Nainggolan menikmati laga hadapi Timnas U-23
A
A
A
Sindonews.com – Suguhan menarik dipertontonkan gelandang Cagliari berdarah Indonesia, Radja Nainggolan. Dengan kemampuan olah bola yang apik, Radja keluar sebagai pencetak gol tunggal kemenangan tim Jakarta All Star dalam laga eksebisi kontra tim nasional (timnas) U-23.
Bermain penuh dalam laga yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, kemarin sore, terlihat jelas visi Radja yang didapuk sebagai jendral lapangan tengah tim Jakarta All Star. Diposisikan sedikit kedepan dari posisi asli yaitu gelandang bertahan, tidak mengurangi level permainan Radja.
Umpan matang, cara merebut bola yang ciamik jadi pertunjukan yang disuguhkan gelandang berusia 25 tahun tersebut. Dan puncaknya, ketika Radja melakukan sepakan keras dipenghujung jalannya babak pertama. Melihat adanya celah dibarisan pertahanan tim Garuda, sepakan kerasnya menghujam deras ke gawang Adixi Lenzivio.
Gol sematang wayang anak pasangan Marianus Nainggolan yang asli Indonesia dan Lizi Bogaerd kewarganegaran Belgia, menjadi satu-satu gol yang tercipta dipertandingan tersebut. Radja pun langsung bercerita tentang aksinya perdananya di tanah leluhurnya tersebut.
“Saya mempunyai peluang untuk langsung mencetak gol. Karena saya melihat ada sedikit celah dibarisan pertahanan lawan. Tapi saya tidak ingin berbicara banyak soal gol yang saya buat. Karena kesempatan itu datang, dari hasil kerja sama seluruh pemain yang ada di dalam lapangan,” ungkap Radja, dalam sesi jumpa pers setelah laga usai.
“Saya sangat menikmati laga ini. Tapi jujur saja, jika kondisi saya hanya 60 sampai 70 persen dari kondisi maksimal biasa saya bertandingan. Karena sejak akhir bulan Mei, praktis saya libur dari kompetisi dan latihan yang bisa saya jalani bersama klub,” sambung pemain kelahiran Antwerp, Belgia, tersebut.
Radja sendiri memang sempat terpincang-pincang diakhir-akhir jalannya pertandingan. Dan puncak insiden cederanya Radja terjadi saat sesi jumpa pers tengah berlangsung. Secara tiba-tiba Radja bangun dari tempat duduknya dan mengeluh kesakitan pada bagian paha. Radja pun sempat menunggu lama untuk segera ditangani.
Dan akhirnya datanglah fisioterapis timnas U-23, Matias Ibo, yang langsung memberikan pertolongan pertama. Sempat tertunda kurang dari setengah jam, karena Radja terlihat menahan sakit dengan otot-otot dikakinya yang terlihat kencang, sesi jumpa pers pun akhirnya dilanjutkan.
Soal penampilan timnas U-23, juga tidak luput dari penilaian Radja. Menurut gelandang yang sejak tahun 2010 berseragam Rossoblu, julukan Cagliari, tersebut, para pemain tim Garuda Muda memiliki tehnik yang bagus. Namun Radja juga meminta, Andik Vermasyah dkk lebih bekerja keras untuk bisa bermain lebih baik.
“Saya berfikir timnas U-23 punya talenta yang bagus. Tapi, sepak bola tidak hanya membutuhkan talenta. Mereka harus bekerja lebih keras dan memiliki keyakinan lebih tinggi. Memang secara mendasar permainan sepak bola disini sedikit berbeda dengan Eropa,” papar Radja.
Sementara itu, juru taktik timnas U-23 Rahmad Darmawan mengaku mendapat gambaran soal permainan anak-anak asuhnya dipartai eksebisi tersebut. Melihat banyak pemainnya yang cenderung individualis, RD, sapaan akrab Rahmad, menegaskan jika dirinya tidak memilih pemain berdasarkan kemampuan individu.
“Soal banyak peluang yang terbuang percuma, saya melihat ini adalah bagian dari sebuah situasi. Dan satu hal yang harus saya tegaskan, jika saya membangun sebuah tim tidak melihat dari kemampuan individu dari masing-masing pemain. Tapi bagaimana mereka mampu membangun sebuah tim secara bersama,” jelas RD.
Timnas U-23 kembali menggelar pelatihan nasional (pelatnas) tahap kedua 10 Juli mendatang dengan 22 pemain. Adapun untuk pelatnas terakhir, akan digelar 11 September mendatang. RD akan memanggil sekitar 30 pemain, dimana diantaranya akan di isi oleh pemain yang berkompetisi di luar negeri seperti Syamsir Alam (DC United/ Amerika Serikat) dan Alfin Tuasalamony (C.S Vise/ Belgia).
Bermain penuh dalam laga yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, kemarin sore, terlihat jelas visi Radja yang didapuk sebagai jendral lapangan tengah tim Jakarta All Star. Diposisikan sedikit kedepan dari posisi asli yaitu gelandang bertahan, tidak mengurangi level permainan Radja.
Umpan matang, cara merebut bola yang ciamik jadi pertunjukan yang disuguhkan gelandang berusia 25 tahun tersebut. Dan puncaknya, ketika Radja melakukan sepakan keras dipenghujung jalannya babak pertama. Melihat adanya celah dibarisan pertahanan tim Garuda, sepakan kerasnya menghujam deras ke gawang Adixi Lenzivio.
Gol sematang wayang anak pasangan Marianus Nainggolan yang asli Indonesia dan Lizi Bogaerd kewarganegaran Belgia, menjadi satu-satu gol yang tercipta dipertandingan tersebut. Radja pun langsung bercerita tentang aksinya perdananya di tanah leluhurnya tersebut.
“Saya mempunyai peluang untuk langsung mencetak gol. Karena saya melihat ada sedikit celah dibarisan pertahanan lawan. Tapi saya tidak ingin berbicara banyak soal gol yang saya buat. Karena kesempatan itu datang, dari hasil kerja sama seluruh pemain yang ada di dalam lapangan,” ungkap Radja, dalam sesi jumpa pers setelah laga usai.
“Saya sangat menikmati laga ini. Tapi jujur saja, jika kondisi saya hanya 60 sampai 70 persen dari kondisi maksimal biasa saya bertandingan. Karena sejak akhir bulan Mei, praktis saya libur dari kompetisi dan latihan yang bisa saya jalani bersama klub,” sambung pemain kelahiran Antwerp, Belgia, tersebut.
Radja sendiri memang sempat terpincang-pincang diakhir-akhir jalannya pertandingan. Dan puncak insiden cederanya Radja terjadi saat sesi jumpa pers tengah berlangsung. Secara tiba-tiba Radja bangun dari tempat duduknya dan mengeluh kesakitan pada bagian paha. Radja pun sempat menunggu lama untuk segera ditangani.
Dan akhirnya datanglah fisioterapis timnas U-23, Matias Ibo, yang langsung memberikan pertolongan pertama. Sempat tertunda kurang dari setengah jam, karena Radja terlihat menahan sakit dengan otot-otot dikakinya yang terlihat kencang, sesi jumpa pers pun akhirnya dilanjutkan.
Soal penampilan timnas U-23, juga tidak luput dari penilaian Radja. Menurut gelandang yang sejak tahun 2010 berseragam Rossoblu, julukan Cagliari, tersebut, para pemain tim Garuda Muda memiliki tehnik yang bagus. Namun Radja juga meminta, Andik Vermasyah dkk lebih bekerja keras untuk bisa bermain lebih baik.
“Saya berfikir timnas U-23 punya talenta yang bagus. Tapi, sepak bola tidak hanya membutuhkan talenta. Mereka harus bekerja lebih keras dan memiliki keyakinan lebih tinggi. Memang secara mendasar permainan sepak bola disini sedikit berbeda dengan Eropa,” papar Radja.
Sementara itu, juru taktik timnas U-23 Rahmad Darmawan mengaku mendapat gambaran soal permainan anak-anak asuhnya dipartai eksebisi tersebut. Melihat banyak pemainnya yang cenderung individualis, RD, sapaan akrab Rahmad, menegaskan jika dirinya tidak memilih pemain berdasarkan kemampuan individu.
“Soal banyak peluang yang terbuang percuma, saya melihat ini adalah bagian dari sebuah situasi. Dan satu hal yang harus saya tegaskan, jika saya membangun sebuah tim tidak melihat dari kemampuan individu dari masing-masing pemain. Tapi bagaimana mereka mampu membangun sebuah tim secara bersama,” jelas RD.
Timnas U-23 kembali menggelar pelatihan nasional (pelatnas) tahap kedua 10 Juli mendatang dengan 22 pemain. Adapun untuk pelatnas terakhir, akan digelar 11 September mendatang. RD akan memanggil sekitar 30 pemain, dimana diantaranya akan di isi oleh pemain yang berkompetisi di luar negeri seperti Syamsir Alam (DC United/ Amerika Serikat) dan Alfin Tuasalamony (C.S Vise/ Belgia).
(wbs)