Pemain PSMS PT LI tidur di teras kantor PSSI
A
A
A
Sindonews.com - Miris. Kata itu menggambarkan terlunta-luntanya 11 pemain PSMS Medan versi PT Liga Indonesia di Jakarta. Senin (17/6), genap sepekan mereka ''menggelandang'' untuk menuntut kejelasan tunggakan gaji selama 10 bulan oleh manajemen PSMS.
Kesebelas pemain ini pun berniat menginap di teras kantor PSSI sampai waktu yang belum ditentukan. Bermalam di Masjid Al-Bina, Jakarta, Monumen Nasional (Monas), dan ditampung mantan pemain PSMS, Ari Goeltom, menunjukkan betapa terlunta-luntanya 11 pemain Ayam Kinantan, julukan PSMS, di Jakarta.
Sampai detik ini, mereka belum mendapat kepastian soal pelunasan gaji. Menyedihkan memang jika melihat dan mendengar kondisi 11 pemain tersebut. Menurut penuturan Hardiyantono selaku kapten PSMS, pihaknya ditelantarkan oleh Ketua Umum (Ketum) PSMS di bawah PT Liga Indonesia (Liga), Indra Sakti Harahap. Indra pun dinilai sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas tragedi ini.
''Kami ditelantarkan oleh Indra Sakti Harahap. Dari 10 bulan gaji yang belum dibayarkan kepada kami, baru gaji di bulan Januari saja yang sudah dibayarkan kepada kami. Kira-kira masing-masing pemain harusnya dibayarkan Rp12 juta per bulan. Kenapa kami sampai datang ke Jakarta, karena di Medan kami sudah tidak dianggap lagi,” ungkap Hardiyantono di Kantor PSSI, Jakarta.
Lalu bagaimana 11 pemain tersebut memenuhi kehidupan sehari-harinya di Jakarta? Hardiyantono mengaku, untuk sehari-hari dirinya mendapatkan beberapa bantuan dari para pemain sepak bola lainnya. Sebagai contoh ada bantuan dari mantan kapten tim nasional (timnas) Indonesia, Bambang Pamungkas.
''Ada bantuan pemain-pemain sepak bola juga. Kami juga sempat ditampung mantan pemain PSMS, Ari Goeltom, di daerah Kampung Rambutan. Selebihnya, kami menginap di Masjid, Monas, dan kami juga saat ini akan menginap di teras kantor PSSI. Sampai kapan, kami pun belum tahu,” papar Hadiyantono.
Untuk kembali ke Medan pun, Hadiyantono bersama kesepuluh rekan-rekannya seperti Erwin Ramadhan, Alamsyah Nasution, Dodi, Erdana, Wiganda Pradika, M. Irfan, Aidun Utami, Zulham Saputra, Tri Ardiansyah, dan Susanto masih belum jelas. Mereka pun berharap setelah Kongres Tahunan PSSI di Surabaya, nasib mereka bisa lebih jelas.
''Buat makan sehari-hari saja kami sangat kesulitan, apalagi untuk membeli tiket kembali Medan. Kami sangat berharap setelah PSSI mengelar kongres di Surabaya, semuanya bisa lebih jelas dari sebelumnya, Kami ingin dipertemukan dengan Indra Sakti selaku ketum PSMS,” tutup Hadiyantono.
Kesebelas pemain ini pun berniat menginap di teras kantor PSSI sampai waktu yang belum ditentukan. Bermalam di Masjid Al-Bina, Jakarta, Monumen Nasional (Monas), dan ditampung mantan pemain PSMS, Ari Goeltom, menunjukkan betapa terlunta-luntanya 11 pemain Ayam Kinantan, julukan PSMS, di Jakarta.
Sampai detik ini, mereka belum mendapat kepastian soal pelunasan gaji. Menyedihkan memang jika melihat dan mendengar kondisi 11 pemain tersebut. Menurut penuturan Hardiyantono selaku kapten PSMS, pihaknya ditelantarkan oleh Ketua Umum (Ketum) PSMS di bawah PT Liga Indonesia (Liga), Indra Sakti Harahap. Indra pun dinilai sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas tragedi ini.
''Kami ditelantarkan oleh Indra Sakti Harahap. Dari 10 bulan gaji yang belum dibayarkan kepada kami, baru gaji di bulan Januari saja yang sudah dibayarkan kepada kami. Kira-kira masing-masing pemain harusnya dibayarkan Rp12 juta per bulan. Kenapa kami sampai datang ke Jakarta, karena di Medan kami sudah tidak dianggap lagi,” ungkap Hardiyantono di Kantor PSSI, Jakarta.
Lalu bagaimana 11 pemain tersebut memenuhi kehidupan sehari-harinya di Jakarta? Hardiyantono mengaku, untuk sehari-hari dirinya mendapatkan beberapa bantuan dari para pemain sepak bola lainnya. Sebagai contoh ada bantuan dari mantan kapten tim nasional (timnas) Indonesia, Bambang Pamungkas.
''Ada bantuan pemain-pemain sepak bola juga. Kami juga sempat ditampung mantan pemain PSMS, Ari Goeltom, di daerah Kampung Rambutan. Selebihnya, kami menginap di Masjid, Monas, dan kami juga saat ini akan menginap di teras kantor PSSI. Sampai kapan, kami pun belum tahu,” papar Hadiyantono.
Untuk kembali ke Medan pun, Hadiyantono bersama kesepuluh rekan-rekannya seperti Erwin Ramadhan, Alamsyah Nasution, Dodi, Erdana, Wiganda Pradika, M. Irfan, Aidun Utami, Zulham Saputra, Tri Ardiansyah, dan Susanto masih belum jelas. Mereka pun berharap setelah Kongres Tahunan PSSI di Surabaya, nasib mereka bisa lebih jelas.
''Buat makan sehari-hari saja kami sangat kesulitan, apalagi untuk membeli tiket kembali Medan. Kami sangat berharap setelah PSSI mengelar kongres di Surabaya, semuanya bisa lebih jelas dari sebelumnya, Kami ingin dipertemukan dengan Indra Sakti selaku ketum PSMS,” tutup Hadiyantono.
(aww)