Laga ditunda, Arema rugi Rp200 juta
A
A
A
Sindonews.com - Penundaan big match antara Persib Bandung dan Arema Malang berbuntut kerugian bagi kedua tim. Apalagi, keputusan tersebut dikeluarkan PT Liga Indonesia sebagai penyelenggara Indonesia Super League (ISL) hanya tiga hari menjelang kickoff.
Semula, pertandingan antara Maung Bandung dan Singo Edan akan dilaksanakan di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung. Di kubu Persib, kerugian itu dialami panitia penyelenggara (Panpel) pertandingan.
Sebagai tuan rumah, Panpel Persib sudah menyiapkan berbagai kebutuhan untuk menggelar pertandingan. Termasuk menyewa stadion, izin kepolisian, dan mencetak tiket. Namun, batalnya laga membuat semua persiapan yang juga mengeluarkan dana itu menjadi sia-sia.
''Semua persiapan sudah, mulain perizinan sampai ke kepolisian, termasuk tiket. Seperti biasa ada 27 ribu lembar tiket yang kami cetak, dan rencananya akan mulai disebar hari ini. Tapi karena batal, ya harus bagaimana lagi,” tutur Sekretaris Panpel Pertandingan Persib Budi Bram.
Terkait nominal pasti kerugian yang dialami Panpel, Bram mengaku belum dapat menyebutkannya. Hal itu karena hingga saat ini pihaknya masih melakukan perekapan dana yang sudah keluar. Panpel pun belum memutuskan apakah akan menuntut ganti rugi kepada PT Liga Indonesia karena kejadian ini.
''Kerugian pastinya belum kami hitung. Kami pun tidak tahu apakah kerugian itu akan ditanggung PT LI atau tidak, tapi belum ada rencana untuk meminta. Saya yakin Arema pun mengalami hal yang sama dengan kami, karena ketika pertandingan dibatalkan, posisi mereka sudah ada di Bandara Soekarno-Hatta, bahkan kami pun sudah mengirim jemputan ke Jakarta. Kalau secara logika, memang pantas adanya kompensasi dari penyelenggara liga untuk kedua tim,” ujar Bram.
Hal serupa diungkapkan General Manager Arema Ruddy Widodo. Dia mengaku sangat dirugikan dengan pembatalan laga secara mendadak. Akibatnya, klub idola Aremania itu rugi hingga ratusan juta.
''Kerugian yang kami alami lebih dari Rp 200 juta lah. Itu termasuk tiket pulang pergi, biaya di dua hotel di Bandung, termasuk tiket untuk pulang mendadak ke Malang. Tim sendiri langsung pulang ke Malang menggunakan penerbangan pukul 22.00 WIB hari itu juga (Kamis),” tutur Ruddy.
Meski begitu, dia mengaku mendukung Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, termasuk panggilan tim nasional Indonesia, yang menyebabkan laga itu ditunda. Menurutnya, ini merupakan momentum yang baik untuk kembali menyatukan persepakbolaan Tanah Air dalam satu bendera.
''Secara manajemen dan tim, tentu kami kecewa dengan pembatalan ini. Tapi ini panggilan negara, apalagi dalam rangka menyatukan kekuatan dunia sepakbola Indonesia agar kembali eksis di mata internasional. Karena itu kami harus menerima. Sedangkan untuk hal yang terkait akomodasi dan transportasi, akan kami koordinasikan dengan PT LI. Yang terpenting, demi Indonesia kami harus ikhlas menerima pembatalan ini,” pungkas Ruddy.
Semula, pertandingan antara Maung Bandung dan Singo Edan akan dilaksanakan di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung. Di kubu Persib, kerugian itu dialami panitia penyelenggara (Panpel) pertandingan.
Sebagai tuan rumah, Panpel Persib sudah menyiapkan berbagai kebutuhan untuk menggelar pertandingan. Termasuk menyewa stadion, izin kepolisian, dan mencetak tiket. Namun, batalnya laga membuat semua persiapan yang juga mengeluarkan dana itu menjadi sia-sia.
''Semua persiapan sudah, mulain perizinan sampai ke kepolisian, termasuk tiket. Seperti biasa ada 27 ribu lembar tiket yang kami cetak, dan rencananya akan mulai disebar hari ini. Tapi karena batal, ya harus bagaimana lagi,” tutur Sekretaris Panpel Pertandingan Persib Budi Bram.
Terkait nominal pasti kerugian yang dialami Panpel, Bram mengaku belum dapat menyebutkannya. Hal itu karena hingga saat ini pihaknya masih melakukan perekapan dana yang sudah keluar. Panpel pun belum memutuskan apakah akan menuntut ganti rugi kepada PT Liga Indonesia karena kejadian ini.
''Kerugian pastinya belum kami hitung. Kami pun tidak tahu apakah kerugian itu akan ditanggung PT LI atau tidak, tapi belum ada rencana untuk meminta. Saya yakin Arema pun mengalami hal yang sama dengan kami, karena ketika pertandingan dibatalkan, posisi mereka sudah ada di Bandara Soekarno-Hatta, bahkan kami pun sudah mengirim jemputan ke Jakarta. Kalau secara logika, memang pantas adanya kompensasi dari penyelenggara liga untuk kedua tim,” ujar Bram.
Hal serupa diungkapkan General Manager Arema Ruddy Widodo. Dia mengaku sangat dirugikan dengan pembatalan laga secara mendadak. Akibatnya, klub idola Aremania itu rugi hingga ratusan juta.
''Kerugian yang kami alami lebih dari Rp 200 juta lah. Itu termasuk tiket pulang pergi, biaya di dua hotel di Bandung, termasuk tiket untuk pulang mendadak ke Malang. Tim sendiri langsung pulang ke Malang menggunakan penerbangan pukul 22.00 WIB hari itu juga (Kamis),” tutur Ruddy.
Meski begitu, dia mengaku mendukung Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, termasuk panggilan tim nasional Indonesia, yang menyebabkan laga itu ditunda. Menurutnya, ini merupakan momentum yang baik untuk kembali menyatukan persepakbolaan Tanah Air dalam satu bendera.
''Secara manajemen dan tim, tentu kami kecewa dengan pembatalan ini. Tapi ini panggilan negara, apalagi dalam rangka menyatukan kekuatan dunia sepakbola Indonesia agar kembali eksis di mata internasional. Karena itu kami harus menerima. Sedangkan untuk hal yang terkait akomodasi dan transportasi, akan kami koordinasikan dengan PT LI. Yang terpenting, demi Indonesia kami harus ikhlas menerima pembatalan ini,” pungkas Ruddy.
(aww)