Dibungkam Indonesia, pelatih Laos salahkan kartu merah
A
A
A
Sindonews.com - Pelatih tim nasional Laos U-19, Chandalaphone Liepvisay mengakui dua kartu merah yang diterima anak asuhnya turut memengaruhi jalannya pertandingan. Dua kartu merah itu, kata Liepvisay membuat konsentrasi anak asuhnya hilang sehingga menuai hasil kurang maksimal di laga pembuka kualifikasi Piala AFC
Seperti diketahui, Laos harus kehilangan dua pemainnya saat digebuk Indonesia 0-4 di Grup G kualifikasi Piala AFC U-19 di Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK), malam tadi. Dua pemain yang dikartu merah yakni, Phithack Kongmathilath dan Xouxana Sihalath. "Di babak pertama kami bermain sudah cukup bagus. Tetapi di babak kedua hilang konsentrasi karena dua kartu merah yang diterima," terang Liepvisay, Rabu (9/10/2013).
Selain kartu merah, seringnya wasit meniup peluit juga dinilai Liepvisay berperan besar dalam hilangnya konsentrasi Laos. Namun demikian, dirinya enggan menyalahkan wasit. "Tidak ingin menyalahkan wasit. Tetapi terlalu banyak peluit ditiup dalam pertandingan ini," paparnya.
Mengenai seringnya pemain Laos jatuh, hal itu diakui Liepvisay sebagai bagian dari taktik untuk menghindari kebobolan lebih banyak. "Itu sebagai strategi ulur waktu agar tidak kebobolan lebih banyak," tutup Liepvisay.
Seperti diketahui, Laos harus kehilangan dua pemainnya saat digebuk Indonesia 0-4 di Grup G kualifikasi Piala AFC U-19 di Stadion Gelora Bung Karno (SUGBK), malam tadi. Dua pemain yang dikartu merah yakni, Phithack Kongmathilath dan Xouxana Sihalath. "Di babak pertama kami bermain sudah cukup bagus. Tetapi di babak kedua hilang konsentrasi karena dua kartu merah yang diterima," terang Liepvisay, Rabu (9/10/2013).
Selain kartu merah, seringnya wasit meniup peluit juga dinilai Liepvisay berperan besar dalam hilangnya konsentrasi Laos. Namun demikian, dirinya enggan menyalahkan wasit. "Tidak ingin menyalahkan wasit. Tetapi terlalu banyak peluit ditiup dalam pertandingan ini," paparnya.
Mengenai seringnya pemain Laos jatuh, hal itu diakui Liepvisay sebagai bagian dari taktik untuk menghindari kebobolan lebih banyak. "Itu sebagai strategi ulur waktu agar tidak kebobolan lebih banyak," tutup Liepvisay.
(akr)