IPW minta Bonek tahan diri
A
A
A
Sindonews.com - Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane meminta suporter Bonek untuk bisa menahan diri terkait penganiayaan yang melukai korlap mereka Andi Peci, Senin (14/4) kemarin.
Meski begitu, Neta meminta agar pihak kepolisian setempat bisa mengungkap insiden di balik penganiyaan tersebut. Apakah kasus ini melibatkan salah satu pengurus PSSI atau tidak. "Polresta Surabaya harus mengungkap kasus ini. Apakah melibatkan elit PSSI atau tidak. Sebab kasus ini bermula dari aksi protes kepada PSSI yang terjadi beberapa hari lalu," jelas Neta dalam rilisnya yang diterima Sindonews.com, Kamis (18/4/2013).
"Polresta Surabaya dan Polda Jawa Timur harus segera menangkap para pelaku pengeroyokan dan memeriksanya dengan intensif. Kemudian membawa semua orang yang terlibat ke dalam pengadilan. Sikap tegas polisi ini diperlukan agar dunia sepakbola Indonesia tidak dikotori aksi-aksi premanisme," tambahnya.
Ia menambahkan, jika sikap tegas ini tidak dilakukan dengan segara maka dikhawatirkan Bonek akan membuat suasana ini semakin panas. Menurutnya, selama ini bonek selalu menunjukkan sikap solideritas yang tinggi dan semangat yang luar biasa. Jadi polisi harus dapat mengambil sikap untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
"Sikap-sikap ini harus diantisipasi polisi agar jangan sampai para Bonek marah dan mengamuk serta menyerang kantor polisi yang dianggap tidak becus menangani kasus kriminal yg dialami pimpinan mereka," pungkasnya.
Seperti diketahui, Insiden berdarah tersebut terjadi ketika Peci dan rekan yang lainnya menggelar aksi demonstrasi di Balai Kota Surabaya, Senin kemarin. Dalam aksinya itu, mereka (bonek) mengacam keputusan PSSI yang melarang Persebaya IPL ikut dalam unifikasi liga musim depan. Selain itu juga meminta Walikota Surabaya melarang Persebaya DU bertanding di Surabaya.
Aski bonek ini dipicu hasil KLB PSSI yang tidak mengakui Persebaya IPL sebagai anggota PSSI. Justru Persebaya Divisi Utama dianggap tim asli secara hukum, meski fakta di lapangan, bonek lebih banyak mendukung Persebaya IPL daripada Persebaya DU.
Meski begitu, Neta meminta agar pihak kepolisian setempat bisa mengungkap insiden di balik penganiyaan tersebut. Apakah kasus ini melibatkan salah satu pengurus PSSI atau tidak. "Polresta Surabaya harus mengungkap kasus ini. Apakah melibatkan elit PSSI atau tidak. Sebab kasus ini bermula dari aksi protes kepada PSSI yang terjadi beberapa hari lalu," jelas Neta dalam rilisnya yang diterima Sindonews.com, Kamis (18/4/2013).
"Polresta Surabaya dan Polda Jawa Timur harus segera menangkap para pelaku pengeroyokan dan memeriksanya dengan intensif. Kemudian membawa semua orang yang terlibat ke dalam pengadilan. Sikap tegas polisi ini diperlukan agar dunia sepakbola Indonesia tidak dikotori aksi-aksi premanisme," tambahnya.
Ia menambahkan, jika sikap tegas ini tidak dilakukan dengan segara maka dikhawatirkan Bonek akan membuat suasana ini semakin panas. Menurutnya, selama ini bonek selalu menunjukkan sikap solideritas yang tinggi dan semangat yang luar biasa. Jadi polisi harus dapat mengambil sikap untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
"Sikap-sikap ini harus diantisipasi polisi agar jangan sampai para Bonek marah dan mengamuk serta menyerang kantor polisi yang dianggap tidak becus menangani kasus kriminal yg dialami pimpinan mereka," pungkasnya.
Seperti diketahui, Insiden berdarah tersebut terjadi ketika Peci dan rekan yang lainnya menggelar aksi demonstrasi di Balai Kota Surabaya, Senin kemarin. Dalam aksinya itu, mereka (bonek) mengacam keputusan PSSI yang melarang Persebaya IPL ikut dalam unifikasi liga musim depan. Selain itu juga meminta Walikota Surabaya melarang Persebaya DU bertanding di Surabaya.
Aski bonek ini dipicu hasil KLB PSSI yang tidak mengakui Persebaya IPL sebagai anggota PSSI. Justru Persebaya Divisi Utama dianggap tim asli secara hukum, meski fakta di lapangan, bonek lebih banyak mendukung Persebaya IPL daripada Persebaya DU.
(wir)