Tampil menggila, CLS panen rekor
A
A
A
Sindonews.com - Performa luar biasa ditunjukkan CLS Knights Surabaya. Tim asal Kota Pahlawan ini menciptakan banyak rekor pada game pertama mereka dalam seri pembuka Speedy National Basketball League (NBL) Indonesia 2013-2014. Sedikitnya tiga rekor berhasil diukir tim polesan Kim Dong-won ini saat menggilas Garuda Kukar Bandung 82-61, di GOR Bimasakti Malang, Sabtu (16/11).
Tampil dengan dukungan Mario Wuysang sebagai pengatur serangan, CLS tampil lebih berani dalam menekan pertahanan lawan dan makin produktif. Berulang kali point guard senior itu memanjakan mesin poin CLS untuk mendulang angka melalui assist matangnya. Hasilnya, dua mesin poin CLS, Andrie ’Yayan’ Ekayana dan Sandy Febiansyakh tampil menggila.
Dalam game ini, baik Yayan maupun Sandy berhasil mencetak rekor poin tertinggi dalam satu pertandingan. Yayan, mematahkan rekor lamanya (22 poin) dengan mencetak 23 poin. Sedangkan Sandy, mencetak 30 poin (poin tertinggi sebelumnya 19 poin).
Tidak itu saja. Keunggulan CLS atas lawannya hingga menyentuh angka 82, merupakan yang tertinggi selama pertemuan mereka di NBL Indonesia. Hasil tertinggi yang diraih CLS saat bertanding lawan Garuda ialah kemenangan dengan skor 74-43, pada 20 Oktober 2010 di Seri I musim perdana NBL Indonesia (2010-2011).
Sepanjang game ini, CLS memang tampil dominan. Sejak tip-off, CLS selalu menerapkan strategi bermain cepat. Cara ini, terbukti cukup efektif untuk menggebrak Garuda. Hasilnya, kuarter pertama CLS unggul 27-19.
Permainan cepat, dilanjutkan di kuarter kedua. Di kuarter ini, serangan cepat CLS membuhkan banyak poin karena akurasi Sandy. Dari tiga kali percobaan tembakan three point, ketiganya selalu berhasil. Sembilan angka pun dibukukan oleh Sandy di kuarter kedua dan membawa CLS unggul 45-36 atas Garuda.
Di awal kuarter ketiga, Yayan ditarik keluar karena telah foul trouble. Posisi Yayan, digantikan oleh Wisnu Budidharma. Meski demikian, permainan CLS tetap stabil. CLS mampu mempertahankan dominasi dan unggul jauh dari Garuda 63-47 di penghujung kuarter ketiga.
Kuarter keempat, Dimaz Muharri menunjukkan aksi ciamik. Ketika berada dibawah ring usai melakukan fast break,Dimaz memberi assist sempurna bagi Sandy dengan cara behind-the-head pass. Berada di luar garis three-point, tembakan akurat Sandy membuahkan 3 angka bagi CLS. Pertandingan ini pun, berakhir dengan kemenangan CLS yang meyakinkan.
”Saya sangat puas sekali dengan performa rekan-rekan hari ini, terutama Mario (Wuysang). Dia memberi banyak perubahan bagi tim kami. Selain itu, tidak sia-sia kami beruji-coba hingga ke Korea,” ucap Yayan
Tampil dengan dukungan Mario Wuysang sebagai pengatur serangan, CLS tampil lebih berani dalam menekan pertahanan lawan dan makin produktif. Berulang kali point guard senior itu memanjakan mesin poin CLS untuk mendulang angka melalui assist matangnya. Hasilnya, dua mesin poin CLS, Andrie ’Yayan’ Ekayana dan Sandy Febiansyakh tampil menggila.
Dalam game ini, baik Yayan maupun Sandy berhasil mencetak rekor poin tertinggi dalam satu pertandingan. Yayan, mematahkan rekor lamanya (22 poin) dengan mencetak 23 poin. Sedangkan Sandy, mencetak 30 poin (poin tertinggi sebelumnya 19 poin).
Tidak itu saja. Keunggulan CLS atas lawannya hingga menyentuh angka 82, merupakan yang tertinggi selama pertemuan mereka di NBL Indonesia. Hasil tertinggi yang diraih CLS saat bertanding lawan Garuda ialah kemenangan dengan skor 74-43, pada 20 Oktober 2010 di Seri I musim perdana NBL Indonesia (2010-2011).
Sepanjang game ini, CLS memang tampil dominan. Sejak tip-off, CLS selalu menerapkan strategi bermain cepat. Cara ini, terbukti cukup efektif untuk menggebrak Garuda. Hasilnya, kuarter pertama CLS unggul 27-19.
Permainan cepat, dilanjutkan di kuarter kedua. Di kuarter ini, serangan cepat CLS membuhkan banyak poin karena akurasi Sandy. Dari tiga kali percobaan tembakan three point, ketiganya selalu berhasil. Sembilan angka pun dibukukan oleh Sandy di kuarter kedua dan membawa CLS unggul 45-36 atas Garuda.
Di awal kuarter ketiga, Yayan ditarik keluar karena telah foul trouble. Posisi Yayan, digantikan oleh Wisnu Budidharma. Meski demikian, permainan CLS tetap stabil. CLS mampu mempertahankan dominasi dan unggul jauh dari Garuda 63-47 di penghujung kuarter ketiga.
Kuarter keempat, Dimaz Muharri menunjukkan aksi ciamik. Ketika berada dibawah ring usai melakukan fast break,Dimaz memberi assist sempurna bagi Sandy dengan cara behind-the-head pass. Berada di luar garis three-point, tembakan akurat Sandy membuahkan 3 angka bagi CLS. Pertandingan ini pun, berakhir dengan kemenangan CLS yang meyakinkan.
”Saya sangat puas sekali dengan performa rekan-rekan hari ini, terutama Mario (Wuysang). Dia memberi banyak perubahan bagi tim kami. Selain itu, tidak sia-sia kami beruji-coba hingga ke Korea,” ucap Yayan
(dka)