Roach hanya ingin Chavez Jr. raih yang terbaik
A
A
A
Sindonews.com - Tidak bisa disangkal bahwa tandem antara mantan juara kelas menengah WBC, Julio Cesar Chavez Jr. dengan pelatih Freddie Roach telah meraih banyak kesuksesan selama 2,5 tahun berjalan bersama. Saat kali pertama menyambut Chavez Jr. di Los Angeles, Amerika Serikat, pada akhir April 2010, Roach melihat petinju muda yang lemah dan kurang bisa diatur dalam kamp pelatihan.
Akan tetapi, Roach tidak patah arang, ia terbukti bisa mempertajam kemampuan Chavez dengan melanjutkan tren tak terkalahkan dan dalam perjalanannya juga sanggup menyabet mahkota WBC. Namun, ego besar Chavez Jr. menjadi bumerang bagi petinju asal Meksiko itu. Dan ujungnya pria yang kini berusia 26 tahun itu pun menelan kekalahan pertamanya, dan ia juga kehilangan gelarnya, setelah kalah telak dari Sergio Martinez pada September tahun lalu. Kondisi itu diperparah dengan diketahuinya Chavez Jr. mengkonsumsi ganja, yang membuat putra legenda tinju Julio Cesar Chavez itu mendapatkan hukuman larangan bertanding.
Dan kini, tersiar kabar jika Chavez Jr. memantapkan keputusannya untuk memecat Roach. Ia berencana menggaet antara Nacho Beristain atau Robert Garcia untuk mengisi kekosongan itu. Roach benar-benar tidak percaya dengan keputusan itu, dan ia juga menjelaskan jika dirinya kecewa dengan kamp pelatihan Chavez Jr. saat akan menghadapi Martinez. "Saya belum mendengar kabar (pemecatan) dari siapa pun," tegas Roach, baru-baru ini.
"Kau tahu, saya suka dengan masa-masa pelatihan dengan Julio ketika ia ingin saya menjadi pelatihnya. Pertarungan terakhir itu jelas sangat kacau. Kami hanya berlatih selama lima hari secara bersama-sama."
Roach menyadari jika seorang petinju kalah dalam pertarungan di tingkat dunia, maka sosok yang pertama disalahkan oleh sang petinju adalah pelatihnya. Itu pernah dirasakannya ketika ia menangani mantan juara kelas welter junior WBC dan WBA, Amir Khan, yang pada akhirnya memilih Virgil Hunter sebagai pelatih barunya. Sebelum memutuskan ganti pelatih, Khan telah menderita kekalahan dari Danny Garcia. "Itu sudah umum, dan itu merupakan bagian dari pekerjaan," tandas Roach.
"Tapi masalahnya, (Chavez Jr.) tak pernah menyalahkan saya atas kekalahan pertamanya, tapi untuk beberapa alasan dia ingin main-main dengan kesuksesannya. Dia tidak pernah sekali pun mengatakan tidak kepada saya. Dia sama baiknya dengan petinju saya yang lainnya seperti Manny Pacquiao. Tapi kemudian, dalam laga terakhir, ia ingin menjadi bos dan hanya saja itu tidak berhasil."
Roach juga belum bisa memberikan jawaban terkait lebih baik mana, Chavez Jr. dilatih Beristain atau Garcia. Pelatih kawakan itu sepertinya masih berharap untuk tetap bersama Chavez Jr. "Saya benar-benar belum bisa memikirkan hal itu," ungkapnya.
"Saya pikir saya paling cocok baginya ketika ia membutuhkan nasihat. Jadi, jika ia datang kepada saya dan dia benar-benar ingin saya melatihnya, saya akan senang melakukannya. Jika tidak, saya ingin dia mendapatkan yang terbaik dari keberuntungannya."
Akan tetapi, Roach tidak patah arang, ia terbukti bisa mempertajam kemampuan Chavez dengan melanjutkan tren tak terkalahkan dan dalam perjalanannya juga sanggup menyabet mahkota WBC. Namun, ego besar Chavez Jr. menjadi bumerang bagi petinju asal Meksiko itu. Dan ujungnya pria yang kini berusia 26 tahun itu pun menelan kekalahan pertamanya, dan ia juga kehilangan gelarnya, setelah kalah telak dari Sergio Martinez pada September tahun lalu. Kondisi itu diperparah dengan diketahuinya Chavez Jr. mengkonsumsi ganja, yang membuat putra legenda tinju Julio Cesar Chavez itu mendapatkan hukuman larangan bertanding.
Dan kini, tersiar kabar jika Chavez Jr. memantapkan keputusannya untuk memecat Roach. Ia berencana menggaet antara Nacho Beristain atau Robert Garcia untuk mengisi kekosongan itu. Roach benar-benar tidak percaya dengan keputusan itu, dan ia juga menjelaskan jika dirinya kecewa dengan kamp pelatihan Chavez Jr. saat akan menghadapi Martinez. "Saya belum mendengar kabar (pemecatan) dari siapa pun," tegas Roach, baru-baru ini.
"Kau tahu, saya suka dengan masa-masa pelatihan dengan Julio ketika ia ingin saya menjadi pelatihnya. Pertarungan terakhir itu jelas sangat kacau. Kami hanya berlatih selama lima hari secara bersama-sama."
Roach menyadari jika seorang petinju kalah dalam pertarungan di tingkat dunia, maka sosok yang pertama disalahkan oleh sang petinju adalah pelatihnya. Itu pernah dirasakannya ketika ia menangani mantan juara kelas welter junior WBC dan WBA, Amir Khan, yang pada akhirnya memilih Virgil Hunter sebagai pelatih barunya. Sebelum memutuskan ganti pelatih, Khan telah menderita kekalahan dari Danny Garcia. "Itu sudah umum, dan itu merupakan bagian dari pekerjaan," tandas Roach.
"Tapi masalahnya, (Chavez Jr.) tak pernah menyalahkan saya atas kekalahan pertamanya, tapi untuk beberapa alasan dia ingin main-main dengan kesuksesannya. Dia tidak pernah sekali pun mengatakan tidak kepada saya. Dia sama baiknya dengan petinju saya yang lainnya seperti Manny Pacquiao. Tapi kemudian, dalam laga terakhir, ia ingin menjadi bos dan hanya saja itu tidak berhasil."
Roach juga belum bisa memberikan jawaban terkait lebih baik mana, Chavez Jr. dilatih Beristain atau Garcia. Pelatih kawakan itu sepertinya masih berharap untuk tetap bersama Chavez Jr. "Saya benar-benar belum bisa memikirkan hal itu," ungkapnya.
"Saya pikir saya paling cocok baginya ketika ia membutuhkan nasihat. Jadi, jika ia datang kepada saya dan dia benar-benar ingin saya melatihnya, saya akan senang melakukannya. Jika tidak, saya ingin dia mendapatkan yang terbaik dari keberuntungannya."
(nug)