Dana kembang-kempis, PSMS LPIS nekat jalan terus
A
A
A
Sindonews.com - PSMS Medan versi PT LPIS sempat dihantui bubar lantaran ketiadaan finansial dalam mengarungi kompetisi Divisi Utama. Namun, berbagai pertimbangan membuat tim Ayam Kinantan tetap melanjutkan kiprahnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PSMS Medan versi PT LPIS, Benny Harianto Sihotang, mengaku pesimistis dengan kondisi PSMS saat ini. Menurutnya, tanpa kebersediaan PT LPIS untuk mengucurkan dana begitu juga ketiadaan sponsor membuat klub sepakbola kebanggaan Kota Medan ini sulit berkompetisi.
Namun, pasca rapat pengurus di Kantor perusahaan daerah (PD) Pasar Kota Medan, Senin (18/2) lalu, semua berubah. Isu bakal mundurnya manajer tim, Yohanna Pardede juga tidak benar. Sayang, Benny Sihotang yang berusaha dikonfirmasi terkait hal itu, tidak berhasil ddapatkan keterangannya. ''Nanti saya hubungi balik, maaf saya sedang ada rapat,” ucapnya singkat.
Pengurus sepakat melanjutkan persiapan jelang Divisi Utama lantaran mendapatkan angin segar dari sejumlah pihak. Selain sponsor yang dikabarkan sanggup memberikan dana segar sebesar Rp5 miliar kepada PSMS Medan. Dana Rp1 miliar lagi dikabarkan akan dikucurkan oleh operator liga, PT LPIS.
Dana operasional satu musim PSMS yang diperkirakan mencapai sembilan miliar juga sisanya akan diupayakan manajer Yohanna Pardede.
''Ya, manajer menyatakan akan berupaya mencari empat miliar rupiah sisa dana yang dibutuhkan selama satu musim kompetisi, asal tidak ada pihak lain yang merecoki. Kalau ada yang merecoki, dia mengancam mundur,” beber sumber yang enggak identitasnya disebutkan.
Namun, ketika kabar tersebut berusaha dikonfirmasi kepada Yohanna, informasi gagal diperoleh lantaran telepon seluler miliknya yang dihubungi tidak diangkat. Media Officer PSMS versi LPIS, Harizalm memaparkan, hasil rapat Senin (18/2) lalu menetapkan, kontrak pemain yang dijanjikan dilakukan Sabtu (16/2) lalu batal digelar lantaran menunggu hasil managers meeting yang jadwalnya belum diketahui.
Menunggu managers meeting, pemain diberi dana transportasi dengan besaran, dua hingga tiga juta rupiah. Pengurus dan managemen tidak akan menghalangi pemain jika ada klub yang meminang sepanjang ada komunikasi dengan manajemen tim atau ketua umum,” beber Harizal.
Selain itu, pihak pengurus akan memanggil tiga pemain untuk meminta keterangan terkait dana yang sudah diberikan kepada mereka sebelumny, tetapi tidak sampai sama mereka. ''Kalau memang ada penyelewengan dana, kami akan tahu,” ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PSMS Medan versi PT LPIS, Benny Harianto Sihotang, mengaku pesimistis dengan kondisi PSMS saat ini. Menurutnya, tanpa kebersediaan PT LPIS untuk mengucurkan dana begitu juga ketiadaan sponsor membuat klub sepakbola kebanggaan Kota Medan ini sulit berkompetisi.
Namun, pasca rapat pengurus di Kantor perusahaan daerah (PD) Pasar Kota Medan, Senin (18/2) lalu, semua berubah. Isu bakal mundurnya manajer tim, Yohanna Pardede juga tidak benar. Sayang, Benny Sihotang yang berusaha dikonfirmasi terkait hal itu, tidak berhasil ddapatkan keterangannya. ''Nanti saya hubungi balik, maaf saya sedang ada rapat,” ucapnya singkat.
Pengurus sepakat melanjutkan persiapan jelang Divisi Utama lantaran mendapatkan angin segar dari sejumlah pihak. Selain sponsor yang dikabarkan sanggup memberikan dana segar sebesar Rp5 miliar kepada PSMS Medan. Dana Rp1 miliar lagi dikabarkan akan dikucurkan oleh operator liga, PT LPIS.
Dana operasional satu musim PSMS yang diperkirakan mencapai sembilan miliar juga sisanya akan diupayakan manajer Yohanna Pardede.
''Ya, manajer menyatakan akan berupaya mencari empat miliar rupiah sisa dana yang dibutuhkan selama satu musim kompetisi, asal tidak ada pihak lain yang merecoki. Kalau ada yang merecoki, dia mengancam mundur,” beber sumber yang enggak identitasnya disebutkan.
Namun, ketika kabar tersebut berusaha dikonfirmasi kepada Yohanna, informasi gagal diperoleh lantaran telepon seluler miliknya yang dihubungi tidak diangkat. Media Officer PSMS versi LPIS, Harizalm memaparkan, hasil rapat Senin (18/2) lalu menetapkan, kontrak pemain yang dijanjikan dilakukan Sabtu (16/2) lalu batal digelar lantaran menunggu hasil managers meeting yang jadwalnya belum diketahui.
Menunggu managers meeting, pemain diberi dana transportasi dengan besaran, dua hingga tiga juta rupiah. Pengurus dan managemen tidak akan menghalangi pemain jika ada klub yang meminang sepanjang ada komunikasi dengan manajemen tim atau ketua umum,” beber Harizal.
Selain itu, pihak pengurus akan memanggil tiga pemain untuk meminta keterangan terkait dana yang sudah diberikan kepada mereka sebelumny, tetapi tidak sampai sama mereka. ''Kalau memang ada penyelewengan dana, kami akan tahu,” ucapnya.
(aww)