The Dragon raih gelar pertamanya saat dibesut Rambing
A
A
A
Sindonews.com - Chris John merupakan putra kedua dari empat bersaudara dari pasangan Johan Tjahjadi (alias Tjia Foek Sem) dan Maria Warsini. Ayah Chris John, Johan Tjahjadi yang mantan petinju amatir ini melatih Chris John dan adiknya Adrian sejak mereka berusia 5 tahun. Chris John mulai bertanding tinju di kejuaraan Bupati Cup Banjarnegara di alun-alun. Di sinilah dia mulai menunjukkan bakatnya, pada tahun 1985 hingga 1988.
Setelah bertanding dalam beberapa kejuaraan amatir di Banjarnegara, Chris John dianggap memiliki talenta yang luar biasa kemudian dilirik oleh pelatih tinju kenamaan saat itu, Sutan Rambing, dan fokus berlatih di Semarang.
Tahun 1998 merupakan awal kariernya di dunia tinju profesional. Kemenangan pertamanya ini diraih saat menaklukkan Firman Kanda dengan menang angka dalam pertandingan 6 ronde.
Namanya makin santer menjadi sorotan media kala menjadi murid Sutan Rambing, dia mampu mengalahkan petinju idola Indonesia saat itu, Muhammad Alfaridzi, pasalnya The Dragon, julukan Cris, sempat tersungkur ke kanvas dua kali, namun dia mampu bangkit dan berhasil meng-KO Alfaridzi pada ronde terakhir, ronde 12 sekaligus merebut gelar juara nasional kelas bulu.
Bertempat di Bali, pada 26 September 2003, The Dragon menyandang gelar juara dunia WBA sementara (interim title) usai menang angka dari petinju Kolombia, Oscar Leon. Selang beberapa waktu, masih di tahun yang sama, WBA memberikan gelar juara definitif (bukan lagi interim) buat The Dragon.
Pasalnya juara bertahan dari Amerika, Derrick Gainer, ditundukkan oleh juara IBF, Juan Manuel Marquez. sesuai peraturan badan tinju WBA, Marquez dinyatakan sebagai juara super (super champion) WBA karena berhasil menyatukan dua gelar WBA dan IBF, dan Chris John sebagai juara reguler.
Chris John menjadi sangat populer di Jepang, ketika mampu mempertahankan gelarnya dengan memenangkan pertandingan melawan Osamu Sato di Ariake Colliseum, Jepang (4/6/2004).
Tepat enam bulan kemudian, kala bertanding di Tenggarong, The Dragon mampu mempertahankan gelarnya saat menahan imbang petinju Venezuela, Jose Cheo Rojas. Pertandingan tersebut terkenal dengan pertandingan berdarah akibat benturan kepala pada ronde 4. Duel tersebut di hentikan wasit dan dinyatakan seri atau technical draw.
Karena tidak adanya kesepakatan dalam pembagian hasil pertandingan dengan tim pelatih, Chris John terpaksa harus memutuskan kontrak dengan pelatih Sutan Rambing usai pertandingan lawan Rojas.
Setelah bertanding dalam beberapa kejuaraan amatir di Banjarnegara, Chris John dianggap memiliki talenta yang luar biasa kemudian dilirik oleh pelatih tinju kenamaan saat itu, Sutan Rambing, dan fokus berlatih di Semarang.
Tahun 1998 merupakan awal kariernya di dunia tinju profesional. Kemenangan pertamanya ini diraih saat menaklukkan Firman Kanda dengan menang angka dalam pertandingan 6 ronde.
Namanya makin santer menjadi sorotan media kala menjadi murid Sutan Rambing, dia mampu mengalahkan petinju idola Indonesia saat itu, Muhammad Alfaridzi, pasalnya The Dragon, julukan Cris, sempat tersungkur ke kanvas dua kali, namun dia mampu bangkit dan berhasil meng-KO Alfaridzi pada ronde terakhir, ronde 12 sekaligus merebut gelar juara nasional kelas bulu.
Bertempat di Bali, pada 26 September 2003, The Dragon menyandang gelar juara dunia WBA sementara (interim title) usai menang angka dari petinju Kolombia, Oscar Leon. Selang beberapa waktu, masih di tahun yang sama, WBA memberikan gelar juara definitif (bukan lagi interim) buat The Dragon.
Pasalnya juara bertahan dari Amerika, Derrick Gainer, ditundukkan oleh juara IBF, Juan Manuel Marquez. sesuai peraturan badan tinju WBA, Marquez dinyatakan sebagai juara super (super champion) WBA karena berhasil menyatukan dua gelar WBA dan IBF, dan Chris John sebagai juara reguler.
Chris John menjadi sangat populer di Jepang, ketika mampu mempertahankan gelarnya dengan memenangkan pertandingan melawan Osamu Sato di Ariake Colliseum, Jepang (4/6/2004).
Tepat enam bulan kemudian, kala bertanding di Tenggarong, The Dragon mampu mempertahankan gelarnya saat menahan imbang petinju Venezuela, Jose Cheo Rojas. Pertandingan tersebut terkenal dengan pertandingan berdarah akibat benturan kepala pada ronde 4. Duel tersebut di hentikan wasit dan dinyatakan seri atau technical draw.
Karena tidak adanya kesepakatan dalam pembagian hasil pertandingan dengan tim pelatih, Chris John terpaksa harus memutuskan kontrak dengan pelatih Sutan Rambing usai pertandingan lawan Rojas.
(aww)