Kekuatan Persela nggak solid
A
A
A
Sindonews.com -- Persela Lamongan menghadapi misi hampir mustahil dalam mempertahankan gelar Piala Gubernur (PG). Kesiapan tim yang masih jauh dari mapan membuat Laskar Joko Tingkir diragukan bisa menyabet trofi turnamen untuk keenam kalinya.
Jika dihitung sejak penunjukkan Eduard Tjong sebagai pelatih, maka Persela hanya memiliki waktu efektif selama dua pekan. Itu waktu yang sangat singkat mengingat tim berjuluk Laskar Joko Tingkir telah kehilangan banyak aset penting dan harus mencari pemain dalam jumlah banyak.
Aspek lain yang tak kalah menentukan adalah peta persaingan PG 2013 yang jauh lebih berat dibanding gelaran 2012. Pada gelaran tahun lalu, Persela hanya menghadapi tim sekelas PSBK Blitar dan Deltras Sidoarjo. Sebagai tuan rumah, tentu tak sulit menyingkirkan pesaingnya yang selevel lebih lemah.
Sedangkan di PG 2013 kekuatan lebih tangguh dan merata. Rencananya Persela bakal berkumpul dengan Persebaya Surabaya, Persib Bandung dan Persik Kediri. Bisa dibayangkan bagaimana perbedaan rivalitas di PG 2013 dengan tahun lalu. Kontestan yang berada di level Persela mungkin hanya Persik Kediri.
"Kami belum memiliki kekuatan yang solid untuk Piala Gubernur. Tapi manajemen meminta tim berupaya semaksimal mungkin mempertahankan gelar juara. Saya rasa persaingan akan sangat berat karena ada beberapa tim yang kekuatannya sudah komplit," tutur Eduard Tjong, Pelatih Persela Lamongan.
Kendati mendapatkan beban untuk mempertahankan gelar PG, Edu ingin timnya tidak terlalu tertekan dengan target tersebut. Bagaimana pun Persela menurutnya tidak sesiap peserta lain terutama seperti Persib Bandung dan Persebaya Surabaya yang sangat agresif dalam bursa transfer.
Sekaligus mantan pelatih Persis Solo ini masih dalam tahap membangun tim dengan mencari pemain baru. "Piala Gubernur sekaligus untuk seleksi pemain. Tapi sebelum turnamen dimulai, saya akan berupaya komposisi tim lengkap walau mungkin mengoptimalkan pemain muda," tambahnya.
Sebagai juara bertahan, Persela pantas untuk menjaga harga diri, apalagi rencananya tim biru laut bakal kembali berstatus tuan rumah. Dukungan supporter LA Mania tentunya menjadi salah satu pemantik motivasi bagi Laskar Joko Tingkir untuk meraih hasil semaksimal mungkin.
Pengoleksi lima gelar PG ini telah mengangkat trofi dalam tiga edisi secara berturut-turut yakni PG 2009, 2010, serta 2012. Pada 2011 turnamen tidak digelar karena kurang stabilnya kondisi persepakbolaan nasional. Persela masih menjadi klub yang meraih trofi terbanyak, disusul Persik Kediri.
Sayangnya, justu ketika menjadi juara PG di masa pra musim, tim kebanggaan Kota Soto menuai hasil kurang memuaskan di kompetisi Indonesia Super League (ISL). Tapi ketika PG tidak digelar pada 2011, Persela malah berhasil finish di posisi empat klasemen akhir ISL musim 2011-2012.
Jika dihitung sejak penunjukkan Eduard Tjong sebagai pelatih, maka Persela hanya memiliki waktu efektif selama dua pekan. Itu waktu yang sangat singkat mengingat tim berjuluk Laskar Joko Tingkir telah kehilangan banyak aset penting dan harus mencari pemain dalam jumlah banyak.
Aspek lain yang tak kalah menentukan adalah peta persaingan PG 2013 yang jauh lebih berat dibanding gelaran 2012. Pada gelaran tahun lalu, Persela hanya menghadapi tim sekelas PSBK Blitar dan Deltras Sidoarjo. Sebagai tuan rumah, tentu tak sulit menyingkirkan pesaingnya yang selevel lebih lemah.
Sedangkan di PG 2013 kekuatan lebih tangguh dan merata. Rencananya Persela bakal berkumpul dengan Persebaya Surabaya, Persib Bandung dan Persik Kediri. Bisa dibayangkan bagaimana perbedaan rivalitas di PG 2013 dengan tahun lalu. Kontestan yang berada di level Persela mungkin hanya Persik Kediri.
"Kami belum memiliki kekuatan yang solid untuk Piala Gubernur. Tapi manajemen meminta tim berupaya semaksimal mungkin mempertahankan gelar juara. Saya rasa persaingan akan sangat berat karena ada beberapa tim yang kekuatannya sudah komplit," tutur Eduard Tjong, Pelatih Persela Lamongan.
Kendati mendapatkan beban untuk mempertahankan gelar PG, Edu ingin timnya tidak terlalu tertekan dengan target tersebut. Bagaimana pun Persela menurutnya tidak sesiap peserta lain terutama seperti Persib Bandung dan Persebaya Surabaya yang sangat agresif dalam bursa transfer.
Sekaligus mantan pelatih Persis Solo ini masih dalam tahap membangun tim dengan mencari pemain baru. "Piala Gubernur sekaligus untuk seleksi pemain. Tapi sebelum turnamen dimulai, saya akan berupaya komposisi tim lengkap walau mungkin mengoptimalkan pemain muda," tambahnya.
Sebagai juara bertahan, Persela pantas untuk menjaga harga diri, apalagi rencananya tim biru laut bakal kembali berstatus tuan rumah. Dukungan supporter LA Mania tentunya menjadi salah satu pemantik motivasi bagi Laskar Joko Tingkir untuk meraih hasil semaksimal mungkin.
Pengoleksi lima gelar PG ini telah mengangkat trofi dalam tiga edisi secara berturut-turut yakni PG 2009, 2010, serta 2012. Pada 2011 turnamen tidak digelar karena kurang stabilnya kondisi persepakbolaan nasional. Persela masih menjadi klub yang meraih trofi terbanyak, disusul Persik Kediri.
Sayangnya, justu ketika menjadi juara PG di masa pra musim, tim kebanggaan Kota Soto menuai hasil kurang memuaskan di kompetisi Indonesia Super League (ISL). Tapi ketika PG tidak digelar pada 2011, Persela malah berhasil finish di posisi empat klasemen akhir ISL musim 2011-2012.
(wbs)