Gagal jaga keunggulan, mental pemain Persija dipertanyakan
A
A
A
Sindonews.com - Empat kali Persija Jakarta terpeleset di awal putaran pertama Indonesia Super League (ISL). Kali terakhir ketika Macan Kemayoran ditahan imbang Gresik United, 2-2, di Stadion Manahan, Solo, Selasa (12/2).
Mental dalam mempertahankan keunggulan dinilai jadi permasalahan Macan Kemayoran. Persija mengawali laga dengan gemilang lewat dua gol Pedro Javier dan Park Kyeong Min masing-masing pada menit ke-53 dan 55. Tetapi skuad asuhan Iwan Setiawan dipaksa gigit jari, ketika Gresik United mampu menyamakan kedudukan lewat aksi Park Chul Hyung dan Aldo Barreto pada menit ke-68 dan 75'.
Bukan kali ini saja Persija dipaksa tertunduk lesu diakhir laga. Kondisi tidak mengenakkan tersebut sudah terjadi di laga awal Persija mengarungi kompetisi Indonesia Super League musim 2012/2013. Menjamu Persisam Putra Samarinda, (6/1), Persija yang unggul lebih dulu lewat aksi Pedro, dipaksa berbagi angka saat skor akhir berkesudahan, 1-1.
Hal serupa kembali terjadi saat Sriwijaya FC (SFC) menjamu Persija, (2/2). Unggul lebih dulu lewat Rahmat Affandi, Macan Kemayoran malah dipermak Ponaryo Astaman dkk, 1-4. Adapun kejadi ketiga, ketika Pelita Bandung Raya (PBR) yang menjamu Persija, (5/2). Persija dipaksa menyerah, 2-3, ketika Kyeong Min membuat Macan Kemayoran memimpin.
''Saya juga bingung apa yang bikin anak-anak seperti itu mentalnya. Dari pertama lawan Persisam, sudah unggul akhirnya imbang. Lawan Sriwijaya FC, sudah unggul kami malah kalah telak, kejadian yang sama juga terjadi saat bertemu PBR, dan sekarang ditahan imbang Gresik United,” ungkap Iwan, saat dihubungi wartawan, Rabu (13/2).
Iwan pun mendeteksi ada yang salah dengan anak-anak asuhnya. Mantan pelatih Persiraja Banda Aceh dan Persikabo Bogor tersebut melihat para pemainnya cenderung takut menyerang, setelah unggul lebih dulu. Fakta-fakta itulah yang dirinya lihat dalam empat pertandingan terakhir, ketika Persija sudah unggul terlebih dahulu.
''Entah kenapa saat kami sudah unggul, pemain terlihat mundur dan cenderung takut menyerang. Para pemain kami seperti memberikan kesempatan kepada para pemain lawan untuk melakukan serangan. Padahal saya selalu berikan instruksi kepada pemain untuk tidak mengendurkan serangan,” papar Iwan.
''Jika masalah mental yang jadi masalah, harus dilihat dulu mental yang mana. Saya merasa bukan mental secara keseluruhan, karena kalau itu terjadi pemain sudah takut saat menginjakkan lapangan. Tapi yang saya lihat adalah, mental untuk mempertahankan keunggulan yang jadi masalah utama di Persija saat ini,” sambungnya.
Jelang bentrok kontra Arema Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Sabtu (16/2), Iwan pun mengaku tidak akan mungkin menurunkan strategi yang sama saat bertemu Laskar Joko Samudro, julukan Gresik United. Karena menurutnya, Arema memiliki kelebihan dalam penguasaan bola.
''Persiapan ke depan, tidak cocok jika melakukan strategi yang sama seperti saat bertemu Gresik United. Bertemu Arema, kecil kemungkinan kami mampu menguasai jalannya pertandingan. Karena Arema sendiri di isi oleh pemain-pemain yang bagus. Saya harus main seperti apapun, RD (Rahmad Darmawan) sudah mengetahuinya,” tutup Iwan.
Mental dalam mempertahankan keunggulan dinilai jadi permasalahan Macan Kemayoran. Persija mengawali laga dengan gemilang lewat dua gol Pedro Javier dan Park Kyeong Min masing-masing pada menit ke-53 dan 55. Tetapi skuad asuhan Iwan Setiawan dipaksa gigit jari, ketika Gresik United mampu menyamakan kedudukan lewat aksi Park Chul Hyung dan Aldo Barreto pada menit ke-68 dan 75'.
Bukan kali ini saja Persija dipaksa tertunduk lesu diakhir laga. Kondisi tidak mengenakkan tersebut sudah terjadi di laga awal Persija mengarungi kompetisi Indonesia Super League musim 2012/2013. Menjamu Persisam Putra Samarinda, (6/1), Persija yang unggul lebih dulu lewat aksi Pedro, dipaksa berbagi angka saat skor akhir berkesudahan, 1-1.
Hal serupa kembali terjadi saat Sriwijaya FC (SFC) menjamu Persija, (2/2). Unggul lebih dulu lewat Rahmat Affandi, Macan Kemayoran malah dipermak Ponaryo Astaman dkk, 1-4. Adapun kejadi ketiga, ketika Pelita Bandung Raya (PBR) yang menjamu Persija, (5/2). Persija dipaksa menyerah, 2-3, ketika Kyeong Min membuat Macan Kemayoran memimpin.
''Saya juga bingung apa yang bikin anak-anak seperti itu mentalnya. Dari pertama lawan Persisam, sudah unggul akhirnya imbang. Lawan Sriwijaya FC, sudah unggul kami malah kalah telak, kejadian yang sama juga terjadi saat bertemu PBR, dan sekarang ditahan imbang Gresik United,” ungkap Iwan, saat dihubungi wartawan, Rabu (13/2).
Iwan pun mendeteksi ada yang salah dengan anak-anak asuhnya. Mantan pelatih Persiraja Banda Aceh dan Persikabo Bogor tersebut melihat para pemainnya cenderung takut menyerang, setelah unggul lebih dulu. Fakta-fakta itulah yang dirinya lihat dalam empat pertandingan terakhir, ketika Persija sudah unggul terlebih dahulu.
''Entah kenapa saat kami sudah unggul, pemain terlihat mundur dan cenderung takut menyerang. Para pemain kami seperti memberikan kesempatan kepada para pemain lawan untuk melakukan serangan. Padahal saya selalu berikan instruksi kepada pemain untuk tidak mengendurkan serangan,” papar Iwan.
''Jika masalah mental yang jadi masalah, harus dilihat dulu mental yang mana. Saya merasa bukan mental secara keseluruhan, karena kalau itu terjadi pemain sudah takut saat menginjakkan lapangan. Tapi yang saya lihat adalah, mental untuk mempertahankan keunggulan yang jadi masalah utama di Persija saat ini,” sambungnya.
Jelang bentrok kontra Arema Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Sabtu (16/2), Iwan pun mengaku tidak akan mungkin menurunkan strategi yang sama saat bertemu Laskar Joko Samudro, julukan Gresik United. Karena menurutnya, Arema memiliki kelebihan dalam penguasaan bola.
''Persiapan ke depan, tidak cocok jika melakukan strategi yang sama seperti saat bertemu Gresik United. Bertemu Arema, kecil kemungkinan kami mampu menguasai jalannya pertandingan. Karena Arema sendiri di isi oleh pemain-pemain yang bagus. Saya harus main seperti apapun, RD (Rahmad Darmawan) sudah mengetahuinya,” tutup Iwan.
(aww)