Bos Persib minta Persija dihukum berat

Kamis, 27 Juni 2013 - 11:45 WIB
Bos Persib minta Persija...
Bos Persib minta Persija dihukum berat
A A A
Sindonews.com – Persib Bandung menuntut PSSI memberi hukuman berat pada Persija Jakarta yang dianggap tidak bisa menjamin keamanan tim tamu. Apalagi jika penyelidikan polisi membuktikan bahwa ratusan pelaku penyerangan bus Atep dkk dalam perjalanan menuju Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (22/6) lalu, merupakan supporter Macan Kemayoran.

Manajer Persib, Umuh Muchtar mengatakan, sanksi berat harus dijatuhkan agar kejadian serupa tidak terulang. Bukan hanya untuk para The Jakmania, melainkan juga klub dan supporter tim lain di seluruh kompetisi sepakbola di Indonesia. Jika federasi melakukan pembiaran dengan memberi hukuman ringan, maka kultur fanatisme di Tanah Air dikhawatirkan akan semakin melenceng dari nilai sportivitas.

“Tuntutan hukuman berat itu agar klub lain juga mengambil pelajaran dari kejadian ini. Agar semuanya merasa kapok. Kalau hukumannya ringan, pasti kekerasan yang dilakukan oleh supporter Persija atau klub lainnya akan terulang, bahkan bisa jadi lebih brutal dari kejadian kemarin,” ucap Umuh.

Hingga saat ini, Komisi Disiplin PSSI belum mengeluarkan sanksi apapun terhadap Persija karena insiden tersebut. Hal itu karena federasi masih menunggu hasil penyelidikan polisi. Kebijakan yang sudah ditetapkan terkait laga Persija vs Persih baru penjadwalan ulang yang dilakukan PT Liga Indonesia. Duel panas kedua tim tersebut rencananya digelar 28 Agustus 2013.

“Pertandingan juga menurut saya tidak layak diundur, karena justru Persija yang harusnya kena WO (walk out), mereka kan tidak mampu menjamin keamanan kami. Kalau untuk hukuman, saya rasa pengurangan poin, lima tahun tanpa penonton, ditambah denda Rp5 milyar, itu cukup lah untuk Persija. Sudah ideal untuk kejadian sebrutal itu,” sebut Umuh.

Manajer yang kerap mengenakan topi koboi ini menyebut, Persib bukan hanya menyesalkan tingkah anarkistis dari supporter Persija. Namun, sikap tidak dewasa klub yang dimanajeri oleh Ferry Paulus itu. Harusnya, sebagai langkah pertanggungjawaban awal, Persija memperbaiki hubungan kedua tim pascapenyerangan tersebut. Karena menurut Umuh, yang menjadi titik konflik dalam kejadian selama ini adalah supporter, bukan antartim.

Hal itu pula yang ditunjukkan jajaran direksi PT Persib Bandung Bermartabat kepada manajemen dan official Persija, saat tim Macan Kemayoran bertandang ke Bandung.

“Waktu mereka ke Bandung, selain pengamanan ekstra kepada tim Persija, saya juga jabat tangan Ferry Paulus di depan puluhan ribu Bobotoh, dan pasti dilihat oleh seluruh Indonesia. Saya hanya ingin menunjukkan bahwa kalaupun supporter kedua tim berselisih, tapi antarmanajer, antarpemain, tidak ada masalah apa-apa. Tapi saat kami ke Jakarta, sampai ada insiden seperti kemarin, sampai sekarang permintaan maaf atau penyesalan saja tidak ada,” ungkap Umuh.

Insiden penyerangan bus pemain yang dianggap sangat mencoreng persepakbolaan Indonesia, membuat Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo juga turun tangan. Politisi Partai Demokrat itu mendukung langkah PT Liga Indonesia yang menjadwal ulang pertandingan. Selain itu, pemerintah juga mengaku siap mengawal penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian.

“Ya, pak Roy Suryo juga meminta laga ulangan, tapi tetap harus ada sanksi berat untuk Persija. Bayangkan saja kalau kemarin bom molotov itu sampai masuk bis, apa jadinya kami. Dan setelah beristirahat dulu di rest area kilometer 19, sebenarnya kami kembali ke hotel. Hanya saja memang tidak dipublikasikan demi keamanan,” pugkas Umuh. -
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0656 seconds (0.1#10.140)