Edi dipecat, SFC junior tunggu Subangkit
A
A
A
Sindonews.com - Suksesor Edi Iswantoro sebagai nakhoda Sriwijaya FC (SFC) U-21, Subangkit, belum resmi melatih SFC junior. Pasalnya, sang nakhoda belum membubuhkan tanda tangan kontrak kerja bersama manajemen Laskar Wong Kito.
Manajer SFC U-21 Augie Bunyamin mengungkapkan bahwa hingga Senin (22/7) pihaknya masih sekadar melakukan diskusi bersama Subangkit dan jajaran manajer SFC U-21. ''Sekarang kita sudah bertemu Subangkit yang akan menangani SFC U-21 hingga kompetisi usai. Tidak langsung di kontrak, namun kita ingin dengar dulu bagaimana visi dan misinya ke depan,” ungkap Augie.
Menurut Augie, apa yang diinginkan manajemen SFC atas target juara terhadap SFC U-21, membuat mereka harus memperbincangkan banyak hal sebelum mengambil keputusan. Atas dasar itulah, Augie akan mengajak Subangkit diskusi terlebih dulu.
Meski Subangkit tergolong pelatih yang telah teruji di kasta tertinggi sepak bola tanah air, tapi dengan statusnya sebagai pelatih anyar, tentu bakal menimbulkan masalah jika dirinya tak cepat melakukan adaptasi. Terlebih, karakter amunisi Laskar Wong Kito Muda terbilang belum familier.
''Mengenai kualitas, Subangkit tak perlu lagi diragukan sebagai salah satu pelatih terbaik di Indonesia. Meski kita tetap tak boleh lupa jika dia tidak cepat adaptasi akan dapat menimbulkan masalah,” jelas pria yang juga menjabat sebagai direktur keuangan (Dirkeu) SFC.
Pertemuan antara manajemen SFC dengan Subangkit sendiri dilangsungkan di Hotel Swarna Dwipa tadi malam. Selain Augie dan Subangkit, juga dihadiri Edi Iswantoro yang sebelumnya menjabat sebagai pelatih, serta jajaran lainnya. Manajemen juga ingin meluruskan salah paham yang sebelumnya terjadi.
Dipecatnya Edi sebagai pelatih bukan berarti dilepas dari SFC. Namun dari yang diberikan Edi Iswantoro untuk mengantar SFC Junior melenggang ke fase delapan besar, membuat manajemen sepakat mengangkat jabatannya sebagai manajer teknik. Jabatan yang dituturkan Augie sebagai sebuah penghormatan pada pencapaian Edi. ''Dilepas dari jabatan pelatih, bukan berarti dia tidak lagi terlibat. Hanya saja jabatannya yang kita ubah dari pelatih menjadi manajer teknik,” terangnya.
Terpisah, Edi Iswantoro yang sebelumnya merasa tersinggung atas keputusan manajemen, kini sudah merasa legowo. “Jika manajemen memutuskan begitu ya mau bagaimana lagi. Saya profesional saja bekerja sesuai yang diinginkan,” tutupnya.
Manajer SFC U-21 Augie Bunyamin mengungkapkan bahwa hingga Senin (22/7) pihaknya masih sekadar melakukan diskusi bersama Subangkit dan jajaran manajer SFC U-21. ''Sekarang kita sudah bertemu Subangkit yang akan menangani SFC U-21 hingga kompetisi usai. Tidak langsung di kontrak, namun kita ingin dengar dulu bagaimana visi dan misinya ke depan,” ungkap Augie.
Menurut Augie, apa yang diinginkan manajemen SFC atas target juara terhadap SFC U-21, membuat mereka harus memperbincangkan banyak hal sebelum mengambil keputusan. Atas dasar itulah, Augie akan mengajak Subangkit diskusi terlebih dulu.
Meski Subangkit tergolong pelatih yang telah teruji di kasta tertinggi sepak bola tanah air, tapi dengan statusnya sebagai pelatih anyar, tentu bakal menimbulkan masalah jika dirinya tak cepat melakukan adaptasi. Terlebih, karakter amunisi Laskar Wong Kito Muda terbilang belum familier.
''Mengenai kualitas, Subangkit tak perlu lagi diragukan sebagai salah satu pelatih terbaik di Indonesia. Meski kita tetap tak boleh lupa jika dia tidak cepat adaptasi akan dapat menimbulkan masalah,” jelas pria yang juga menjabat sebagai direktur keuangan (Dirkeu) SFC.
Pertemuan antara manajemen SFC dengan Subangkit sendiri dilangsungkan di Hotel Swarna Dwipa tadi malam. Selain Augie dan Subangkit, juga dihadiri Edi Iswantoro yang sebelumnya menjabat sebagai pelatih, serta jajaran lainnya. Manajemen juga ingin meluruskan salah paham yang sebelumnya terjadi.
Dipecatnya Edi sebagai pelatih bukan berarti dilepas dari SFC. Namun dari yang diberikan Edi Iswantoro untuk mengantar SFC Junior melenggang ke fase delapan besar, membuat manajemen sepakat mengangkat jabatannya sebagai manajer teknik. Jabatan yang dituturkan Augie sebagai sebuah penghormatan pada pencapaian Edi. ''Dilepas dari jabatan pelatih, bukan berarti dia tidak lagi terlibat. Hanya saja jabatannya yang kita ubah dari pelatih menjadi manajer teknik,” terangnya.
Terpisah, Edi Iswantoro yang sebelumnya merasa tersinggung atas keputusan manajemen, kini sudah merasa legowo. “Jika manajemen memutuskan begitu ya mau bagaimana lagi. Saya profesional saja bekerja sesuai yang diinginkan,” tutupnya.
(aww)