Diklat Persib diikuti 28 pemain, Jairo terapkan promosi-degradasi
A
A
A
Sindonews.com - Tim seleksi mendapatkan 28 pesepakbola muda potensial untuk mengikuti Diklat Persib Bandung. Para pemain tersebut merupakan hasil penyaringan dari kompetisi Persib U-19 yang berakhir pekan lalu dan seleksi terbuka di Lapangan PPI, Jalan Supratman, Kota Bandung, 1-2 Oktober lalu.
Awalnya, Diklat Persib hanya akan diikuti 25 pemain. Namun karena peserta seleksi terbuka ternyata membeludak, kuota dalam program pembinaan ini ditambah. Para pesepakbola yang masuk Diklat Persib memiliki usia rata-rata 17 tahun. Dari 28 pemain, empat kursi di antaranya diperuntukkan bagi posisi penjaga gawang.
''Seleksi sudah resmi kami tutup, dan kami sudah mengantongi hasilnya. Sebanyak 28 pemain akan mengikuti Diklat Persib yang latihannya dimulai pada 7 Oktober nanti. Banyaknya peserta seleksi membuat kami harus menambah kuota,” ucap Ketua Tim Seleksi sekaligus pelatih Diklat Persib, Jaino Matos.
Penambahan kuota ini, ucapnya, bukan akan menimbulkan hambatan. Bahkan banyaknya peserta dianggap lebih menguntungkan. Matos menyebut, para peserta seleksi memiliki kemampuan sepak bola sangat baik. Sehingga bakat-bakat itu layak dan harus diwadahi dalam Diklat Persib.
''Saya puas melihat para pemain yang mengikuti seleksi,” tuturnya.
Selain penambahan kuota, tim seleksi juga menetapkan sepuluh pemain yang masuk sebagai daftar tunggu. Hal ini untuk menjaga kemungkinan adanya pemain Diklat Persib yang tidak melanjutkan proses pembinaan. Dengan begitu, tim seleksi tidak perlu lagi melakukan penyaringan ulang terhadap bakat-bakat sepak bola muda di Kota Bandung dan Jawa Barat.
''Siapa tahu ada binaan kami di Diklat Persib, yang masuk klub divisi-divisi tertentu Liga Indonesia. Jika terjadi seperti itu tinggal mengambil sepuluh daftar tunggu,” ucap Matos.
Adanya waiting list juga memungkinkan tim pelatih menerapkan sistem promosi-degradasi untuk menentukan kelanjutan seorang pesepakbola dalam Diklat Persib. Wacana ini tengah digodok jajaran pelatih, agar dalam masa pembinaan pun terdapat kompetisi antarindividu pemain.
''Setiap satu bulan latihan akan kami evaluasi performa para pemain. Dengan adanya sistem promosi degradasi, anak-anak di Diklat Persib pun tentu memiliki motivasi lebih untuk bertahan,” katanya.
Memulai program pembinaan pada Senin (7/10), Diklat Persib rencananya menggunakan tiga lapangan sebagai lokasi berlatih. Yaitu lapangan PPI, Lapangan Batununggal, dan Lapangan Pusdikpom.
Di bulan pertamanya, para pemain Diklat Persib akan menjalani latihan dua kali dalam satu hari. Dalam rentang itu pula, tim pelatih sudah menyiapkan tiga pertandingan ujicoba untuk mereka.
Sementara General Manager Diklat Persib, Yoyo S. Adireja mengatakan, para pesepakbola muda yang masuk dalam program pembinaan skuad Pangeran Biru, merupakan potensi terbaik yang dimiliki Jawa Barat. Dia menjamin tidak ada satupun anak titipan dalam Diklat Persib.
''Semua pemain yang terpilih, sepenuhnya merupakan hasil dari penilaian tim pelatih. Saya jamin obyektivitas tim penyeleksi. Sama sekali tidak ada pemain titipan di Diklat Persib,” ungkapnya.
Awalnya, Diklat Persib hanya akan diikuti 25 pemain. Namun karena peserta seleksi terbuka ternyata membeludak, kuota dalam program pembinaan ini ditambah. Para pesepakbola yang masuk Diklat Persib memiliki usia rata-rata 17 tahun. Dari 28 pemain, empat kursi di antaranya diperuntukkan bagi posisi penjaga gawang.
''Seleksi sudah resmi kami tutup, dan kami sudah mengantongi hasilnya. Sebanyak 28 pemain akan mengikuti Diklat Persib yang latihannya dimulai pada 7 Oktober nanti. Banyaknya peserta seleksi membuat kami harus menambah kuota,” ucap Ketua Tim Seleksi sekaligus pelatih Diklat Persib, Jaino Matos.
Penambahan kuota ini, ucapnya, bukan akan menimbulkan hambatan. Bahkan banyaknya peserta dianggap lebih menguntungkan. Matos menyebut, para peserta seleksi memiliki kemampuan sepak bola sangat baik. Sehingga bakat-bakat itu layak dan harus diwadahi dalam Diklat Persib.
''Saya puas melihat para pemain yang mengikuti seleksi,” tuturnya.
Selain penambahan kuota, tim seleksi juga menetapkan sepuluh pemain yang masuk sebagai daftar tunggu. Hal ini untuk menjaga kemungkinan adanya pemain Diklat Persib yang tidak melanjutkan proses pembinaan. Dengan begitu, tim seleksi tidak perlu lagi melakukan penyaringan ulang terhadap bakat-bakat sepak bola muda di Kota Bandung dan Jawa Barat.
''Siapa tahu ada binaan kami di Diklat Persib, yang masuk klub divisi-divisi tertentu Liga Indonesia. Jika terjadi seperti itu tinggal mengambil sepuluh daftar tunggu,” ucap Matos.
Adanya waiting list juga memungkinkan tim pelatih menerapkan sistem promosi-degradasi untuk menentukan kelanjutan seorang pesepakbola dalam Diklat Persib. Wacana ini tengah digodok jajaran pelatih, agar dalam masa pembinaan pun terdapat kompetisi antarindividu pemain.
''Setiap satu bulan latihan akan kami evaluasi performa para pemain. Dengan adanya sistem promosi degradasi, anak-anak di Diklat Persib pun tentu memiliki motivasi lebih untuk bertahan,” katanya.
Memulai program pembinaan pada Senin (7/10), Diklat Persib rencananya menggunakan tiga lapangan sebagai lokasi berlatih. Yaitu lapangan PPI, Lapangan Batununggal, dan Lapangan Pusdikpom.
Di bulan pertamanya, para pemain Diklat Persib akan menjalani latihan dua kali dalam satu hari. Dalam rentang itu pula, tim pelatih sudah menyiapkan tiga pertandingan ujicoba untuk mereka.
Sementara General Manager Diklat Persib, Yoyo S. Adireja mengatakan, para pesepakbola muda yang masuk dalam program pembinaan skuad Pangeran Biru, merupakan potensi terbaik yang dimiliki Jawa Barat. Dia menjamin tidak ada satupun anak titipan dalam Diklat Persib.
''Semua pemain yang terpilih, sepenuhnya merupakan hasil dari penilaian tim pelatih. Saya jamin obyektivitas tim penyeleksi. Sama sekali tidak ada pemain titipan di Diklat Persib,” ungkapnya.
(aww)