Hemat, pilihan paling bijak
A
A
A
Sindonews.com —Menyambut musim kompetisi 2013-2014, klub-klub Indonesia Super League (ISL) dihadapkan pada konsekuensi meningkatnya kebutuhan klub. Bertambahnya jumlah kontestan serta rencana digulirkannya kembali Piala Indonesia otomatis berimplikasi pada budget klub.
Kebutuhan klub dipastikan lebih banyak dibandingkan dengan musim ini yang hanya memainkan ISL dengan jumlah kontestan 18 klub. Sedangkan musim depan, rencananya peserta kompetisi unifikasi akan bertambah empat klub sehingga total menjadi 22 klub.
Seiring dengan menanjakkan kebutuhan, klub-klub bakal lebih ketat dalam berbelanja di awal musim. Berhemat adalah pilihan paling logis dan dianggap paling bijak sembari menjaga keseimbangan tim agar tak limbung. Di Jawa Timur sendiri terhitung hanya Arema Cronous yang dipastikan memiliki dana melimpah.
Diprediksi bakal memodali tim tak jauh berbeda dengan musim lalu, Arema menjadi klub yang memiliki dana tak terbatas. Berbeda dengan lima klub lain, yakni Persela Lamongan, Persegres Gresik United, Persepam Madura United, serta dua klub pendatang baru Persik Kediri dan Persebaya Surabaya.
Lima klub itu masih harus memeras keringat untuk mendapatkan modal memadai musim depan. “Kebutuhan jelas akan meningkat dibanding musim sebelumnya, salah satunya karena peserta ISL bertambah. Kami harus berhemat agar tidak sampai kehabisan dana di tengah musim,” tutur CEO Persegres Gresik Asroin Widiana.
PSSI sendiri melalui Sekretaris Jenderal Joko Driono telah melontarkan ancaman terhadap klub-klub yang memiliki modal tipis. PSSI mengancam bakal memberikan tindakan tegas kepada tim yang mengalami krisis, misalnya menunggak gaji pemain.
Ketika kebutuhan musim depan dipastikan meningkat sedangkan budget musim ini belum diketahui, Persegres rencananya mengambil beberapa langkah misalnya lebih efisien dalam belanja. “Kami akan lebih bijak dalam mendatangkan pemain. Mungkin pemain muda akan lebih dioptimalkan,” kara Asroin.
Persela Lamongan juga bakal menerapkan langkah serupa. Sadar bahwa mendapatkan sumber dana bukan persoalan mudah, musim depan klub bakal lebih berorientasi pada stabilitas neraca keuangan klub. Walau musim ini prestasi kurang bagus, Persela menunjukkan sinyal tak akan ‘gila belanja’.
“Kami akan lebih selektif dalam mengontrak pemain. Pengalaman musim sebelumnya, banyak pemain yang kurang optimal. Tentu saja kondisi finansial menjadi perhatian serius karena kami tidak ingin menjadi klub yang menunggak gaji pemain,” ucap Manajer Persela Debby Kurniawan.
Untuk menutupi kebutuhan musim depan, Persela tetap mengambil langkah seperti musim ini. Yakni mengerahkan sumber daya di Lamongan untuk membantu klub dengan sistem sponsorship. Namun soal berapa dana yang bakal ditargetkan klub, manajemen belum bisa memastikan.
Ketika Persepam Madura United juga sudah optimistis dengan pendanaan musim depan, tinggal menunggu dua klub debutan Persik Kediri dan Persebaya Surabaya. Persik mendapatkan tantangan berat karena tergantung PR Gudang Garam, sedangkan Persebaya juga tak kalah sulit karena masih menjadi bayang-bayang Persebaya 1927.
Kebutuhan klub dipastikan lebih banyak dibandingkan dengan musim ini yang hanya memainkan ISL dengan jumlah kontestan 18 klub. Sedangkan musim depan, rencananya peserta kompetisi unifikasi akan bertambah empat klub sehingga total menjadi 22 klub.
Seiring dengan menanjakkan kebutuhan, klub-klub bakal lebih ketat dalam berbelanja di awal musim. Berhemat adalah pilihan paling logis dan dianggap paling bijak sembari menjaga keseimbangan tim agar tak limbung. Di Jawa Timur sendiri terhitung hanya Arema Cronous yang dipastikan memiliki dana melimpah.
Diprediksi bakal memodali tim tak jauh berbeda dengan musim lalu, Arema menjadi klub yang memiliki dana tak terbatas. Berbeda dengan lima klub lain, yakni Persela Lamongan, Persegres Gresik United, Persepam Madura United, serta dua klub pendatang baru Persik Kediri dan Persebaya Surabaya.
Lima klub itu masih harus memeras keringat untuk mendapatkan modal memadai musim depan. “Kebutuhan jelas akan meningkat dibanding musim sebelumnya, salah satunya karena peserta ISL bertambah. Kami harus berhemat agar tidak sampai kehabisan dana di tengah musim,” tutur CEO Persegres Gresik Asroin Widiana.
PSSI sendiri melalui Sekretaris Jenderal Joko Driono telah melontarkan ancaman terhadap klub-klub yang memiliki modal tipis. PSSI mengancam bakal memberikan tindakan tegas kepada tim yang mengalami krisis, misalnya menunggak gaji pemain.
Ketika kebutuhan musim depan dipastikan meningkat sedangkan budget musim ini belum diketahui, Persegres rencananya mengambil beberapa langkah misalnya lebih efisien dalam belanja. “Kami akan lebih bijak dalam mendatangkan pemain. Mungkin pemain muda akan lebih dioptimalkan,” kara Asroin.
Persela Lamongan juga bakal menerapkan langkah serupa. Sadar bahwa mendapatkan sumber dana bukan persoalan mudah, musim depan klub bakal lebih berorientasi pada stabilitas neraca keuangan klub. Walau musim ini prestasi kurang bagus, Persela menunjukkan sinyal tak akan ‘gila belanja’.
“Kami akan lebih selektif dalam mengontrak pemain. Pengalaman musim sebelumnya, banyak pemain yang kurang optimal. Tentu saja kondisi finansial menjadi perhatian serius karena kami tidak ingin menjadi klub yang menunggak gaji pemain,” ucap Manajer Persela Debby Kurniawan.
Untuk menutupi kebutuhan musim depan, Persela tetap mengambil langkah seperti musim ini. Yakni mengerahkan sumber daya di Lamongan untuk membantu klub dengan sistem sponsorship. Namun soal berapa dana yang bakal ditargetkan klub, manajemen belum bisa memastikan.
Ketika Persepam Madura United juga sudah optimistis dengan pendanaan musim depan, tinggal menunggu dua klub debutan Persik Kediri dan Persebaya Surabaya. Persik mendapatkan tantangan berat karena tergantung PR Gudang Garam, sedangkan Persebaya juga tak kalah sulit karena masih menjadi bayang-bayang Persebaya 1927.
(wbs)