Gemar berantem, Aghniny raih banyak prestasi
A
A
A
Sindonews.com - Gelaran Islamic Solidarity Games (ISG) III, Palembang, memang telah berakhir pada pekan lalu. Namun, pesta olahraga negara-negara Islam se-dunia itu meninggalkan hal-hal yang mengejutkan. Salah satunya adalah di cabang olahraga taekwondo putri.
Taekwondoin muda Indonesia, Aghniny Haque, secara tak terduga namanya berhasil mencuat, setelah menyabet emas di kelas 46kg putri. Gadis berusia 16 tahun itu mampu menumbangkan lawan-lawan yang cukup tangguh, salah satunya adalah mematahkan perlawanan wakil Malaysia, Thirunakarasu Shakila Dharsini, guna menyabet medali emas.
Torehan emas yang disumbangkan Aghniny tersebut cukup berarti buat Indonesia, pasalnya di dua hari berikutnya, kontingen taekwondo Indonesia gagal menambah raihan emasnya.
“Senang rasanya dapat menyumbangkan medali emas di ISG III ini. Paling tidak ini bisa menjadi modal untuk berbuat yang terbaik di SEA Games Myanmar Desember mendatang. Apalagi ini medali emas internasional pertama saya di ajang multi event,” ungkap dara kelahiran Semarang, 8 Maret 1997, sebagaimana dilansir laman satlakprima.com, Selasa (8/10).
Awal perkenalan dengan taekwondo
Terdapat kisah yang cukup unik, yang pada akhirnya membuat Aghniny bergulat dengan dunia taekwondo. Aghniny merupakan anak yang cukup bandel, dan hampir tiap hari dia selalu bertengkar dengan anak tetangga. Hal tersebut membuat orang tuanya, khususnya ibunya, menjadi pusing tujuh keliling.
Alhasil, kedua orangtuanya pun sepakat untuk memasukkan Aghniny ke klub taekwondo di Semarang, dengan harapan bakat bertengkarnya bisa tersalurkan dengan baik. Aghniny, yang tercatat siswa kelas 2 SMA Negeri 9 Semarang, juga mengakui jika dirinya mulai tertarik mendalami taekwondo ketika usianya masih enam tahun.
“Saya belajar taekwondo didukung penuh oleh keluarga. Bayangkan saja, baru dua hari masuk klub terus ada pertandingan se-Kota Semarang dan saya langsung menang. Itu membuat saya makin termotivasi untuk belajar,” terang Aghniny, yang pernah menyabet medali emas di Hongkong Terbuka dan Thailand Terbuka untuk kategori remaja.
Incar Olimpiade 2020
Mampu menggapai beberapa prestasi, termasuk di ISG 2013, Aghnny pun memiliki motivasi untuk menyabet medali emas secara berkala di SEA Games, lalu Asian Games, dan menjadi wakil Indonesia di Olimpiade 2020. “Di SEA Games nanti lawan terberat akan datang dari Thailand. Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk meraih medali emas di kelas 46 kg,” tegasnya.
Aghniny memiliki alasan tersendiri mengapa dirinya memiliki target untuk bisa tampil di Olimpiade 2020. Pada 2020, menurut pandangannya, dia sudah memasuki usia yang cukup matang untuk menjadi atlet taekwondo senior.
Taekwondoin muda Indonesia, Aghniny Haque, secara tak terduga namanya berhasil mencuat, setelah menyabet emas di kelas 46kg putri. Gadis berusia 16 tahun itu mampu menumbangkan lawan-lawan yang cukup tangguh, salah satunya adalah mematahkan perlawanan wakil Malaysia, Thirunakarasu Shakila Dharsini, guna menyabet medali emas.
Torehan emas yang disumbangkan Aghniny tersebut cukup berarti buat Indonesia, pasalnya di dua hari berikutnya, kontingen taekwondo Indonesia gagal menambah raihan emasnya.
“Senang rasanya dapat menyumbangkan medali emas di ISG III ini. Paling tidak ini bisa menjadi modal untuk berbuat yang terbaik di SEA Games Myanmar Desember mendatang. Apalagi ini medali emas internasional pertama saya di ajang multi event,” ungkap dara kelahiran Semarang, 8 Maret 1997, sebagaimana dilansir laman satlakprima.com, Selasa (8/10).
Awal perkenalan dengan taekwondo
Terdapat kisah yang cukup unik, yang pada akhirnya membuat Aghniny bergulat dengan dunia taekwondo. Aghniny merupakan anak yang cukup bandel, dan hampir tiap hari dia selalu bertengkar dengan anak tetangga. Hal tersebut membuat orang tuanya, khususnya ibunya, menjadi pusing tujuh keliling.
Alhasil, kedua orangtuanya pun sepakat untuk memasukkan Aghniny ke klub taekwondo di Semarang, dengan harapan bakat bertengkarnya bisa tersalurkan dengan baik. Aghniny, yang tercatat siswa kelas 2 SMA Negeri 9 Semarang, juga mengakui jika dirinya mulai tertarik mendalami taekwondo ketika usianya masih enam tahun.
“Saya belajar taekwondo didukung penuh oleh keluarga. Bayangkan saja, baru dua hari masuk klub terus ada pertandingan se-Kota Semarang dan saya langsung menang. Itu membuat saya makin termotivasi untuk belajar,” terang Aghniny, yang pernah menyabet medali emas di Hongkong Terbuka dan Thailand Terbuka untuk kategori remaja.
Incar Olimpiade 2020
Mampu menggapai beberapa prestasi, termasuk di ISG 2013, Aghnny pun memiliki motivasi untuk menyabet medali emas secara berkala di SEA Games, lalu Asian Games, dan menjadi wakil Indonesia di Olimpiade 2020. “Di SEA Games nanti lawan terberat akan datang dari Thailand. Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk meraih medali emas di kelas 46 kg,” tegasnya.
Aghniny memiliki alasan tersendiri mengapa dirinya memiliki target untuk bisa tampil di Olimpiade 2020. Pada 2020, menurut pandangannya, dia sudah memasuki usia yang cukup matang untuk menjadi atlet taekwondo senior.
(nug)