Messi dipuji dan diperingatkan
A
A
A
Sindonews.com - Georges Parfait Mbida Messi dieluk-elukan ribuan Bobotoh yang memadati Stadion Siliwangi, Bandung, Minggu (13/1) lalu. Golnya di masa injury time telah menyelamatkan Persib dari kekalahan di awal musim setelah bermain imbang 1-1 dengan Persipura Jayapura.
Sebagai debutan, kiprah Mbida Messi patut diacungi jempol. Ia mengikuti jejak sejumlah pemain lain yang menjalani debut di Persib dengan mencetak gol, seperti Lorenzo Cabanas, Hilton Moreira, Chrtistian Bekamenda dan Christian Gonzales.
Buat Mbida Messi gol tersebut seolah menjawab keraguan banyak pihak ketika dirinya didatangkan pelatih Djadjang Nurdjaman ke Persib. Lebih dari itu, Mbida Messi mencatatkan dirinya sebagai pencetak gol ke-600 Persib sepanjang kompetisi profesional.
"Saya tidak tahu kalau gol itu adalah yang ke-600. Itu hanya statistik, tapi saya sangat senang dengan hal itu. Paling penting bukan bicara gol saya, tapi kita bisa menunjukkan diri sebagai tim yang tidak mudah menyerah meski dalam kondisi tertinggal," ungkap Mbida Messi.
Gelandang yang mengaku lebih nyaman disapa Mbida itu, mencetak gol dramatis pada menit terakhir masa injury time pertandingan setelah menerima umpan sepak pojok Firman Utina sekaligus membuyarkan kemenangan Persipura yang suda didepan mata.
Meski banyak dipuji, namun Mbida Messi tetap harus mawas diri. Sebab menurut pelatih Djadjang Nurdjaman, pemain berusia 32 tahun itu, terlihat kurang mampu mengontrol emosinya. Kartu kuning yang diperoleh Mbida Messi di menit 89 karena melakukan tindakan kasar kepada gelandang Persipura, Lim Jung Sik jadi contoh jika ia memiliki emosi yang sulit dikontrol.
"Saya selalu optimistis jika dia bisa menjadi pengatur permainan dan penyeimbang antara lini tengah, belakang dan depan. Kedepannya saya harap dia bisa lebih baik lagi. Namun, satu hal yang perlu dia ingat adalah pentingnya mengontrol emosi," terang Djanur.
Sebelum gabung ke Persib, salah satu pertanyaan yang mencuat dibalik perekrutan anggota tim nasional Kamerun di Olimpiade Sydney 2000 itu, adalah koleksi kartu kuningnya yang tergolong banyak. Hal itu juga yang dikhawatirkan bakal membuat Mbida Messi sulit menyesuaikan diri dengan kultur sepak bola Indonesia yang biasanya sering membiarkan pelanggaran keras terjadi.
Sebagai debutan, kiprah Mbida Messi patut diacungi jempol. Ia mengikuti jejak sejumlah pemain lain yang menjalani debut di Persib dengan mencetak gol, seperti Lorenzo Cabanas, Hilton Moreira, Chrtistian Bekamenda dan Christian Gonzales.
Buat Mbida Messi gol tersebut seolah menjawab keraguan banyak pihak ketika dirinya didatangkan pelatih Djadjang Nurdjaman ke Persib. Lebih dari itu, Mbida Messi mencatatkan dirinya sebagai pencetak gol ke-600 Persib sepanjang kompetisi profesional.
"Saya tidak tahu kalau gol itu adalah yang ke-600. Itu hanya statistik, tapi saya sangat senang dengan hal itu. Paling penting bukan bicara gol saya, tapi kita bisa menunjukkan diri sebagai tim yang tidak mudah menyerah meski dalam kondisi tertinggal," ungkap Mbida Messi.
Gelandang yang mengaku lebih nyaman disapa Mbida itu, mencetak gol dramatis pada menit terakhir masa injury time pertandingan setelah menerima umpan sepak pojok Firman Utina sekaligus membuyarkan kemenangan Persipura yang suda didepan mata.
Meski banyak dipuji, namun Mbida Messi tetap harus mawas diri. Sebab menurut pelatih Djadjang Nurdjaman, pemain berusia 32 tahun itu, terlihat kurang mampu mengontrol emosinya. Kartu kuning yang diperoleh Mbida Messi di menit 89 karena melakukan tindakan kasar kepada gelandang Persipura, Lim Jung Sik jadi contoh jika ia memiliki emosi yang sulit dikontrol.
"Saya selalu optimistis jika dia bisa menjadi pengatur permainan dan penyeimbang antara lini tengah, belakang dan depan. Kedepannya saya harap dia bisa lebih baik lagi. Namun, satu hal yang perlu dia ingat adalah pentingnya mengontrol emosi," terang Djanur.
Sebelum gabung ke Persib, salah satu pertanyaan yang mencuat dibalik perekrutan anggota tim nasional Kamerun di Olimpiade Sydney 2000 itu, adalah koleksi kartu kuningnya yang tergolong banyak. Hal itu juga yang dikhawatirkan bakal membuat Mbida Messi sulit menyesuaikan diri dengan kultur sepak bola Indonesia yang biasanya sering membiarkan pelanggaran keras terjadi.
(wbs)