Penutup manis dari Pelita Jaya
A
A
A
Sindonews.com - Pelita Jaya Esia Jakarta akhirnya menutup laga-laga ser kedua Speedy NBL Indonesia 2012-2013 dengan manis. Bermain tanpa beban, Kelly Purwanto dkk mantap mengalahkan Bimasakti Nikko Steel Malang, 72-52, dalam laga di Hall A Senayan, Minggu (20/1).
Dua pasang ujung tombak Pelita Jaya langsung mendobrak di kuarter pertama. Kekompakkan Fidyan Dini dan Ponsianus Indrawan di dalam dan ketajaman Andy Batam dan Erick Sebayang dari luar menjadi senjata ampuh untuk mendobrak pertahanan Bimasakti.
Selain baik dalam pergerakan, keempat pemain ini menunjukkan ketajaman yang sama tinggi. Sempat berlari hingga 15-2 di awal kuarter, Pelita Jaya sedikit mengendur dan terkejar menjadi 17-10 di akhir kuarter pertama.
Laga berjalan dalam tempo tinggi di kuarter kedua. Bima Rizky memimpin rekan-rekannya menggempur Pelita Jaya. Pergerakan Yanuar terbatas walaupun sempat memasukkan dua angka melalui dua tembakan bebas. Usaha Bimasakti cukup baik dengan akurasi yang meningkat dari 31 persen di kuarter pertama menjadi 41 persen di kuarter kedua.
Gencarnya dan semakin tajamnya Bimasakti di kuarter kedua mendapat pelayanan seimbang dari penembak jitu Pelita Jaya, Ary Chandra. Ary yang baru saja membukukan poin ke-1000 di laga sebelumnya, memasukkan 11 poin hanya di kuarter kedua.
Yanuar Priasmoro akhirnya mulai menemukan sentuhannya di kuarter ketiga. MVP musim lalu ini mulai gencar melakukan penetrasi untuk mencetak angka atau sekadar mencari foul. Hasilnya, Bimasakti masih kencang dengan tambahan 17 poin. Delapan di antaranya berasal dari Yanuar.
Kehebatan Yanuar tidak memengaruhi performa Pelita Jaya. Walau mencetak jumlah angka yang sama, Fidyan Dini dan Andy Batam tetap tenang. Akurasi tim secara keseluruhan terjaga di angka 58 persen.
Pelita Jaya akhirnya kembali kebut di kuarter terakhir. Perlawanan Bimasakti tidak lagi sekencang dua kuarter sebelumnya. Pada akhir laga, Ary Chandra, Fidyan Dini, dan Andy Batam masing-masing mencetak 11 poin. Poin terbanyak Bimasakti dicetak oleh Restu Purnomo dengan 13 poin.
”Kami lega karena menutup game terakhir ini dengan kemenangan. Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang harus kami benahi. Salah satunya adalah masalah inkonsistensi,” ujar head coach Pelita Jaya, Nathaniel Canson.
Dua pasang ujung tombak Pelita Jaya langsung mendobrak di kuarter pertama. Kekompakkan Fidyan Dini dan Ponsianus Indrawan di dalam dan ketajaman Andy Batam dan Erick Sebayang dari luar menjadi senjata ampuh untuk mendobrak pertahanan Bimasakti.
Selain baik dalam pergerakan, keempat pemain ini menunjukkan ketajaman yang sama tinggi. Sempat berlari hingga 15-2 di awal kuarter, Pelita Jaya sedikit mengendur dan terkejar menjadi 17-10 di akhir kuarter pertama.
Laga berjalan dalam tempo tinggi di kuarter kedua. Bima Rizky memimpin rekan-rekannya menggempur Pelita Jaya. Pergerakan Yanuar terbatas walaupun sempat memasukkan dua angka melalui dua tembakan bebas. Usaha Bimasakti cukup baik dengan akurasi yang meningkat dari 31 persen di kuarter pertama menjadi 41 persen di kuarter kedua.
Gencarnya dan semakin tajamnya Bimasakti di kuarter kedua mendapat pelayanan seimbang dari penembak jitu Pelita Jaya, Ary Chandra. Ary yang baru saja membukukan poin ke-1000 di laga sebelumnya, memasukkan 11 poin hanya di kuarter kedua.
Yanuar Priasmoro akhirnya mulai menemukan sentuhannya di kuarter ketiga. MVP musim lalu ini mulai gencar melakukan penetrasi untuk mencetak angka atau sekadar mencari foul. Hasilnya, Bimasakti masih kencang dengan tambahan 17 poin. Delapan di antaranya berasal dari Yanuar.
Kehebatan Yanuar tidak memengaruhi performa Pelita Jaya. Walau mencetak jumlah angka yang sama, Fidyan Dini dan Andy Batam tetap tenang. Akurasi tim secara keseluruhan terjaga di angka 58 persen.
Pelita Jaya akhirnya kembali kebut di kuarter terakhir. Perlawanan Bimasakti tidak lagi sekencang dua kuarter sebelumnya. Pada akhir laga, Ary Chandra, Fidyan Dini, dan Andy Batam masing-masing mencetak 11 poin. Poin terbanyak Bimasakti dicetak oleh Restu Purnomo dengan 13 poin.
”Kami lega karena menutup game terakhir ini dengan kemenangan. Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang harus kami benahi. Salah satunya adalah masalah inkonsistensi,” ujar head coach Pelita Jaya, Nathaniel Canson.
(aww)