Melawan tim elite dunia, apa yang diperoleh timnas Garuda?

Jum'at, 26 Juli 2013 - 23:19 WIB
Melawan tim elite dunia, apa yang diperoleh timnas Garuda?
Melawan tim elite dunia, apa yang diperoleh timnas Garuda?
A A A
Sindonews.com - Tim nasional (timnas) Belanda, Arsenal, Liverpool, dan Chelsea telah menyelesaikan lawatannya di Indonesia. Lantas, muncul pertanyaan besar, apa yang didapat bagi persepakbolaan Indonesia? Apa input dari hadirnya tim-tim papan atas dunia tersebut di Tanah Air?

Dilumat Arjen Robben dkk, tiga gol tanpa balas, 8 Juni lalu. Dihajar The Gunners, julukan Arsenal, 7-0, (14/7). Dilibas Liverpool dua gol tanpa balas, (20/7). Dan terakhir, dihancurkan Chelsea, 8-1, adalah hasil-hasil yang terjadi selama tim Indonesia dengan berbagai nama menjamu para maestro-maestro sepak bola dunia tersebut di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, dalam dua bulan belakang ini.

Apa yang didapat dari laga-laga tersebut? Apakah sepak bola Indonesia bisa lebih baik di masa yang akan datang? Seolah jadi pertanyaan klasik, setelah serentetan hasil kurang memuaskan para pemain Indonesia yang tergabung dalam tim nasional (timnas) senior dan timnas U-23. Tapi apakah jawaban itu bisa langsung terealisasikan saat ini? Tentu saja tidak. Karena semua membutuhkan proses dan tidak ada yang instan.

Namun, setidaknya ada tren positif yang bisa dikantongi dengan datangnya pemain-pemain top dunia layaknya Robin van Persie, Wesley Sneijder, Theo Walcott, Lukas Podolski, Steven Gerrard, Daniel Agger, John Terry, Ashley Cole, dan Eden Hazard. Biasanya, nama-nama mentereng tersebut, hanya bisa diamati permainannya dari layar televisi atau rekaman video.

Rahmad Darmawan, pelatih yang dipercaya beradu strategi dengan pelatih top dunia Jose Mourinho, juga mengakui ada hal positif dari hadirnya tim-tim top dunia di Indonesia. Contoh yang paling dekat, RD, sapaan akrab Rahmad Darmawan, membandingkan apa yang sudah dilakukan beberapa negara di Asia Tenggara untuk memajukan persepakbolaan mereka masing-masing.

Malaysia dan Thailand misalkan, mereka telah jauh lebih dulu dari pada Indonesia secara rutin mendatangkan klub-klub top dunia. Hadirnya Manchester United (MU), Chelsea, Arsenal, dan Liverpool, sudah bagaikan agenda tahunan bagi kedua negara tersebut. Apa yang mereka dapatkan, keduanya seolah jadi macan di level Asia Tenggara. Indonesia pun harus diakui, ada satu tingkat di bawah Malaysia dan Thailand.

"Kita memang kalah segala hal, itu pasti. Tapi, saya melihat ada sisi ke arah yang lebih baik dengan mulai hadirnya tim-tim dengan level dunia ke Indonesia. Contoh Malaysia, kedatangan tim-tim level dunia bagaikan agenda rutin. Prestasi apa yang mereka dapatkan? Mereka mampu keluar sebagai juara Piala AFF dan SEA Games," ungkap RD, yang juga berstatus pelatih timnas U-23.

Bagi pelatih kelahiran Metro, Lampung, tersebut, kesempatan bisa bermain dengan pemain top level akan sangat bagus bagi para pemain muda Indonesia. Dalam laga kontra The Blues, Chelsea, RD ikut memainkan Syamsir Alam, Rizky Pellu, Andik Vermansyah, Bayu Gatra, dan juga Hendra Adi Bayauw, pemain-pemain yang akan meneruskan sepak terjang Kurniawan Dwi Yulianto, Bambang Pamungkas, atau juga Bima Sakti.

Jadi, sabar lah menunggu. Karena apa yang baru saja dilewati para pemain Indonesia, pasti belum bisa dipetik hasil yang semua masyarakat pecinta sepak bola Tanah Air inginkan. Tapi setidaknya, di saat sepak bola Indonesia sudah sedikit kondusif dari konflik organisasi yang berkepanjangan, hadirnya tim-tim top dunia bisa memberikan angin keyakinan baru jika di masa yang akan datang sepak bola Indonesia bisa kembali berprestasi.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9151 seconds (0.1#10.140)