Kasus Boston tak bikin Brasil khawatir
A
A
A
Sindonews.com - Serangan teroris saat lomba maraton Boston di Amerika Serikat (AS) tidak membuat pemerintah Brasil cemas. Mereka tetap menjamin keamanan saat diselenggarakannya Piala Konfederasi 2013 dan Piala Dunia 2014.
Dunia dihebohkan setelah dua bom meledak ketika berlangsungnya balapan lari, Senin (15/4). Insiden yang terjadi di sekitar garis finis itu menyebabkan tiga korban jiwa dan lebih dari 170 orang yang terdiri atas penonton dan peserta terluka, di antaranya ada yang kehilangan anggota tubuh karena harus diamputasi.
Peristiwa ini dipastikan serangan teroris setelah tim investigasi menganalisa semua bukti, terutama fotofoto terbaru yang dikirimkan para saksi mata yang ada di sekitar lokasi. Disebutkan dalam foto tersebut terlihat adanya paket atau benda mencurigakan di sekitar garis finis yang diduga sebagai sumber ledakan. Insiden ini menimbulkan keresahan publik. Sebab, eventolahraga besar sudah menjadi target aksi terorisme.
Piala Konfederasi 2013 dan Piala Dunia 2014 bisa merasakan dampak buruknya. Bukan tidak mungkin dua ajang itu akan sepi pengunjung karena khawatir soal keamanan. Itu bisa dimaklumi. Pasalnya, bukan kali ini saja perhelatan olahraga diganggu teroris atau organisasi bawah tanah.
Contohnya saja meledaknya bom saat Olimpiade Atlanta 1996 yang menewaskan dua orang. Atau ledakan bom mobil di sekitar Santiago Bernabeu, beberapa jam sebelum Real Madrid menjamu Barcelona di semifinal Liga Champions, 1 Mei 2002. Namun, keresahan itu ditepis Pemerintah Brasil. Mereka menjamin keselamatan para pengunjung selama Piala Konfederasi 2013 dan Piala Dunia 2014 berlangsung.
Jaminan serupa diberikan FIFA. Organisasi yang dipimpin Sepp Blatter itu mengklaim akan memperketat keamanan untuk dua kejuaraan sepak bola tersebut. ”Seperti yang Anda bayangkan setelah apa yang terjadi di Boston. Keamanan saat Piala Dunia 2014 akan ditambah dan diperkuat. Kami akan berusaha semaksimal mungkin memastikan keamanan mulai dari pantai, bandara sampai stadion,” tutur Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valcke, dilansir BBC.
Valcke membeberkan, FIFA akan menggandeng semua instansi internasional, baik itu agen secret service, kepolisian, militer dan Interpol. FIFA juga akan bekerja sama dengan divisi keamanan dari 32 negara yang mengikuti Piala Dunia 2014. Lalu, menyusun sistem keamanan yang mengadopsi Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Apa yang dilakukan FIFA hampir sama seperti Brasil. Menteri Luar Negeri Brasil Antonio Patriota mengklaim pihaknya sudah merancang blueprintsoal keamanan untuk Piala Konfederasi 2013 dan Piala Dunia 2014. Mereka mengaku telah memperhitungkan segala sesuatunya agar dua perhelatan itu berlangsung aman.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah terus mengikuti perkembangan penyelidikan mengenai bom Boston. Brasil akan berbagi informasi dengan tim investigasi untuk mengetahui apakah ada kemungkinan Piala Konfederasi 2013 dan Piala Dunia 2014 jadi sasaran teroris.
”Kami sangat yakin akan ada tindakan untuk menjamin keamanan dan keselamatan event tersebut. Saat ini kami masih menunggu kesimpulan dari hasil penyelidikan dua ledakan di Boston,” ungkap Patriota.
Brasil memang harus bergerak cepat untuk meredakan keresahan masyarakat. Pasalnya, Piala Konfederasi akan berlangsung 15 Juni mendatang, sedangkan Piala Dunia 2014 tinggal berjarak sekitar 14 bulan lagi.
Dunia dihebohkan setelah dua bom meledak ketika berlangsungnya balapan lari, Senin (15/4). Insiden yang terjadi di sekitar garis finis itu menyebabkan tiga korban jiwa dan lebih dari 170 orang yang terdiri atas penonton dan peserta terluka, di antaranya ada yang kehilangan anggota tubuh karena harus diamputasi.
Peristiwa ini dipastikan serangan teroris setelah tim investigasi menganalisa semua bukti, terutama fotofoto terbaru yang dikirimkan para saksi mata yang ada di sekitar lokasi. Disebutkan dalam foto tersebut terlihat adanya paket atau benda mencurigakan di sekitar garis finis yang diduga sebagai sumber ledakan. Insiden ini menimbulkan keresahan publik. Sebab, eventolahraga besar sudah menjadi target aksi terorisme.
Piala Konfederasi 2013 dan Piala Dunia 2014 bisa merasakan dampak buruknya. Bukan tidak mungkin dua ajang itu akan sepi pengunjung karena khawatir soal keamanan. Itu bisa dimaklumi. Pasalnya, bukan kali ini saja perhelatan olahraga diganggu teroris atau organisasi bawah tanah.
Contohnya saja meledaknya bom saat Olimpiade Atlanta 1996 yang menewaskan dua orang. Atau ledakan bom mobil di sekitar Santiago Bernabeu, beberapa jam sebelum Real Madrid menjamu Barcelona di semifinal Liga Champions, 1 Mei 2002. Namun, keresahan itu ditepis Pemerintah Brasil. Mereka menjamin keselamatan para pengunjung selama Piala Konfederasi 2013 dan Piala Dunia 2014 berlangsung.
Jaminan serupa diberikan FIFA. Organisasi yang dipimpin Sepp Blatter itu mengklaim akan memperketat keamanan untuk dua kejuaraan sepak bola tersebut. ”Seperti yang Anda bayangkan setelah apa yang terjadi di Boston. Keamanan saat Piala Dunia 2014 akan ditambah dan diperkuat. Kami akan berusaha semaksimal mungkin memastikan keamanan mulai dari pantai, bandara sampai stadion,” tutur Sekretaris Jenderal FIFA Jerome Valcke, dilansir BBC.
Valcke membeberkan, FIFA akan menggandeng semua instansi internasional, baik itu agen secret service, kepolisian, militer dan Interpol. FIFA juga akan bekerja sama dengan divisi keamanan dari 32 negara yang mengikuti Piala Dunia 2014. Lalu, menyusun sistem keamanan yang mengadopsi Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Apa yang dilakukan FIFA hampir sama seperti Brasil. Menteri Luar Negeri Brasil Antonio Patriota mengklaim pihaknya sudah merancang blueprintsoal keamanan untuk Piala Konfederasi 2013 dan Piala Dunia 2014. Mereka mengaku telah memperhitungkan segala sesuatunya agar dua perhelatan itu berlangsung aman.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah terus mengikuti perkembangan penyelidikan mengenai bom Boston. Brasil akan berbagi informasi dengan tim investigasi untuk mengetahui apakah ada kemungkinan Piala Konfederasi 2013 dan Piala Dunia 2014 jadi sasaran teroris.
”Kami sangat yakin akan ada tindakan untuk menjamin keamanan dan keselamatan event tersebut. Saat ini kami masih menunggu kesimpulan dari hasil penyelidikan dua ledakan di Boston,” ungkap Patriota.
Brasil memang harus bergerak cepat untuk meredakan keresahan masyarakat. Pasalnya, Piala Konfederasi akan berlangsung 15 Juni mendatang, sedangkan Piala Dunia 2014 tinggal berjarak sekitar 14 bulan lagi.
(wir)