Penggawa Juku Eja diwajibkan tes kesehatan

Kamis, 10 Januari 2013 - 22:59 WIB
Penggawa Juku Eja diwajibkan tes kesehatan
Penggawa Juku Eja diwajibkan tes kesehatan
A A A
Sindonews.com - PSM Makassar hampir merampungkan negosiasi kontrak dengan pemain untuk Indonesian Premier League (IPL) musim 2012/2013. Sebelum resmi bergabung, rencananya akan dilakukan tes kesehatan.

Tes kesehatan dilakukan untuk mengetahui kondisi terkini seorang pemain. Tes yang dilakukan di antaranya adalah kekuatan fisik, jantung. Selain itu, dalam tes tersebut juga bisa diketahui kemungkinan seseorang menderita cedera ringan atau berat.

Jika ditemukan penyakit bawaan atau cedera yang berpotensi mengganggu performa seorang pemain saat akan tampil dikompetisi resmi, bisa jadi tanda tangan kontrak, akan ditunda untuk sementara waktu.

Pelatih PSM Petar Segrt, belum menjadwalkan waktunya. Karena untuk pekan pertama hingga ketiga bulan Januari ini, masih fokus membenahi fisik pemain. Termasuk taktik dan strategi.

Petar mengakui, saat ini kondisi fisik anak-anak asuhnya, belum berada dilevel normal. Penyebabnya, panjangnya libur kompetisi dimusim lalu, membuat Syamsul Chaeruddin dkk, tidak mengikuti program latihan secara teratur dan terpantau.

Faktor lainnya, buruknya pola makan dan gizi pemain, termasuk minimnya suplemen dan istrahat yang tidak cukup karena belum tersedianya mes, menjadi persoalan baru untuk anak-anak asuh Petar.

Terbukti, saat mengikuti latihan di Stadion Andi Mattalatta awal Januari ini, beberapa pemain mulai menderita cedera. Paling parah adalah cedera lutut yang diderita striker PSM Rahmat.

Pria asal Kabupaten Takalar ini, harus menjalani perawatan intensif disalah satu rumah sakit di Makassar dan diprediksi, waktu penyembuhannya cukup panjang. Bahkan bisa saja dia terancam tidak tampil dilaga perdana IPL.

Dengan tingginya intensitas latihan fisik yang diberikan kepada pemain, tidak tertutup kemungkinan akan ada lagi pemain yang akan menderita cedera ringan. "Dengan intensitas latihan yang tinggi, dipastikan ada pemain yang mengalami masalah kesehatan. Itu sudah sering terjadi di setiap latihan fisik," sebutnya.

Sementara itu mantan Manajer Teknik PSM Yopie Lumeindong yakin kondisi fisik pemain tidak berada di level normal. Jika dihitung dalam angka atau ukuran VO2 Max, kisarannya hanya diangka 48 hingga 50.

Padahal idealnya, seorang pemain profesional, VO2 Max-nya atau kandungan oksigen dalam darahnya, harus berada diangka 58 hingga 60. "Tanpa tes pun pelatih sudah tahu kondisi fisik anak-anak asuhnya," katanya.

Dia mengatakan, tes kesehatan yang akan dilakukan oleh pelatih sangat berguna. Karena nantinya, bisa memonitor keumungkinan adanya cedera bawaan yang diderita seorang pemain.

Paling penting yang harus dipantau adalah kemungkinan cedera lutut, engkel, hamstring bawaan yang diderita seorang pemain. "Kalau seorang pemain mengalami cedera hamstring sebanyak tiga kali dalam setiap latihan, sebaiknya tidak dikontrak," tegasnya.

Karena menurut dia, proses penyebuhannya sangat panjang. Dengan kondisi seperti itu, disarankan manajemen PSM, tidak mengontrak pemain seperti itu. Jika tidak, nantinya akan membebani klub karena hanya akan duduk dibangku cadangan.

Yopie mengatakan, cedera berat yang dialami pemain, rata-rata karena tidak disiplin saat mengikuti latihan. Akibatnya, saat mendapatkan program latihan yang cukup berat atau tensi pertandingan yang cukup tinggi, penyakit tersebut kumat.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8854 seconds (0.1#10.140)