Pertarungan mental goyang Pantura
A
A
A
Sindonews.com —Aspek mental menjadi faktor krusial dalam derby Pantai Utara (Pantura) antara Gresik United (GU) versus Persela Lamongan, 9 April 2013. Kebetulan kedua tim belum menemukan konsistensi permainan dan cenderung labil musim ini, baik laga kandang maupun tandang.
Kurang kokohnya mental klub bertetangga tersebut menjadi salah satu sebab, kendati masih bisa diterjemahkan dengan lemahnya aspek teknis. Baik Persela maupun GU dituntut memiliki mental tebal untuk bisa merengkuh tiga angka pada pertandingan di Stadion Petrokimia nanti.
Pada pertarungan ini GU tetap diunggulkan bakal memetik angka penuh. Tapi tidak sesederhana itu. Bagi Persela, bertanding di Gresik sebenarnya bukan masalah karena setidaknya pernah mencatat kemenangan di luar kandang musim ini. Tim asuhan Didik Ludiyanto pernah meraih tiga angka kala menyambangi markas Persija Jakarta.
Itu berarti tim berjuluk Laskar Joko Tingkir bukan jago kandang. Sedangkan GU sendiri belakangan justru terlalu mudah terpelset di kandang sendiri. Tiga pertandingan sebelumnya Laskar Joko Samudro rontok di tangan Arema Cronous, Sriwijaya FC dan Mitra Kukar.
“Aspek mental dan kepercayaan diri sangat penting dalam pertandingan nanti. Apalagi kabarnya supporter Persela tidak boleh datang ke Gresik. Dari aspek teknik mungkin kekuatan GU dan Persela berimbang, jadi siapa yang paling siap secara mental tentunya lebih berpeluang menang,” ucap Didik Ludiyanto, Jumat (5/4).
Dirinya tidak khawatir walau GU telah menunjuk Widodo C Putro sebagai arsitek anyar. Menurutnya Widodo tetap akan membutuhkan adaptasi untuk membenahi tim dan kemungkinan kekuatan GU tidak akan berubah secara drastis saat menjamu Persela tengah pekan depan.
Kabar yang menyebut manajemen GU merangsang tim dengan bonus puluhan juta jika menang lawan Persela, juga tak membuat Didik keder. “Tentunya semua tim mendapat bonus kalau memenangi pertandingan. Saya kira itu wajar dan bukan sesuatu yang harus ditakuti,” tambahnya.
Aspek taknis yang kini tengah digarap Didik adalah soliditas pertahanan yang belakangan agak 'galau'. Han Sang Min belum menjadi tandem ideal bagi Roman Golian dan sering kecolongan. Pemain yang kala membela Persema Malang berposisi gelandang ini menjadi titik lemah serius di benteng Laskar Joko Tingkir.
“Kami sering lepas konsentrasi di pertahanan. Saya terus mencari komposisi terbaik untuk pertandingan lawan GU. Masih ada kemungkinan komposisi di lini belakang ada perubahan lagi,” jelas Didik. Untuk menggantyi Han Sang Min, sebenarnya ada centre back Djayusman Triasdi. Namun pemain ini jarang diturunkan.
Sedangkan dua full back justru paling sering mengalami perubahan. Di sektor kanan ada Arifki Eka Putra dan Gilang Angga, sedangkan rusuk kiri bergantian ditempati Syaiful lewenusa dan Dedi Indra. Nyatanya, setelah beberapa kali diutak-atik, pertahanan masih sering kebobolan.
Defisit gol sejauh ini bisa menjadi gambaran. Persela sudah kebobolan 20 kali dan baru memasukkan 19 kali. Artinya belum ada keseimbangan positif karena idealnya sebuah tim kompetitif jumlah memasukkan paling tidak dua kali lebih banyak dibanding jumlah kemasukan. Sangat wajar jika Persela masih nyantol di papan tengah ISL.
Kurang kokohnya mental klub bertetangga tersebut menjadi salah satu sebab, kendati masih bisa diterjemahkan dengan lemahnya aspek teknis. Baik Persela maupun GU dituntut memiliki mental tebal untuk bisa merengkuh tiga angka pada pertandingan di Stadion Petrokimia nanti.
Pada pertarungan ini GU tetap diunggulkan bakal memetik angka penuh. Tapi tidak sesederhana itu. Bagi Persela, bertanding di Gresik sebenarnya bukan masalah karena setidaknya pernah mencatat kemenangan di luar kandang musim ini. Tim asuhan Didik Ludiyanto pernah meraih tiga angka kala menyambangi markas Persija Jakarta.
Itu berarti tim berjuluk Laskar Joko Tingkir bukan jago kandang. Sedangkan GU sendiri belakangan justru terlalu mudah terpelset di kandang sendiri. Tiga pertandingan sebelumnya Laskar Joko Samudro rontok di tangan Arema Cronous, Sriwijaya FC dan Mitra Kukar.
“Aspek mental dan kepercayaan diri sangat penting dalam pertandingan nanti. Apalagi kabarnya supporter Persela tidak boleh datang ke Gresik. Dari aspek teknik mungkin kekuatan GU dan Persela berimbang, jadi siapa yang paling siap secara mental tentunya lebih berpeluang menang,” ucap Didik Ludiyanto, Jumat (5/4).
Dirinya tidak khawatir walau GU telah menunjuk Widodo C Putro sebagai arsitek anyar. Menurutnya Widodo tetap akan membutuhkan adaptasi untuk membenahi tim dan kemungkinan kekuatan GU tidak akan berubah secara drastis saat menjamu Persela tengah pekan depan.
Kabar yang menyebut manajemen GU merangsang tim dengan bonus puluhan juta jika menang lawan Persela, juga tak membuat Didik keder. “Tentunya semua tim mendapat bonus kalau memenangi pertandingan. Saya kira itu wajar dan bukan sesuatu yang harus ditakuti,” tambahnya.
Aspek taknis yang kini tengah digarap Didik adalah soliditas pertahanan yang belakangan agak 'galau'. Han Sang Min belum menjadi tandem ideal bagi Roman Golian dan sering kecolongan. Pemain yang kala membela Persema Malang berposisi gelandang ini menjadi titik lemah serius di benteng Laskar Joko Tingkir.
“Kami sering lepas konsentrasi di pertahanan. Saya terus mencari komposisi terbaik untuk pertandingan lawan GU. Masih ada kemungkinan komposisi di lini belakang ada perubahan lagi,” jelas Didik. Untuk menggantyi Han Sang Min, sebenarnya ada centre back Djayusman Triasdi. Namun pemain ini jarang diturunkan.
Sedangkan dua full back justru paling sering mengalami perubahan. Di sektor kanan ada Arifki Eka Putra dan Gilang Angga, sedangkan rusuk kiri bergantian ditempati Syaiful lewenusa dan Dedi Indra. Nyatanya, setelah beberapa kali diutak-atik, pertahanan masih sering kebobolan.
Defisit gol sejauh ini bisa menjadi gambaran. Persela sudah kebobolan 20 kali dan baru memasukkan 19 kali. Artinya belum ada keseimbangan positif karena idealnya sebuah tim kompetitif jumlah memasukkan paling tidak dua kali lebih banyak dibanding jumlah kemasukan. Sangat wajar jika Persela masih nyantol di papan tengah ISL.
(wbs)