Djokovic pertanyakan sistem kontrol doping
A
A
A
Sindonews.com - Program anti doping yang diterapkan dalam olahraga tenis kembali dipertanyakan Novak Djokovic, setelah Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga (CAS) menjatuhkan putusan satu tahun hukuman kepada Viktor Troicki. Menurutnya, ini tidak ada kaitannya dengan apa yang dialami rekan senegaranya itu melainkan bagaimana kinerja Federasi Tenis Internasional (ITF), dalam menanggulangi masalah ini.
Pasalnya, ada kebingungan yang terjadi saat Troicki diminta oleh DCO untuk tidak memberikan sampel darah karena terlihat kondisinya tidak sehat pada perhelatan Monte Carlo Masters. Atas ketidakhadirannya itu, ia harus menerima pil pahit ketika ITF menjatuhkan larangan bertanding selama 18 bulan sebelum akhirnya mendapatkan pengurangan enam bulan dari CAS.
Djokovic menambahkan melihat penerapan program doping yang masih karut marut, bisa membuat ITF maupun Badan Anti Doping Dunia (WADA) kehilangan kepercayaannya di olahraga ini.
"Saya sudah tidak memiliki kepercayaan lagi terhadap penerapan doping ini. Saya tidak tahu apakah besok, perwakilan kontrol doping (DCO), yang juga merupakan perwakilan WADA akan berada di setiap turnamen ? Karena mereka tidak memiliki profesionalisme yang jelas, dan sering melakukan kelalaian serta ketidakmampuan untuk menjelaskan aturan ini secara tepat," tutur Djokovic dilansir Super Sport, Rabu (6/11/2013).
Sementara itu, menanggapi keluhan itu Presiden ITF Francesco Ricci Bitti mengatakan, organisasinya telah berkomitmen melindungi olahraga ini tercemar dari masalah doping. "Kami semua harus ingat bahwa tepat satu tahun lalu program anti doping di seluruh dunia berada di bawah pengawasan. Dan kami hanya meminta program anti doping ini berusaha untuk menjaga olahraga kami tetap bersih," timpal Bitti.
Pasalnya, ada kebingungan yang terjadi saat Troicki diminta oleh DCO untuk tidak memberikan sampel darah karena terlihat kondisinya tidak sehat pada perhelatan Monte Carlo Masters. Atas ketidakhadirannya itu, ia harus menerima pil pahit ketika ITF menjatuhkan larangan bertanding selama 18 bulan sebelum akhirnya mendapatkan pengurangan enam bulan dari CAS.
Djokovic menambahkan melihat penerapan program doping yang masih karut marut, bisa membuat ITF maupun Badan Anti Doping Dunia (WADA) kehilangan kepercayaannya di olahraga ini.
"Saya sudah tidak memiliki kepercayaan lagi terhadap penerapan doping ini. Saya tidak tahu apakah besok, perwakilan kontrol doping (DCO), yang juga merupakan perwakilan WADA akan berada di setiap turnamen ? Karena mereka tidak memiliki profesionalisme yang jelas, dan sering melakukan kelalaian serta ketidakmampuan untuk menjelaskan aturan ini secara tepat," tutur Djokovic dilansir Super Sport, Rabu (6/11/2013).
Sementara itu, menanggapi keluhan itu Presiden ITF Francesco Ricci Bitti mengatakan, organisasinya telah berkomitmen melindungi olahraga ini tercemar dari masalah doping. "Kami semua harus ingat bahwa tepat satu tahun lalu program anti doping di seluruh dunia berada di bawah pengawasan. Dan kami hanya meminta program anti doping ini berusaha untuk menjaga olahraga kami tetap bersih," timpal Bitti.
(wbs)