Ini alasan Petar mundur dari PSM Makassar
A
A
A
Sindonews.com - Badai persoalan terus saja menghantam skuad PSM Makassar. Kali ini, para penggawa Juku Eja --julukan PSM Makassar-- sangat merasa kehilangan pelatihnya, Petar Segrt, yang memutuskan mundur membela klub tertua ini.
Keputusan tersebut diungkapkan Petar, sebelum para pemain melakukan latihan rutin, setelah tiga pekan tidak menjalani latihan. Pelatih berdarah Kroasia tersebut sebelumnya sudah menyatakan akan hengkang dari PSM. Dia pergi karena persoalan finansial yang membelit klub tertua di Indonesia ini. Akibatnya pemain melakukan mogok latihan setelah gajinya tidak dibayar.
Bukan hanya itu. Keputusan pelatih berusia 47 tahun itu meninggalkan PSM merupakan akumulasi kekecewaan terhadap kondisi yang terus mendera skuadnya. Mulai dari permasalahan krisis finansial, hengkangnya Ilija Spasojevic, dan aksi mogok latihan yang dilakukan oleh para pemain tiga minggu terakhir. Dirinya beralasan dengan situasi tersebut dia tidak bisa melakukan kerja-kerja yang profesional sebagai seorang pelatih.
Petar yang dikonfirmasi di lapangan Karebosi mengatakan, dirinya akan meninggalkan PSM, pasalnya hal yang terus membelit PSM saat ini tidak bisa diselesaikan. "Saya memutuskan untuk tinggalkan PSM. Ini merupakan keputusan terakhirku, sebenarnya saya cinta klub ini," kata pelatih berusia 47 tahun ini.
Jika sesuai jadwal di Indonesia Primer League (IPL), PSM akan menjalani laga tandang melawan Persebaya 1927 di gelora 10 November 13 Juni mendatang. Selanjutnya, Pasukan Ramang akan menghadapi Bontang FC pada 16 Juni. Dua laga tur Jawa dan Kalimantan ini merupakan laga penting untuk PSM. Karena diharap mampu meraih poin penuh agar bergeser dari peringkat kedelapan klasemen sementara IPL musim ini.
Mantan pelatih Devata Bali tersebut, juga mengatakan, dirinya sudah membicarakan segala sesuatunya dengan pihak managemen, namun dia tetap akan memutuskan untuk meninggalkan Andi Oddang dkk. "Saya tidak bisa terus begini, pemain mogok tanpa gaji, dan terus berulang, dan tidak ada jalan keluarnya, saya juga sudah sampaikan kepada Rully sebagai pihak managemen," ungkapnya.
Bukan hanya itu, dirinya juga mengatakan tidak bisa mendampingi Pasukan Ramang untuk menghadapi Persebaya 1927 di hadapan para pendukungnya. "Untuk itu, hanya Imran yang mendapingi pemain, saya mengucapkan terima kasih pada seluruh suporter atas dukungannya, dalam hidupku sudah lama saya nantikan dukungan suporter sepert ini, dan saya dapatkan di Makassar," paparnya.
Lebih jauh dia mengatakan, dirinya sengaja membatalkan seluruh agendanya di Jerman seperti operasi kaki dan perpanjangan kartu izin tinggal terbatasnya, untuk bisa datang ke Makassar agar bisa melihat para pemain melakukan latihan. Namun dirinya kembali kecewa karena para pemain masih melakukan mogok. "Ini sudah keputusan terakhir," pungkasnya.
Saat tiba dari Jerman awal bulan Juni lalu, arsitek skuad Laskar Ayam Jantan dari Timur ini, sudah terus berusaha membujuk para pemain melakukan latihan sebagai bentuk persiapan mereka menjalani laga tur Jawa dan Kalimantan, namun hal tersebut terus gagal dilakukan, dirinya juga selalu berencana mempertemukan antara pemain dan ketua PSM Sadikin Aksa untuk membahas soal ini namun terus menerus gagal. Akibatnya dirinya harus memutuskan untuk pergi.
Keputusan tersebut diungkapkan Petar, sebelum para pemain melakukan latihan rutin, setelah tiga pekan tidak menjalani latihan. Pelatih berdarah Kroasia tersebut sebelumnya sudah menyatakan akan hengkang dari PSM. Dia pergi karena persoalan finansial yang membelit klub tertua di Indonesia ini. Akibatnya pemain melakukan mogok latihan setelah gajinya tidak dibayar.
Bukan hanya itu. Keputusan pelatih berusia 47 tahun itu meninggalkan PSM merupakan akumulasi kekecewaan terhadap kondisi yang terus mendera skuadnya. Mulai dari permasalahan krisis finansial, hengkangnya Ilija Spasojevic, dan aksi mogok latihan yang dilakukan oleh para pemain tiga minggu terakhir. Dirinya beralasan dengan situasi tersebut dia tidak bisa melakukan kerja-kerja yang profesional sebagai seorang pelatih.
Petar yang dikonfirmasi di lapangan Karebosi mengatakan, dirinya akan meninggalkan PSM, pasalnya hal yang terus membelit PSM saat ini tidak bisa diselesaikan. "Saya memutuskan untuk tinggalkan PSM. Ini merupakan keputusan terakhirku, sebenarnya saya cinta klub ini," kata pelatih berusia 47 tahun ini.
Jika sesuai jadwal di Indonesia Primer League (IPL), PSM akan menjalani laga tandang melawan Persebaya 1927 di gelora 10 November 13 Juni mendatang. Selanjutnya, Pasukan Ramang akan menghadapi Bontang FC pada 16 Juni. Dua laga tur Jawa dan Kalimantan ini merupakan laga penting untuk PSM. Karena diharap mampu meraih poin penuh agar bergeser dari peringkat kedelapan klasemen sementara IPL musim ini.
Mantan pelatih Devata Bali tersebut, juga mengatakan, dirinya sudah membicarakan segala sesuatunya dengan pihak managemen, namun dia tetap akan memutuskan untuk meninggalkan Andi Oddang dkk. "Saya tidak bisa terus begini, pemain mogok tanpa gaji, dan terus berulang, dan tidak ada jalan keluarnya, saya juga sudah sampaikan kepada Rully sebagai pihak managemen," ungkapnya.
Bukan hanya itu, dirinya juga mengatakan tidak bisa mendampingi Pasukan Ramang untuk menghadapi Persebaya 1927 di hadapan para pendukungnya. "Untuk itu, hanya Imran yang mendapingi pemain, saya mengucapkan terima kasih pada seluruh suporter atas dukungannya, dalam hidupku sudah lama saya nantikan dukungan suporter sepert ini, dan saya dapatkan di Makassar," paparnya.
Lebih jauh dia mengatakan, dirinya sengaja membatalkan seluruh agendanya di Jerman seperti operasi kaki dan perpanjangan kartu izin tinggal terbatasnya, untuk bisa datang ke Makassar agar bisa melihat para pemain melakukan latihan. Namun dirinya kembali kecewa karena para pemain masih melakukan mogok. "Ini sudah keputusan terakhir," pungkasnya.
Saat tiba dari Jerman awal bulan Juni lalu, arsitek skuad Laskar Ayam Jantan dari Timur ini, sudah terus berusaha membujuk para pemain melakukan latihan sebagai bentuk persiapan mereka menjalani laga tur Jawa dan Kalimantan, namun hal tersebut terus gagal dilakukan, dirinya juga selalu berencana mempertemukan antara pemain dan ketua PSM Sadikin Aksa untuk membahas soal ini namun terus menerus gagal. Akibatnya dirinya harus memutuskan untuk pergi.
(aww)