NSH GMC akhiri musim reguler dengan manis
A
A
A
Sindonews.com - Laga ketat tidak terhindarkan ketika dua tim posisi terbawah saling bentrok pada seri terakhir musim reguler Speedy NBL Indonesia 2012-2013. NSH GMC Riau melakoni laga terakhirnya pada Seri VI menghadapi Tonga BSC Jakarta di DBL Arena Surabaya, Sabtu (27/4).
Meskipun sama-sama gagal lolos ke babak Championship Series, kedua tim tetap ngotot meraih kemenangan. Keunggulan NSH GMC dalam mengeksekusi bola-bola di paint area memberi dampak besar. NSH GMC menang tipis 69-63. Lebih dari setengah poin NSH GMC dikeruk dari paint area.
Performa shooting guard Tonga BSC, Haritsa Herlusdityo berhadapan langsung dengan guard NSH GMC, Reza Wongkar. Kedua pemain bermain maksimal. Tujuh poin dari Reza membawa NSH GMC unggul 14-12 di kuarter pertama. Haritsa memasukkan enam poin.
Akurasi kedua tim relatif sama baiknya. Namun Tonga BSC yang biasanya bermain cepat, kali ini kalah agresif daripada para pemain NSH GMC. Reza semakin berjaya dan telah mencetak 19 poin di akhir kuarter ketiga. NSH GMC memperlebar jarak menjadi 56-45.
Total 19 poin dari Haritsa tidak berhasil menyelamatkan Tonga BSC. Reza yang akhirnya mencetak poin terbanyak dengan 22 poin berhasil menjaga stabilitas timnya. Thedi Tirtahadi memberi kontribusi yang juga signifikan dengan raihan 15 poin.
Hasil ini tidak mengubah status kedua tim yang gagal lolos ke Championship Series. Namun, bagi NSH GMC kemenangan itu berarti menyelamatkan mereka dari posisi juru kunci. NSH GMC menutup musim reguler dengan koleksi 36 poin, hasil dari 3 kali menang dan 30 kekalahan.
Manajemen mematok target finis di urutan ke-9. Kami gagal memenuhi target itu. Tapi dari performa permainan tim dan pemain, ada improve yang menggembirakan,” ujar head coach NSH GMC, Tri Adnyanaadi Lokatanaya
Pemain yang menurut Tri Adnyanaadi paling menonjol sepanjang musim ini adalah Max Yanto. Center paling tinggi di NBL Indonesia itu kini menjadi senjata andalan NSH GMC.
”Dia (Max Yanto) harusnya bisa lebih maksimal lagi. Sayang, sejauh ini dia kurang mendapat support dan back-up yang memadai. Tim kami sangat butuh tambahan pemain lagi, terutama pada posisi forward dan point guard,” tambahnya.
Meskipun sama-sama gagal lolos ke babak Championship Series, kedua tim tetap ngotot meraih kemenangan. Keunggulan NSH GMC dalam mengeksekusi bola-bola di paint area memberi dampak besar. NSH GMC menang tipis 69-63. Lebih dari setengah poin NSH GMC dikeruk dari paint area.
Performa shooting guard Tonga BSC, Haritsa Herlusdityo berhadapan langsung dengan guard NSH GMC, Reza Wongkar. Kedua pemain bermain maksimal. Tujuh poin dari Reza membawa NSH GMC unggul 14-12 di kuarter pertama. Haritsa memasukkan enam poin.
Akurasi kedua tim relatif sama baiknya. Namun Tonga BSC yang biasanya bermain cepat, kali ini kalah agresif daripada para pemain NSH GMC. Reza semakin berjaya dan telah mencetak 19 poin di akhir kuarter ketiga. NSH GMC memperlebar jarak menjadi 56-45.
Total 19 poin dari Haritsa tidak berhasil menyelamatkan Tonga BSC. Reza yang akhirnya mencetak poin terbanyak dengan 22 poin berhasil menjaga stabilitas timnya. Thedi Tirtahadi memberi kontribusi yang juga signifikan dengan raihan 15 poin.
Hasil ini tidak mengubah status kedua tim yang gagal lolos ke Championship Series. Namun, bagi NSH GMC kemenangan itu berarti menyelamatkan mereka dari posisi juru kunci. NSH GMC menutup musim reguler dengan koleksi 36 poin, hasil dari 3 kali menang dan 30 kekalahan.
Manajemen mematok target finis di urutan ke-9. Kami gagal memenuhi target itu. Tapi dari performa permainan tim dan pemain, ada improve yang menggembirakan,” ujar head coach NSH GMC, Tri Adnyanaadi Lokatanaya
Pemain yang menurut Tri Adnyanaadi paling menonjol sepanjang musim ini adalah Max Yanto. Center paling tinggi di NBL Indonesia itu kini menjadi senjata andalan NSH GMC.
”Dia (Max Yanto) harusnya bisa lebih maksimal lagi. Sayang, sejauh ini dia kurang mendapat support dan back-up yang memadai. Tim kami sangat butuh tambahan pemain lagi, terutama pada posisi forward dan point guard,” tambahnya.
(dka)