Wali Kota Solo cabut syarat duo Persis
A
A
A
Sindonews.com - Wali Kota Solo FX Hadi 'Rudy' Rudyatmo melunak terhadap permintaan yang diajukan kepada duo Persis Solo dalam mengarungi kompetisi musim depan. Persis versi Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) dan versi Liga Indonesia (Liga) masing-masing tidak harus memiliki modal Rp20 miliar seperti yang disyaratkan wali kota.
Rudy memilih melunak sikapnya setelah PSSI dan operator liga PT LPIS membatasi pengeluaran klub maksimal Rp12 miliar selama semusim ke depan. "Kalau setiap klub dibatasi hanya Rp12 miliar, ya tidak masalah. Yang penting dengan dana tersebut bisa untuk mencukupi kebutuhan klub seperti gaji pemain, operasional dan lainnya," katanya, 12 Januari 2013.
Sebenarnya suksesor Jokowi ini menyaratkan duo tim berjuluk Laskar Sambernyawa harus menyediakan Rp20 miliar ini agar kejadian memalukan musim lalu tidak kembali terulang. Musim lalu, duo Persis sama-sama menunggak gaji pemain, menunggak sewa Stadion Manahan Solo dan menuggak biaya lainnya. Bahkan, eks pemain Persis Liga, Diego Mendieta meninggal dunia saat masih menunggu kejelasan gaji yang tertunggak.
Menurut Rudy, pembatasan pengeluaran maksimal Rp12 miliar perlu diacungi jempol. Setidaknya dengan kebijakan itu membuat klub-klub tidak jor-joran dalam menggaji pemain. Gaji tinggi pemain ini membuat tim kelimpungan yang akhirnya membuat gaji pemain menjadi tertunggak. Alasannya karena pendapatan klub minim akibat minimnya sponsor dan tiket penonton. "Kebijakan itu (pembatasan Rp12 miliar) bagus. Saya mendukung langkah itu," kata mantan Ketua Umum Persis Solo.
Selain melunak, Rudy juga meminta kepada calon sponsor yang akan mendanai tim Kota Bengawan ini bisa memperlihatkan dana di muka umum sekaligus disertai komitmen bersama sampai akhir musim ini. Hal ini bisa menjadi garansi agar gaji para pemain duo Persis tidak tersendat seperti musim lalu. “Sponsor harus memberikan dana di depan. Jangan seperti musim lalu yang hanya memberikan sebagian dana sampai kompetisi berakhir," ungkapnya.
Jika dana yang diberikan hanya sebagian, pemain dan perangkat tim pasti yang akan menjadi korban. "Intinya, dana sponsor itu harus bisa menjamin gaji pemain sampai kompetisi berakhir. Jangan korbankan pemain lagi seperti musim lalu," pintanya.
Menilik batasan pengeluaran maksimal Rp12 miliar, sepertinya duo Persis bisa bernafas lega. Sponsor Persis LPIS bersedia menghidupi semusim ke depan Rp10 miliar - Rp15 miliar. Sedangkan sponsor Persis versi Liga siap menggelontorkan Rp10 miliar. Kucuran dana segar dari sponsor itu berdasarkan Rancangan Anggaran Belanja (RAB) masing-masing managemen duo Persis.
Rudy memilih melunak sikapnya setelah PSSI dan operator liga PT LPIS membatasi pengeluaran klub maksimal Rp12 miliar selama semusim ke depan. "Kalau setiap klub dibatasi hanya Rp12 miliar, ya tidak masalah. Yang penting dengan dana tersebut bisa untuk mencukupi kebutuhan klub seperti gaji pemain, operasional dan lainnya," katanya, 12 Januari 2013.
Sebenarnya suksesor Jokowi ini menyaratkan duo tim berjuluk Laskar Sambernyawa harus menyediakan Rp20 miliar ini agar kejadian memalukan musim lalu tidak kembali terulang. Musim lalu, duo Persis sama-sama menunggak gaji pemain, menunggak sewa Stadion Manahan Solo dan menuggak biaya lainnya. Bahkan, eks pemain Persis Liga, Diego Mendieta meninggal dunia saat masih menunggu kejelasan gaji yang tertunggak.
Menurut Rudy, pembatasan pengeluaran maksimal Rp12 miliar perlu diacungi jempol. Setidaknya dengan kebijakan itu membuat klub-klub tidak jor-joran dalam menggaji pemain. Gaji tinggi pemain ini membuat tim kelimpungan yang akhirnya membuat gaji pemain menjadi tertunggak. Alasannya karena pendapatan klub minim akibat minimnya sponsor dan tiket penonton. "Kebijakan itu (pembatasan Rp12 miliar) bagus. Saya mendukung langkah itu," kata mantan Ketua Umum Persis Solo.
Selain melunak, Rudy juga meminta kepada calon sponsor yang akan mendanai tim Kota Bengawan ini bisa memperlihatkan dana di muka umum sekaligus disertai komitmen bersama sampai akhir musim ini. Hal ini bisa menjadi garansi agar gaji para pemain duo Persis tidak tersendat seperti musim lalu. “Sponsor harus memberikan dana di depan. Jangan seperti musim lalu yang hanya memberikan sebagian dana sampai kompetisi berakhir," ungkapnya.
Jika dana yang diberikan hanya sebagian, pemain dan perangkat tim pasti yang akan menjadi korban. "Intinya, dana sponsor itu harus bisa menjamin gaji pemain sampai kompetisi berakhir. Jangan korbankan pemain lagi seperti musim lalu," pintanya.
Menilik batasan pengeluaran maksimal Rp12 miliar, sepertinya duo Persis bisa bernafas lega. Sponsor Persis LPIS bersedia menghidupi semusim ke depan Rp10 miliar - Rp15 miliar. Sedangkan sponsor Persis versi Liga siap menggelontorkan Rp10 miliar. Kucuran dana segar dari sponsor itu berdasarkan Rancangan Anggaran Belanja (RAB) masing-masing managemen duo Persis.
(wbs)