CLS Knights sapu bersih seri Bali
A
A
A
Sindonews.com - CLS Knights Surabaya berhasil menyapu bersih semua laga mereka dalam Speedy NBL Indonesia 2012-2013 Seri V Bali. Dalam laga terakhir mereka di GOR Purna Krida Kerobokan, Badung, Minggu (7/4).
Tim asal Kota Pahlawan itu seharusnya mampu menang mudah, malah mendapat kejutan kecil. NSH GMC Riau menolak tunduk dan memberikan perlawanan yang seimbang. CLS Knights baru mampu sedikit bernafas lega di detik-detik akhir. NSH GMC sudah tak punya waktu lagi untuk mengejar. CLS Knights menang 78-71.
Max Yanto semakin tajam. Kesimpulan ini bukanlah sebuah kesimpulan yang tiba-tiba. Dalam beberapa laga terakhir, Max Yanto memang semakin sulit dihentikan ketika berada di bawah ring lawan. Hal ini kembali berulang saat melawan CLS Knights.
Bermain selama delapan menit, Max Yanto adalah masalah besar bagi pertahanan CLS Knights yang digalang bergantian oleh Herman, Dian Heriyadi, dan Riki Somantri. Max mampu mencetak enam angka di kuarter pertama dan membawa NSH GMC unggul sementara 19-13.
Selain dominan saat menyerang, keberadaan Max Yanto yang lebih banyak bercokol di bawah ring ketika bertahan pun menyulitkan para bigman CLS Knights. Sayangnya, Max Yanto tidak mampu mengejar tembakan yang dilepaskan dengan jarak yang sedikit jauh darinya. Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh Herman maupun Riki. Sementara dari luar, Jeffry mengancam dengan tembakan-tembakan tiga angka. CLS Knights mampu mengambil alih keunggulan walau tipis, 35-34.
Jeffry semakin ganas di kuarter ketiga. Jeffry memasukkan tiga dari empat tembakan tiga angkanya di kuarter ini. Selain Jeffry, kinerja luar biasa juga diberikan oleh Rachmad Febri Utomo yang mengandalkan penetrasi-penetrasi cepat. CLS Knights perlahan mulai mengklaim keunggulan dan memperlebar keunggulan menjadi 60-54.
CLS Knights yang sepertinya sudah di atas angin, ternyata masih berada di zona berbahaya. Tembakan-tembakan Yunus Effendi dan Juliano Gandhi masih tetap akurat dan mengancam. Max Yanto pun masih menyisakan sedikit dominasi saat menyerang.
Menghadapi situasi ini, CLS Knights tidak mengandalkan performa satu pemain tertentu. Permainan lebih merata. Namun harus diakui bahwa Tony Agus menjadi penyelamat dengan memasukkan poin-poin yang selalu membuat usaha NSH GMC seperti sia-sia. Tony sendiri akhirnya mencetak total 11 angka. Delapan di antaranya di kuarter terakhir.
Koordinasi serangan yang buruk mematikan perlawanan NSH GMC. Max Yanto sulit mendapat bola dan harus puas dengan total raihan 18 poin, terbanyak di NSH GMC. Pada kubu CLS Knights, Herman dan Jeffry terbanyak dengan masing-masing 15 poin
Tim asal Kota Pahlawan itu seharusnya mampu menang mudah, malah mendapat kejutan kecil. NSH GMC Riau menolak tunduk dan memberikan perlawanan yang seimbang. CLS Knights baru mampu sedikit bernafas lega di detik-detik akhir. NSH GMC sudah tak punya waktu lagi untuk mengejar. CLS Knights menang 78-71.
Max Yanto semakin tajam. Kesimpulan ini bukanlah sebuah kesimpulan yang tiba-tiba. Dalam beberapa laga terakhir, Max Yanto memang semakin sulit dihentikan ketika berada di bawah ring lawan. Hal ini kembali berulang saat melawan CLS Knights.
Bermain selama delapan menit, Max Yanto adalah masalah besar bagi pertahanan CLS Knights yang digalang bergantian oleh Herman, Dian Heriyadi, dan Riki Somantri. Max mampu mencetak enam angka di kuarter pertama dan membawa NSH GMC unggul sementara 19-13.
Selain dominan saat menyerang, keberadaan Max Yanto yang lebih banyak bercokol di bawah ring ketika bertahan pun menyulitkan para bigman CLS Knights. Sayangnya, Max Yanto tidak mampu mengejar tembakan yang dilepaskan dengan jarak yang sedikit jauh darinya. Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh Herman maupun Riki. Sementara dari luar, Jeffry mengancam dengan tembakan-tembakan tiga angka. CLS Knights mampu mengambil alih keunggulan walau tipis, 35-34.
Jeffry semakin ganas di kuarter ketiga. Jeffry memasukkan tiga dari empat tembakan tiga angkanya di kuarter ini. Selain Jeffry, kinerja luar biasa juga diberikan oleh Rachmad Febri Utomo yang mengandalkan penetrasi-penetrasi cepat. CLS Knights perlahan mulai mengklaim keunggulan dan memperlebar keunggulan menjadi 60-54.
CLS Knights yang sepertinya sudah di atas angin, ternyata masih berada di zona berbahaya. Tembakan-tembakan Yunus Effendi dan Juliano Gandhi masih tetap akurat dan mengancam. Max Yanto pun masih menyisakan sedikit dominasi saat menyerang.
Menghadapi situasi ini, CLS Knights tidak mengandalkan performa satu pemain tertentu. Permainan lebih merata. Namun harus diakui bahwa Tony Agus menjadi penyelamat dengan memasukkan poin-poin yang selalu membuat usaha NSH GMC seperti sia-sia. Tony sendiri akhirnya mencetak total 11 angka. Delapan di antaranya di kuarter terakhir.
Koordinasi serangan yang buruk mematikan perlawanan NSH GMC. Max Yanto sulit mendapat bola dan harus puas dengan total raihan 18 poin, terbanyak di NSH GMC. Pada kubu CLS Knights, Herman dan Jeffry terbanyak dengan masing-masing 15 poin
(dka)