Rising star yang siap mengejar sang ayah
A
A
A
Sindonews.com - Dua musim lalu, seorang pemain muda menyita perhatian publik bola dengan menjadi bintang di kompetisi Indonesia Super League (ISL) U-21. Tak sekadar menjadi top scorer dengan delapan gol di level itu. Dia juga mengantarkan Persela Lamongan U-21 ke podium juara.
Namun, menjadi bintang bintang di level muda tak lantas membuatnya langsung dengan mudah masuk ke tim senior. Paling tidak setelah berjuang selama dua musim, dia baru membuktikan potensi besar yang dimilikinya. Dia adalah Fandi Eko Utomo, pemain berusia 22 tahun milik Persela Lamongan.
Fandi bisa dikata sudah tenar ketika masih berada di tim U-21 karena permainannya yang sangat menonjol. Mendapat sebutan 'wonder kid', Fandi yang tumbuh bersama tim muda Persela kala itu, harus dengan sabar menunggu kesempatan datang. Bahkan ketika diperkenalkan ke tim senior di musim 2010-2011, dia belum begitu terlihat.
Anak kandung legendaris Persebaya Surabaya Yusuf Ekodono ini tampaknya mulai kurang sabar untuk bermain di kompetisi level tertinggi. Dia pernah mencoba peruntungan di Persebaya 1927 dengan harapan mendapatkan lebih banyak peluang. Tapi di Persebaya dia malah tidak berkembang.
Justru keputusan kembali ke Lamongan akhirnya membawa keberuntungan. Paling tidak pada paruh musim ISL 2013 ini dia menunjukkan telah siap secara fisik dan mental bertarung di level senior. Penampilannya di tiga pertandingan terakhir menegaskan kemempuan dia di lapangan.
Di tiga pertandingan, dia langsung mendapatkan pujian dengan mencetak empat gol. Malah dia nyaris berpotensi mencetak gol kelima andai tandukan kerasnya tak digagalkan kiper Persija Jakarta Andritany. Permainannya pun mendapat pujian dari striker senior Persela Samsul Arif.
''Fandi memiliki kemampuan luar biasa yang bisa terus dikembangkan. Dia masih muda dan sudah memiliki kualitas sangat mengejutkan. Saya yakin jika Fandi terus konsentrasi mengembangkan kemampuannya, dia bisa menjadi pemain bintang di masa depan,” puji Samsul Arif.
Mendapat pujian yang sedemikian tinggi, pemain berpostur 170 cm tersebut menyatakan dirinya belum membuktikan apa-apa. “Saya masih harus banyak belajar, terutama dari para pemain senior. Pastinya saya siap dimainkan kapan saja dan akan melakukan yang terbaik untuk Persela,” cetusnya.
Uniknya, walau belum permanen di tim utama, Fandi sudah dipercaya menempati beberapa posisi secara bergantian. Pada putaran pertama lalu dia sempat terlihat muncul sebagai gelandang tengah mendampingi Gustavo Lopez. Di putaran dua, dia sudah tidak bercokol di posisi itu.
Saat melawan Pelita Bandung Raya, Fandi diplot sebagai pemain sayap dengan absennya Jimmy Suparno dan mencetak dua gol. Pada pertandingan kontra PSPS, dia kembali mengoleksi dua gol, namun posisinya berubah lagi sebagai striker. Berstatus pemain serba bisa ini menjadi keunggulan tersendiri bagi Fandi.
''Saya bisa fleksibel menempatkan Fandi di beberapa posisi. Posisi aslinya gelandang, tapi dia punya kemampuan sebagai pemain sayap maupun striker. Pastinya itu keuntungan tersendiri karena bisa sangat membantu ketika ada pemain yang absen,” tutur Pelatih Caretaker Persela Didik Ludiyanto.
Grafik permainan Fandi Eko Utomo terus meningkat dalam beberapa pertandingan terakhir. Inilah yang memungkinkan dia menjadi aset penting di penghujung kompetisi ISL 2013. Didik pun tampaknya sudah tidak ragu lagi memberinya lebih banyak kesempatan.
Namun, menjadi bintang bintang di level muda tak lantas membuatnya langsung dengan mudah masuk ke tim senior. Paling tidak setelah berjuang selama dua musim, dia baru membuktikan potensi besar yang dimilikinya. Dia adalah Fandi Eko Utomo, pemain berusia 22 tahun milik Persela Lamongan.
Fandi bisa dikata sudah tenar ketika masih berada di tim U-21 karena permainannya yang sangat menonjol. Mendapat sebutan 'wonder kid', Fandi yang tumbuh bersama tim muda Persela kala itu, harus dengan sabar menunggu kesempatan datang. Bahkan ketika diperkenalkan ke tim senior di musim 2010-2011, dia belum begitu terlihat.
Anak kandung legendaris Persebaya Surabaya Yusuf Ekodono ini tampaknya mulai kurang sabar untuk bermain di kompetisi level tertinggi. Dia pernah mencoba peruntungan di Persebaya 1927 dengan harapan mendapatkan lebih banyak peluang. Tapi di Persebaya dia malah tidak berkembang.
Justru keputusan kembali ke Lamongan akhirnya membawa keberuntungan. Paling tidak pada paruh musim ISL 2013 ini dia menunjukkan telah siap secara fisik dan mental bertarung di level senior. Penampilannya di tiga pertandingan terakhir menegaskan kemempuan dia di lapangan.
Di tiga pertandingan, dia langsung mendapatkan pujian dengan mencetak empat gol. Malah dia nyaris berpotensi mencetak gol kelima andai tandukan kerasnya tak digagalkan kiper Persija Jakarta Andritany. Permainannya pun mendapat pujian dari striker senior Persela Samsul Arif.
''Fandi memiliki kemampuan luar biasa yang bisa terus dikembangkan. Dia masih muda dan sudah memiliki kualitas sangat mengejutkan. Saya yakin jika Fandi terus konsentrasi mengembangkan kemampuannya, dia bisa menjadi pemain bintang di masa depan,” puji Samsul Arif.
Mendapat pujian yang sedemikian tinggi, pemain berpostur 170 cm tersebut menyatakan dirinya belum membuktikan apa-apa. “Saya masih harus banyak belajar, terutama dari para pemain senior. Pastinya saya siap dimainkan kapan saja dan akan melakukan yang terbaik untuk Persela,” cetusnya.
Uniknya, walau belum permanen di tim utama, Fandi sudah dipercaya menempati beberapa posisi secara bergantian. Pada putaran pertama lalu dia sempat terlihat muncul sebagai gelandang tengah mendampingi Gustavo Lopez. Di putaran dua, dia sudah tidak bercokol di posisi itu.
Saat melawan Pelita Bandung Raya, Fandi diplot sebagai pemain sayap dengan absennya Jimmy Suparno dan mencetak dua gol. Pada pertandingan kontra PSPS, dia kembali mengoleksi dua gol, namun posisinya berubah lagi sebagai striker. Berstatus pemain serba bisa ini menjadi keunggulan tersendiri bagi Fandi.
''Saya bisa fleksibel menempatkan Fandi di beberapa posisi. Posisi aslinya gelandang, tapi dia punya kemampuan sebagai pemain sayap maupun striker. Pastinya itu keuntungan tersendiri karena bisa sangat membantu ketika ada pemain yang absen,” tutur Pelatih Caretaker Persela Didik Ludiyanto.
Grafik permainan Fandi Eko Utomo terus meningkat dalam beberapa pertandingan terakhir. Inilah yang memungkinkan dia menjadi aset penting di penghujung kompetisi ISL 2013. Didik pun tampaknya sudah tidak ragu lagi memberinya lebih banyak kesempatan.
(aww)