Suharto: Ketum PSMS tutupi kedatangan Komdis
A
A
A
Sindonews.com - Asa manajemen, pelatih dan pemain PSMS Medan yang hampir padam
soal status pembayaran gaji yang tidak jelas kembali menyala. Harapan itu terbuka setelah Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menyatakan segera ke Medan untuk menyelidiki kegagalan keberangkatan tim Ayam Kinantan menghadapi PS Bengkulu, persoalan gaji dan pengaturan skor.
Namun anehnya, Pelatih PSMS versi PT Liga Indonesia (LI) Suharto, mengaku mengetahui kabar tersebut lewat media massa. Dia langsung menuding, Ketua Umum PSMS, Indra Sakti sengaja menyembunyikan kabar ini karena takut boroknya terbongkar jika Komdis ke Medan.
"Seharusnya dia (Indra Sakti) beritahu ke kami soal rencana kedatangan Komdis, tapi ini enggak. Pastinya sebelum datang ke Medan, Komdis akan melayangkan surat ke klub soal rencananya. Mungkin dia takut apa yang disampaikannya sebelumnya ke PSSI akan terkuak kebohongannya," ujar Suharto bernada kesal.
Indikasi ketakutan Indra jika pemain akan memaparkan bobroknya kepada PSSI menurut Suharto juga terjadi ketika Indra mengaku tidak punya uang untuk memberangkatkan pemain mengikuti sidang Komdis PSSI beberapa waktu lalu.
"Undangan PSSI itu paling tidak dia fasilitasi dengan memberangkatkan satu atau dua pemain. Tapi niat baiknya saja tidak ada. Kan kelihatan dia takut semuanya akan terbongkar," ucap pelatih berlisensi B itu.
Namun, Prajurit TNI Angkatan Darat berpangkat Pembantu Letnan Satu (Peltu) itu mensyukuri rencana kedatangan Komdis PSSI ke Medan. Kebenaran akan segera terkuak.
"Yang jelas bersyukur PSSI bijaksana dengan tidak membiarkan kondisi ini berlarut-larut. Permasalahan sebenarnya akan terkuak, karena mungkin selama ini Indra Sakti mengatakan kami yang salah. Tapi syukur PSSI tidak mempercayai begitu saja. Kami sangat berharap, kedatangan ini akan menyelesaikan permasalahan," ucapnya.
Suharto mengatakan, dirinya, manajemen dan pemain akan mengungkapkan fakta yang terjadi pada PSMS selama diketuai Indra Sakti.
"Sejak 14 September 2012 sampai akhir kompetisi, berbagai masalah dan kesulitan kami alami. Tidak ada sepatu yang disediakan klub, training camp tidak jelas, kami minta dukungan pihak lain untuk keberlangsungan tim, tetapi Indra malah tidak peduli. Kami harap dengan kedatangan Komdis, Indra harus bertanggung jawab tentang kontrak kami. Kami akan serahkan ke PSSI. Akan kami berikan
informasi dan fakta yang terjadi sama kami. Karena dia tidak ada itikad baik untuk bertanggungjawab," beber duda enam anak itu.
Suharto berharap, PSSI harapannya secepatnya datang ke Medan. "Ini mau lebaran dan kami butuh biaya. Mudah-mudahan PSSI punya kebijakan tersendiri untuk menyelamatkan kami menyambut lebaran, dan akan memerintahkan Indra untuk bertanggung jawab," ungkapnya.
Sementara untuk pemeriksaan pengaturan skor PSMS, Sekretaris Tim PSMS, Fityan Hamidy mengatakan, aktor intelektual yang mencederai sportivitas di sepak bola itu harus bertanggung jawab. "Dengan komdis datang, permasalahan ini (pengaturan skor) bisa jelas. Dalangnya sudah ada, tinggal mencari siapa lagi yang terlibat. Kami akan membantu komdis dengan data-data," bebernya
soal status pembayaran gaji yang tidak jelas kembali menyala. Harapan itu terbuka setelah Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menyatakan segera ke Medan untuk menyelidiki kegagalan keberangkatan tim Ayam Kinantan menghadapi PS Bengkulu, persoalan gaji dan pengaturan skor.
Namun anehnya, Pelatih PSMS versi PT Liga Indonesia (LI) Suharto, mengaku mengetahui kabar tersebut lewat media massa. Dia langsung menuding, Ketua Umum PSMS, Indra Sakti sengaja menyembunyikan kabar ini karena takut boroknya terbongkar jika Komdis ke Medan.
"Seharusnya dia (Indra Sakti) beritahu ke kami soal rencana kedatangan Komdis, tapi ini enggak. Pastinya sebelum datang ke Medan, Komdis akan melayangkan surat ke klub soal rencananya. Mungkin dia takut apa yang disampaikannya sebelumnya ke PSSI akan terkuak kebohongannya," ujar Suharto bernada kesal.
Indikasi ketakutan Indra jika pemain akan memaparkan bobroknya kepada PSSI menurut Suharto juga terjadi ketika Indra mengaku tidak punya uang untuk memberangkatkan pemain mengikuti sidang Komdis PSSI beberapa waktu lalu.
"Undangan PSSI itu paling tidak dia fasilitasi dengan memberangkatkan satu atau dua pemain. Tapi niat baiknya saja tidak ada. Kan kelihatan dia takut semuanya akan terbongkar," ucap pelatih berlisensi B itu.
Namun, Prajurit TNI Angkatan Darat berpangkat Pembantu Letnan Satu (Peltu) itu mensyukuri rencana kedatangan Komdis PSSI ke Medan. Kebenaran akan segera terkuak.
"Yang jelas bersyukur PSSI bijaksana dengan tidak membiarkan kondisi ini berlarut-larut. Permasalahan sebenarnya akan terkuak, karena mungkin selama ini Indra Sakti mengatakan kami yang salah. Tapi syukur PSSI tidak mempercayai begitu saja. Kami sangat berharap, kedatangan ini akan menyelesaikan permasalahan," ucapnya.
Suharto mengatakan, dirinya, manajemen dan pemain akan mengungkapkan fakta yang terjadi pada PSMS selama diketuai Indra Sakti.
"Sejak 14 September 2012 sampai akhir kompetisi, berbagai masalah dan kesulitan kami alami. Tidak ada sepatu yang disediakan klub, training camp tidak jelas, kami minta dukungan pihak lain untuk keberlangsungan tim, tetapi Indra malah tidak peduli. Kami harap dengan kedatangan Komdis, Indra harus bertanggung jawab tentang kontrak kami. Kami akan serahkan ke PSSI. Akan kami berikan
informasi dan fakta yang terjadi sama kami. Karena dia tidak ada itikad baik untuk bertanggungjawab," beber duda enam anak itu.
Suharto berharap, PSSI harapannya secepatnya datang ke Medan. "Ini mau lebaran dan kami butuh biaya. Mudah-mudahan PSSI punya kebijakan tersendiri untuk menyelamatkan kami menyambut lebaran, dan akan memerintahkan Indra untuk bertanggung jawab," ungkapnya.
Sementara untuk pemeriksaan pengaturan skor PSMS, Sekretaris Tim PSMS, Fityan Hamidy mengatakan, aktor intelektual yang mencederai sportivitas di sepak bola itu harus bertanggung jawab. "Dengan komdis datang, permasalahan ini (pengaturan skor) bisa jelas. Dalangnya sudah ada, tinggal mencari siapa lagi yang terlibat. Kami akan membantu komdis dengan data-data," bebernya
(aww)