Indra Sjafri: Semua pemain adalah Jenderal

Kamis, 10 Oktober 2013 - 13:35 WIB
Indra Sjafri: Semua pemain adalah Jenderal
Indra Sjafri: Semua pemain adalah Jenderal
A A A
Sindonews.com - Nahkoda tim nasional (timnas) U-19 Indonesia, Indra Sjafri, menepis anggapan tidak ada sosok pemimpin di tim Garuda Jaya, julukan timnas U-19. Pelatih asal Padang, Sumatera Barat, tersebut, tegas menyatakan jika seluruh pemainnya di dalam lapangan adalah pemimpin. Atau sosok jenderal yang selalu siap bertempur di medan laga.

Di usia kisaran 16 sampai 18 tahun usia rata-rata para punggawa timnas U-19, tentu akan sulit mendapatkan pemain yang sudah terasah mentalnya. Akan tetapi, hal tersebut tidak menyurutkan kepercayaan Indra terhadapan ke- 23 pemainnya yang sedang berjuang di Kualifikasi Piala AFC U- 19 Grup G. Dimana Indonesia tergabung dengan Korea Selatan (Korsel), Laos, dan juga Filipina.

Indra malah menegaskan, jika para punggawa timnas U-19 adalah sosok jendral-jendral yang siap berjuang di medan laga. Ilham Udin Armayin, Evan Dimas, Zulfiandi, Muchlis Hadi Ning, Hansama Yama Pranata, dan pemain lainnya, digambarkan Indra sebagai jendral-jendral tanggung yang mengisi lini perlini tim Garuda Jaya.

"Itu kata-kata mutiara yang sudah saya dengar, dari saya dulu masih jadi pemain. Harus punya jenderal yang memimpin di lapangan. Tapi saya kira, semuanya harus jadi jendral. Karena kalau jendral sesama jendral berdiri di lapangan, itu akan menjadi lebih kuat. Ketimbang, hanya ada satu jendral," ungkap Indra.

Walau menganggap semua anak asuhnya wajib menjadi sosok penting di dalam tim, Indra tetap tidak menampik usia belia dari para pemainnya. Untuk itu, pelatih yang sempat bermain di PSP Padang ini mengaku, masih harus bekerja keras dipinggir lapangan. Demi membangun semangat juang tanpa menyerah, layaknya jendral yang sedang berjuang di medan pertempuran.

"Mungkin anggapan tidak adanya sosok jendral di timnas U-19, karena tidak ada yang mengatur ritme bermain di dalam lapangan. Kalau soal itu, adalah tugas kami sebagai pelatih. Berteriak-teriak dipinggir lapangan untuk membakar dan memompa semangat para pemain di dalam lapangan," papar Indra.

Anggapan Indra jika semua pemain wajib menjadi jendral di dalam lapangan, sekaligus menggambarkan tidak ada pemain yang begitu spesial dimatanya. Kalau memang ada sosok pemain kunci di tim Garuda Jaya, bukan secara otomatis membuat pemain tersebut terbebas dari persaingan diantara pemain satu dengan para pemain lainnya.

Sistem persaingan secara sehat yang dikedepankan Indra, nyatanya memang sudah menunjukan hasil yang bagus. Yaitu, ketika timnas U-19 akhirnya memutus puasa gelar sepak bola Indonesia dikancah internasional. Yaitu dengan keluar sebagai kampium Piala AFF U-19 beberapa waktu lalu. Gelar itu menjadi yang pertama, setelah terakhir kali Indonesia meraih medali emas SEA Games 1991 di Manila, Filipina.

"Saya selalu katakan kepada pemain, apakah kalian sudah merasa puas dengan keluar sebagai Piala AFF saja? Ataukah ingin mencapai target yang lebih tinggi lagi. Itu berulang-ulang kali saya sampaikan, agar mereka tidak merasa cepat puas," jelas Indra.

"Karena kalau kita bisa lolos disini (Kualifikasi Piala AFC U-19 Grup G), para pemain akan memiliki porsi pertandingan internasional yang lebih banyak kedepan. Ini tentu sangat bagus untuk terus mengasah mental dan cara mereka bertanding," tutup pelatih berusia 50 tahun tersebut.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0034 seconds (0.1#10.140)
pixels