Wasit Perbasi Malang dapat pengalaman berharga
A
A
A
Sindonews.com - Pengalaman berharga didapatkan para wasit yang bernaung di pengurus kota Perbasi Malang. Mereka mendapat banyak ilmu dari wasit NBL Indonesia berlisensi FIBA, dalam acara bertajuk Referee Class with NBL Indonesia di Ruang Pertamina SMAN 8 Malang, Selasa (19/11).
Acara ini dihelat oleh Pengkot Perbasi Malang bekerjasama dengan PT Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia selaku penyelenggara liga basket tertinggi tanah air, NBL Indonesia. Hadir sebagai pembicara adalah dua wasit NBL Indonesia berlisensi FIBA, Ilham Burhanuddin dan Budi Marfan.
Kedua wasit tersebut diundang sebagai pemateri karena jam terbang yang tinggi di bidang perwasitan, sekaligus karena mengantongi lisensi FIBA, lisensi tertinggi yang diraih oleh seorang wasit dan merupakan lisensi berstandar internasional.
Beberapa aturan, diulas bersama dalam forum yang dihadiri para wasit di Malang. Salah satunya, aturan hand checking. "Sebagai wasit, kita harus memperingatkan pemain lebih dahulu sebelum memberikan foul. Paling tidak sekali peringatan bagi pemain," kata wasit FIBA yang berasal pengurus provinsi Perbasi DKI Jakarta, Ilham seperti dikutip situs resmi NBL Indonesia, Rabu (20/11)
Dalam forum ini, dibahas pula aturan FIBA pasal 33 mengenai body contact. Budi Marfan menjelaskan ada beberapa jenis body contact yang biasa dilakukan pemain saat pertandingan.
"Ada yang legal, illegal, dan incidental body contact. Yang dapat menimbulkan foul, jelas body contact yang illegal. Salah contohnya ialah pemain penyerang melakukan body contact dengan pemain bertahan diluar silindernya. Ini bisa menyebabkan foul," papar wasit aktif yang memulai karirnya di tahun 2000 ini.
Adanya forum ini, disambut baik oleh Suryo Yuliarto, ketua harian Pengkot Perbasi Malang. “Dengan digelarnya event NBL Indonesia di Malang, kami bisa mempelajari banyak hal. Salah satunya yang berkaitan dengan wasit. Kami harapkan forum seperti ini (Referee Class) bisa meningkatkan kemampuan wasit di Malang,” ungkap Suryo.
Sementara itu, Devy Riska selaku basketball operations senior coordinator PT DBL Indonesia mengatakan bahwa pemahaman aturan FIBA sangat diperlukan oleh wasit manapun. “Setiap wasit, dituntut untuk mengerti aturan FIBA seluruhnya. Itulah mengapa kami sangat selektif dalam memilih wasit untuk menjadi pengadil laga di NBL Indonesia,” ungkap Devy
Acara ini dihelat oleh Pengkot Perbasi Malang bekerjasama dengan PT Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia selaku penyelenggara liga basket tertinggi tanah air, NBL Indonesia. Hadir sebagai pembicara adalah dua wasit NBL Indonesia berlisensi FIBA, Ilham Burhanuddin dan Budi Marfan.
Kedua wasit tersebut diundang sebagai pemateri karena jam terbang yang tinggi di bidang perwasitan, sekaligus karena mengantongi lisensi FIBA, lisensi tertinggi yang diraih oleh seorang wasit dan merupakan lisensi berstandar internasional.
Beberapa aturan, diulas bersama dalam forum yang dihadiri para wasit di Malang. Salah satunya, aturan hand checking. "Sebagai wasit, kita harus memperingatkan pemain lebih dahulu sebelum memberikan foul. Paling tidak sekali peringatan bagi pemain," kata wasit FIBA yang berasal pengurus provinsi Perbasi DKI Jakarta, Ilham seperti dikutip situs resmi NBL Indonesia, Rabu (20/11)
Dalam forum ini, dibahas pula aturan FIBA pasal 33 mengenai body contact. Budi Marfan menjelaskan ada beberapa jenis body contact yang biasa dilakukan pemain saat pertandingan.
"Ada yang legal, illegal, dan incidental body contact. Yang dapat menimbulkan foul, jelas body contact yang illegal. Salah contohnya ialah pemain penyerang melakukan body contact dengan pemain bertahan diluar silindernya. Ini bisa menyebabkan foul," papar wasit aktif yang memulai karirnya di tahun 2000 ini.
Adanya forum ini, disambut baik oleh Suryo Yuliarto, ketua harian Pengkot Perbasi Malang. “Dengan digelarnya event NBL Indonesia di Malang, kami bisa mempelajari banyak hal. Salah satunya yang berkaitan dengan wasit. Kami harapkan forum seperti ini (Referee Class) bisa meningkatkan kemampuan wasit di Malang,” ungkap Suryo.
Sementara itu, Devy Riska selaku basketball operations senior coordinator PT DBL Indonesia mengatakan bahwa pemahaman aturan FIBA sangat diperlukan oleh wasit manapun. “Setiap wasit, dituntut untuk mengerti aturan FIBA seluruhnya. Itulah mengapa kami sangat selektif dalam memilih wasit untuk menjadi pengadil laga di NBL Indonesia,” ungkap Devy
(dka)