Persela tak rewel
A
A
A
Sindonews.com —Persela Lamongan pulang ke Lamongan sedikit kurang bergairah setelah tertahan 2-2 Pelita Bandung Raya (PBR), Sabtu (8/6) malam di Stadion Si Jalak Harupat. Persela malah sebenarnya pantas kecewa jika melihat proses gol kedua Gaston Castano yang sedikit berbau kontroversi.
Sebelum gol terjadi, dua pemain tergeletak di lapangan tapi wasit memutuskan permainan terus berlanjut hingga terciptanya gol di menit 86. Pemain Persela sempat melakukan protes terhadap keputusan itu tapi gol tetap disahkan dan Persela harus puas mendapat satu angka di Bandung.
Kendati pantas kecewa, kubu Laskar Joko Tingkir tidak rewel atau mengeluhkan sang pengadil, namun lebih pilih berpikir positif dan mensyukuri hasil tersebut. Pelatih Caretaker Persela Didik Ludiyanto enggan mengkritisi proses gol kedua PBR yang membuyarkan kans membawa pulang tiga angka.
“Saya tidak tertarik mengomentari proses gol karena tak akan mengubah situasi. Biarlah publik yang menilai. Yang pasti satu poin harus disyukuri dan konsentrasi ke pertandingan selanjutnya. Saya mengapresiasi perjuangan pemain yang telah bekerja keras di lapangan,” tutur Didik, Minggu (9/10).
Dia memuji determinasi pemainnya yang bisa bangkit walau tertinggal lebih dulu lewat gol Gaston Castano. Dwi gol Fandi Eko Utomo membuat tim biru laut balik memimpin sebelum akhirnya keunggulan dibuyarkan kembali oleh Gaston. Di sini Didik melihat ada spirit yang pantas diacungi jempol.
Fandi Eko Utomo yang sebenarnya berstatus menjadi pemain pengganti karena Jimmy Suparno absen, malah menjadi penentu poin di Bandung. “Kami malah sebenarnya bisa menang karena ada peluang yang berpotensi gol. Jadi perjuangan tim sudah maksimal dan sesuai harapan,” lanjut Didik.
Peluang yang dimaksud adalah kesempatan Samsul Arif di babak kedua ketika tendangan kerasnya dari jarak dekat membentur mistar gawang PBR. Itu merupakan peluang terbaik Samsu Arif selama pertandingan sebelum akhirnya dia ditarik keluar dan diganti Fajar Handika.
Ditariknya Samsul dan diganti seorang gelandang sebenarnya sebuah taktik untuk mengamankan keunggulan. Sayang ketika pertandingan tinggal beberapa menit Persela kecolongan gol Gaston Castano. Hasil ini menurut Didik sudah cukup menjadi modal dua pertandingan home di Stadion Surajaya.
Persela bakal menghadapi PSPS Pekanbaru dan Persija Jakarta di pertandingan berikutnya. Berstatus tuan rumah, Laskar Joko Tingkir dibebani target memenangi pertandingan karena kekuatan PSPS dan Persija tidaklah lebih baik dibanding Gustavo Lopez dkk.
“Saya targetkan enam poin di dua pertandingan home nanti. Itu bukan target yang muluk karena kami akan bermain di kandang. Persija mulai bangkit, PSPS juga tak bisa diremehkan. Semoga nanti tim bisa turun dengan komposisi terbaik,” tandas mantan pelatih Persela U-21 ini.(
Sebelum gol terjadi, dua pemain tergeletak di lapangan tapi wasit memutuskan permainan terus berlanjut hingga terciptanya gol di menit 86. Pemain Persela sempat melakukan protes terhadap keputusan itu tapi gol tetap disahkan dan Persela harus puas mendapat satu angka di Bandung.
Kendati pantas kecewa, kubu Laskar Joko Tingkir tidak rewel atau mengeluhkan sang pengadil, namun lebih pilih berpikir positif dan mensyukuri hasil tersebut. Pelatih Caretaker Persela Didik Ludiyanto enggan mengkritisi proses gol kedua PBR yang membuyarkan kans membawa pulang tiga angka.
“Saya tidak tertarik mengomentari proses gol karena tak akan mengubah situasi. Biarlah publik yang menilai. Yang pasti satu poin harus disyukuri dan konsentrasi ke pertandingan selanjutnya. Saya mengapresiasi perjuangan pemain yang telah bekerja keras di lapangan,” tutur Didik, Minggu (9/10).
Dia memuji determinasi pemainnya yang bisa bangkit walau tertinggal lebih dulu lewat gol Gaston Castano. Dwi gol Fandi Eko Utomo membuat tim biru laut balik memimpin sebelum akhirnya keunggulan dibuyarkan kembali oleh Gaston. Di sini Didik melihat ada spirit yang pantas diacungi jempol.
Fandi Eko Utomo yang sebenarnya berstatus menjadi pemain pengganti karena Jimmy Suparno absen, malah menjadi penentu poin di Bandung. “Kami malah sebenarnya bisa menang karena ada peluang yang berpotensi gol. Jadi perjuangan tim sudah maksimal dan sesuai harapan,” lanjut Didik.
Peluang yang dimaksud adalah kesempatan Samsul Arif di babak kedua ketika tendangan kerasnya dari jarak dekat membentur mistar gawang PBR. Itu merupakan peluang terbaik Samsu Arif selama pertandingan sebelum akhirnya dia ditarik keluar dan diganti Fajar Handika.
Ditariknya Samsul dan diganti seorang gelandang sebenarnya sebuah taktik untuk mengamankan keunggulan. Sayang ketika pertandingan tinggal beberapa menit Persela kecolongan gol Gaston Castano. Hasil ini menurut Didik sudah cukup menjadi modal dua pertandingan home di Stadion Surajaya.
Persela bakal menghadapi PSPS Pekanbaru dan Persija Jakarta di pertandingan berikutnya. Berstatus tuan rumah, Laskar Joko Tingkir dibebani target memenangi pertandingan karena kekuatan PSPS dan Persija tidaklah lebih baik dibanding Gustavo Lopez dkk.
“Saya targetkan enam poin di dua pertandingan home nanti. Itu bukan target yang muluk karena kami akan bermain di kandang. Persija mulai bangkit, PSPS juga tak bisa diremehkan. Semoga nanti tim bisa turun dengan komposisi terbaik,” tandas mantan pelatih Persela U-21 ini.(
(wbs)