1000 taekwondoin ikuti UKT
A
A
A
Sindonews.com – Pengurus Kota (Pengkot) Taekwondo Indonesia (TI) Kota Semarang kembali menggelar Ujian Kenaikan Tingkat (UKT), Minggu (20/1). Pada UTK yang di gelar GOR Satria Semarang itu diikuti kurang lebih 1000 taekwondoin berbagai umur dan kelas dari berbagai dojang di Kota Semarang.
Ketua Umum Pengkot TI Semarang Djoko Sisdhamin, Ketua Harian TI Semarang Hermanto,mengatakan, ujian kenaikan tingkat tersebut merupakan bentuk pembinaan dari pengkot TI Kota Semarang, dan untuk mencari bibit-bibit atlet. “Peserta ujian di mulai dari sabuk putih ke kuning hingga biru ke merah,” ujarnya.
Djoko mengatakan, untuk pengambilan sabuk merah dilihat dari teknik poomsae (keindahan jurus). Di bawahnya juga dilihat teknik penguasan jurus namun lebih kepada teknik dasar saja.
“Dengan ujian ini, taekwondoin yunior Semarang diharapkan bisa lebih terpacu untuk terus latihan dan mengasah kemampuannya serta bisa lebih memahami tentang olahraga beladiri asal Korea ini,” ujarnya.
Menurutnya, Taekwondo tak hanya mengajarkan bagaimana melindungi diri, namun juga, di dalamnya mengajarkan kesopanan dan rendah diri dan mengajarkan bersikap tegas.
Dia mengaku, antusiasme masyarkat Semarang untuk menekuni olah raga asal Korea tersebut cukup tinggi. Terbukti setiap kali ujian kenaikan tingkat, peserta yang ikut terus bertambah. Hal ini membuktikan oleh raga ini semakin diterima oleh masyarakat.
Dia menambahkan, ujian kenaikan tingkat juga dimaksudkan sebagai komitmen TI Kota Semarang untuk meningkatkan pembinaan, guna menelurkan atlet-atlet yang berprestasi.
”Dari ujian ini, kita juga bisa melihat sejuah mana pembinaan yang dilakukan oleh masing-masing Dojang, dan melihat mana-mana Taekwondian, yang memiliki bakat dan kemampuan, yang nantinya akan dibina,” ujarnya.
Ketua Umum Pengkot TI Semarang Djoko Sisdhamin, Ketua Harian TI Semarang Hermanto,mengatakan, ujian kenaikan tingkat tersebut merupakan bentuk pembinaan dari pengkot TI Kota Semarang, dan untuk mencari bibit-bibit atlet. “Peserta ujian di mulai dari sabuk putih ke kuning hingga biru ke merah,” ujarnya.
Djoko mengatakan, untuk pengambilan sabuk merah dilihat dari teknik poomsae (keindahan jurus). Di bawahnya juga dilihat teknik penguasan jurus namun lebih kepada teknik dasar saja.
“Dengan ujian ini, taekwondoin yunior Semarang diharapkan bisa lebih terpacu untuk terus latihan dan mengasah kemampuannya serta bisa lebih memahami tentang olahraga beladiri asal Korea ini,” ujarnya.
Menurutnya, Taekwondo tak hanya mengajarkan bagaimana melindungi diri, namun juga, di dalamnya mengajarkan kesopanan dan rendah diri dan mengajarkan bersikap tegas.
Dia mengaku, antusiasme masyarkat Semarang untuk menekuni olah raga asal Korea tersebut cukup tinggi. Terbukti setiap kali ujian kenaikan tingkat, peserta yang ikut terus bertambah. Hal ini membuktikan oleh raga ini semakin diterima oleh masyarakat.
Dia menambahkan, ujian kenaikan tingkat juga dimaksudkan sebagai komitmen TI Kota Semarang untuk meningkatkan pembinaan, guna menelurkan atlet-atlet yang berprestasi.
”Dari ujian ini, kita juga bisa melihat sejuah mana pembinaan yang dilakukan oleh masing-masing Dojang, dan melihat mana-mana Taekwondian, yang memiliki bakat dan kemampuan, yang nantinya akan dibina,” ujarnya.
(wbs)