Patrick-Litvinov pengganti Ndubuisi
A
A
A
Sindonews.com - Hiruk pikuk bursa transfer pemain Persis Solo versi LPIS kian ramai. Dua leguin asing, masing-masing Patrick Kaiyer Sieh dari Liberia dan Sergei Litvinov (Rusia) bakal berebut tempat di posisi stopper. Salah satu dari keduanya akan diplot pemain yang gagal didatangkan Persis LPIS, Michael Ndubuisi. Pemain asal Nigeria ini resmi menjadi milik Perseman Manokwari.
Patrick Kaiyer Sieh sudah tiba di Solo kemarin. Mantan Libero Madiun Putra ini dianggap bisa menjadi pengganti sepadan Ndubuisi mengawal benteng pertahanan. Namun, bukan jaminan bagi Patrick bisa menjadi skuad Laskar Sambernyawa. Dia harus bersaing dengan Sergei Litvinov yang juga kualitasnya bagus. Pemain yang akrab disapa 'Bejo' ini bukan
sosok asing bagi publik Solo karena pernah membela Solo FC di Liga Primer Indonesia.
Manager Persis LPIS Joni Sofyan Erwandi mengatakan, tim kebanggaan publik Solo masih membutuhkan stopper andal. Awalnya, Michael Ndubuisi digadang-gadang menduduki posisi itu. Namun, pemain yang musim lalu membela Persis LPIS memilih angkat koper memilih tim Promosi IPL, Perseman Manokwari.
"Tidak masalah Ndubuisi ke Perseman, karena itu merupakan pilihan dari pemain. Sebagai gantinya ada dua pemain yang berposisi sebagai stopper datang ke Persis LPIS, yakni Patrick dan Litvinov," jelas Joni, Rabu (27/2/2013).
Joni mengatakan, Bejo bersedia ikut seleksi di Persis LPIS setelah Persepar Palangkaraya memutus kontraknya meski sudah dua bulan menjalani laga resmi bersama tim asal Kalimantan Tengah. "Bahkan, agen si pemain bilang kalau Bejo tidak meminta harga khusus, harganya layaknya pemain lokal saja. Yang penting dia bisa bermain di Solo," kata dia.
Di lini depan, Roberto Kwateh memilih tetap ikut menjalani seleksi Persis LPIS meski Persiba Bantul berhasrat menariknya. Kwateh didepak managemen Persiba saat seleksi karena dianggap kalah kelas dibanding striker lain. Managemen Laskar Sultan Agung lebih memilih Marcio Souza. Namun pada akhirnya Persiba dan striker asal Brazil ini gagal bersepakat. Marcio Souza lebih memilih bergabung bersama Perseman Manokwari.
Kwateh mengakui lebih baik membela tim Persis LPIS dari pada berseragam Persiba Bantul meski bermain di kancah tertinggi IPL. "Saya sudah dihubungi Persiba untuk datang lagi. Namun, saya lebih memilih di Solo. Saya terpesona dengan animo Pasoepati," kata eks Persepar
Palangkaraya.
Sedangkan eks Persis LPIS Imam Rochmawan akhirnya menerima tawaran nilai kontrak managemen Persiba. Awalnya, pemain kelahiran Solo 15 Maret 1984 ini menolak pangkas gaji yang diusung Persiba dan memilih mudik ke tim kota kelahirannya. Namun akhirnya gelandang jangkar ini bersedia bergabung dengan Persiba.
Sebagai gantinya, eks Persiba Balikpapan Dwi Djoko Prihatin memilih ikut seleksi di Persis LPIS. Pemain kelahiran Sukoharjo 25 Februari 1982 ini juga sempat diberi pra kontrak di Persiba Bantul. Namun, pemain bertinggi 168 cm menolak pemnagkasan gaji dari Persiba.
Akhirnya memutuskan ikut seleksi pemain di Persis LPIS.
Patrick Kaiyer Sieh sudah tiba di Solo kemarin. Mantan Libero Madiun Putra ini dianggap bisa menjadi pengganti sepadan Ndubuisi mengawal benteng pertahanan. Namun, bukan jaminan bagi Patrick bisa menjadi skuad Laskar Sambernyawa. Dia harus bersaing dengan Sergei Litvinov yang juga kualitasnya bagus. Pemain yang akrab disapa 'Bejo' ini bukan
sosok asing bagi publik Solo karena pernah membela Solo FC di Liga Primer Indonesia.
Manager Persis LPIS Joni Sofyan Erwandi mengatakan, tim kebanggaan publik Solo masih membutuhkan stopper andal. Awalnya, Michael Ndubuisi digadang-gadang menduduki posisi itu. Namun, pemain yang musim lalu membela Persis LPIS memilih angkat koper memilih tim Promosi IPL, Perseman Manokwari.
"Tidak masalah Ndubuisi ke Perseman, karena itu merupakan pilihan dari pemain. Sebagai gantinya ada dua pemain yang berposisi sebagai stopper datang ke Persis LPIS, yakni Patrick dan Litvinov," jelas Joni, Rabu (27/2/2013).
Joni mengatakan, Bejo bersedia ikut seleksi di Persis LPIS setelah Persepar Palangkaraya memutus kontraknya meski sudah dua bulan menjalani laga resmi bersama tim asal Kalimantan Tengah. "Bahkan, agen si pemain bilang kalau Bejo tidak meminta harga khusus, harganya layaknya pemain lokal saja. Yang penting dia bisa bermain di Solo," kata dia.
Di lini depan, Roberto Kwateh memilih tetap ikut menjalani seleksi Persis LPIS meski Persiba Bantul berhasrat menariknya. Kwateh didepak managemen Persiba saat seleksi karena dianggap kalah kelas dibanding striker lain. Managemen Laskar Sultan Agung lebih memilih Marcio Souza. Namun pada akhirnya Persiba dan striker asal Brazil ini gagal bersepakat. Marcio Souza lebih memilih bergabung bersama Perseman Manokwari.
Kwateh mengakui lebih baik membela tim Persis LPIS dari pada berseragam Persiba Bantul meski bermain di kancah tertinggi IPL. "Saya sudah dihubungi Persiba untuk datang lagi. Namun, saya lebih memilih di Solo. Saya terpesona dengan animo Pasoepati," kata eks Persepar
Palangkaraya.
Sedangkan eks Persis LPIS Imam Rochmawan akhirnya menerima tawaran nilai kontrak managemen Persiba. Awalnya, pemain kelahiran Solo 15 Maret 1984 ini menolak pangkas gaji yang diusung Persiba dan memilih mudik ke tim kota kelahirannya. Namun akhirnya gelandang jangkar ini bersedia bergabung dengan Persiba.
Sebagai gantinya, eks Persiba Balikpapan Dwi Djoko Prihatin memilih ikut seleksi di Persis LPIS. Pemain kelahiran Sukoharjo 25 Februari 1982 ini juga sempat diberi pra kontrak di Persiba Bantul. Namun, pemain bertinggi 168 cm menolak pemnagkasan gaji dari Persiba.
Akhirnya memutuskan ikut seleksi pemain di Persis LPIS.
(wbs)