Tiket dua laga untuk bayar gaji Ferry Anto dkk
A
A
A
Sindonews.com - Tunggakan gaji pemain Persis Solo versi LPIS sedikit menemukan titik terang. Ferry Anto dkk bakal digaji dari uang hasil penjualan tiket dua laga kandang saat menjamu Persibangga Purbalingga, Minggu (1/9) dan PSS Sleman, Rabu (4/9).
Manager Persis LPIS Joni Sofyan Erwandi mengaku memang ada wacana seperti itu, hasil penjualan tiket penonton di dua laga kandang akan langsung diberikan kepada pemain. Itu bagian dari pembayaran gaji yang selama ini masih tertunggak. "Ya, ada wacana seperti itu. Uang hasil penjualan tiket langsung kita berikan kepada pemain," katanya, kemarin.
Dengan wacana tersebut, dia berharap Stadion Manahan yang menjadi venue dua laga tersebut bisa dipenehi suporter setianya, Pasoepati. "Semoga Pasoepati di dua laga tersebut bisa memerahkan Stadion Manahan. Ini bagian ikut membantu Persis LPIS, meski selama ini Pasoepati tidak henti-hentinya memberikan dukungan kepada kami, baik moral maupun materi," jelas pengusaha jasa transportasi ini.
Dalam setiap laga kandang, sebenarnya pemasukan dari tiket penonton lumayan besar, berkisar antara Rp100 juta sampai Rp150 juta. Namun, dari jumlah tersebut masih dipotong untuk biaya sewa stadion, biaya pengamanan dan lainnya. Sedangkan laba bersih yang hanya sekitar Rp60 juta sampai Rp70 juta.
Joni mengakui sebenarnya, pendapatan dari penjualan tiket bisa digenjot lagi. Misalnya dengan menimimalisasi penonton yang masuk tanpa tiket. Setiap laga kandang, stadion terlihat penuh namun tidak semua penonton membeli tiket. "Ada indikasi kebocoran, karena ada penonton yang masuk stadion tanpa tiket," ujarnya.
Untuk memaksimalkan hasil penjualan tiket, manajemen pun mengeluarkan keputusan yang lumayan mengejutkan. Pendapatan tiket masuk yang biasanya dikelola oleh panitia pelaksana (panpel), bakal diambil alih langsung oleh manajemen. "Saya akan turun langsung mengelola pendapatan dari tiket masuk. Tugas panpel saat ini hanya melaksanakan jalannya laga, tidak ada yang lain," ujarnya.
Joni mengatakan, keputusan penjualan tiket langsung dikelola manajemen merupakan hasil evalusi dari jajaran manajemen. Yang pasti langkah ini untuk memaksimal pendapatan dari jumlah tiket dengan mengurangi pos-pos pengeluaran yang dianggap bisa ditekan. "Langkah ini (mengelola tiket sendiri) berdasarkan evalusi dari jajaran manajemen," kata suami dari anggota Komisi IV DPRD Solo, Hartanti ini.
Manager Persis LPIS Joni Sofyan Erwandi mengaku memang ada wacana seperti itu, hasil penjualan tiket penonton di dua laga kandang akan langsung diberikan kepada pemain. Itu bagian dari pembayaran gaji yang selama ini masih tertunggak. "Ya, ada wacana seperti itu. Uang hasil penjualan tiket langsung kita berikan kepada pemain," katanya, kemarin.
Dengan wacana tersebut, dia berharap Stadion Manahan yang menjadi venue dua laga tersebut bisa dipenehi suporter setianya, Pasoepati. "Semoga Pasoepati di dua laga tersebut bisa memerahkan Stadion Manahan. Ini bagian ikut membantu Persis LPIS, meski selama ini Pasoepati tidak henti-hentinya memberikan dukungan kepada kami, baik moral maupun materi," jelas pengusaha jasa transportasi ini.
Dalam setiap laga kandang, sebenarnya pemasukan dari tiket penonton lumayan besar, berkisar antara Rp100 juta sampai Rp150 juta. Namun, dari jumlah tersebut masih dipotong untuk biaya sewa stadion, biaya pengamanan dan lainnya. Sedangkan laba bersih yang hanya sekitar Rp60 juta sampai Rp70 juta.
Joni mengakui sebenarnya, pendapatan dari penjualan tiket bisa digenjot lagi. Misalnya dengan menimimalisasi penonton yang masuk tanpa tiket. Setiap laga kandang, stadion terlihat penuh namun tidak semua penonton membeli tiket. "Ada indikasi kebocoran, karena ada penonton yang masuk stadion tanpa tiket," ujarnya.
Untuk memaksimalkan hasil penjualan tiket, manajemen pun mengeluarkan keputusan yang lumayan mengejutkan. Pendapatan tiket masuk yang biasanya dikelola oleh panitia pelaksana (panpel), bakal diambil alih langsung oleh manajemen. "Saya akan turun langsung mengelola pendapatan dari tiket masuk. Tugas panpel saat ini hanya melaksanakan jalannya laga, tidak ada yang lain," ujarnya.
Joni mengatakan, keputusan penjualan tiket langsung dikelola manajemen merupakan hasil evalusi dari jajaran manajemen. Yang pasti langkah ini untuk memaksimal pendapatan dari jumlah tiket dengan mengurangi pos-pos pengeluaran yang dianggap bisa ditekan. "Langkah ini (mengelola tiket sendiri) berdasarkan evalusi dari jajaran manajemen," kata suami dari anggota Komisi IV DPRD Solo, Hartanti ini.
(aww)