. Saat ini belum ada jawaban (bersedia menambah menjadi Rp20 miliar atau maksimal tetap Rp15 miliar)," ungkapnya.
Senada diungkapkan Manager Persis versi Liga Totok Supriyanto. Dalam RAB yang dibuat Persis versi Liga, kebutuhan anggaran selama semusim Rp10 miliar. Itu pun sudah sesuai target promosi ke Indonesia Super League (ISL). "Nilai Rp10 miliar dalam RAB sudah kami sampaikan ke sponsor. Sekarang menunggu jawaban," ungkapnya.
Totok menambahkan, RAB Persis versi Liga relatif sedikit karena berada di Grup II yang dihuni tim-tim dari Pulau Jawa (Jateng-DIY-Jabar-DKI Jakarta). Tanpa laga tandang ke luar Jawa jelas membuat biaya operasional relatif lebih sedikit. "Kami juga optimis dengan Rp10 miliar sudah membuat tim ini aman dari segi pendanaan untuk satu musim ke depan," ujarnya.
Manajer Persis LPIS Joni Sofyan Erwandi mengatakan, anggaran Rp20 miliar sangat besar untuk ukuran tim yang berlaga di kompetisi second league atau Divisi Utama. Namun Joni bisa memahami keinginan wali kota tersebut, yakni agar kejadian memalukan musim lalu berupa keterlambatan gaji tidak terulang lagi di musim depan. "Dana itu (Rp20 miliar) terlalu besar," katanya, Kamis (10/1).
Dia mengakui, pihak sponsor yang siap mendanai Persis LPIS musim depan sebesar Rp15 miliar. Angka tersebut berdasarkan Rancangan Anggaran Belanja (RAB) yang disodorkan pengelola Persis LPIS, PT Solo Indomandiri Profesional (SIMP). Angka tersebut juga sudah dianggap mampu untuk promosi ke kasta tertinggi, Indonesian Primer League (IPL).
"Sponsor sanggup memenuhi RAB sekitar Rp10 miliar sampai Rp15 miliar. Itu sudah tergolong besar karena sudah bagian dari target tim ini promosi ke kasta tertinggi. Kami optimistis, dengan dana segitu (maksmal Rp15 miliar), Persis sudah mampu promosi ke level tertinggi," jelas Joni.
Namun, Joni mengakui permintaan wali kota agar menyediakan Rp20 miliar tersebut sudah disampaikan kepada sponsor. "Keinginan Pak Wali Kota sudah sampai kami sampaikan kepada sponsor. Saat ini belum ada jawaban (bersedia menambah menjadi Rp20 miliar atau maksimal tetap Rp15 miliar)," ungkapnya.
Senada diungkapkan Manager Persis versi Liga Totok Supriyanto. Dalam RAB yang dibuat Persis versi Liga, kebutuhan anggaran selama semusim Rp10 miliar. Itu pun sudah sesuai target promosi ke Indonesia Super League (ISL). "Nilai Rp10 miliar dalam RAB sudah kami sampaikan ke sponsor. Sekarang menunggu jawaban," ungkapnya.
Totok menambahkan, RAB Persis versi Liga relatif sedikit karena berada di Grup II yang dihuni tim-tim dari Pulau Jawa (Jateng-DIY-Jabar-DKI Jakarta). Tanpa laga tandang ke luar Jawa jelas membuat biaya operasional relatif lebih sedikit. "Kami juga optimis dengan Rp10 miliar sudah membuat tim ini aman dari segi pendanaan untuk satu musim ke depan," ujarnya.
(aww)