Menpora: Tuan rumah halalkan segala cara
A
A
A
Sindonews.com - Menpora Roy Suryo menilai, kegagalan Indonesia dalam mencapai target memang disebabkan banyak hal mulai dari tuan rumah Myanmar yang mengupayakan segala cara untuk menambah cabang atau nomer di olahraga tradisional, hingga tidak sesuainya jadwal pertandingan ketika di lapangan.
" Para atlet sudah berjuang dengan baik. Meski mereka mendapatkan beberapa kendala seperti jadwal, kesiapan bermain, tuan rumah mengupayakan segala cara untuk mendapatkan medali, serperti olahraga tradisional, namun para atlet sudah berjuang maksimal," ujarnya di ruang Media Center kantor Kemenpora hari Senin (23/12) siang menggelar konfrensi pers mengenai hasil Indonesia di SEA Games 2013 Myanmar. .
Sebagai bahan evaluasi, ke depan Kemenpora tetap mempertahankan PRIMA. Hanya ada beberapa langkah untuk PRIMA yakni, melakukan efisiensi program. "Kami akan melakukan koreksi terhadap UU nomer 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional terhadap pemisahan KONI dan KOI. Satukan kembali program pemerintah. Saya 100 persen setuju untuk menyatukan itu. Kita akui kurang harmonisasi antara KOI dan KONI, tahun depan kita mereformasi KONI dan KOI. Saya harap ketua kedua lembaga tersebut tidak saling menyalahkan," tegasnya.
Selain itu Kemenpora akan meminta kementerian yang lain untuk mempercepat atau mempermudah dalam melakukan proses pencairan baik masalah keuangan atau lainnya, salah satunya adalah pendanaan langsung cabor di bawah BUMN. "Kami akan minta klausul khusus untuk Kementerian Keuangan terhadap kasus di SEA Games mengenai keterlambatan proses keuangan tidak terjadi lagi, karena itu sangat berpengaruh terhadap peralatan atlet yang akan bertanding dan mengalami keterlambatan," ujar Roy.
Hal terakhir, ke depan Kemenpora akan melakukan restrukturisasi di Kemenpora, satlak PRIMA dan program di Kemenpora.
"Kita tidak boleh tarlalu lama jatuh dan harus segera bangkit. Kita akan mengembalikan cabang olympic di sea games berikutnya di Singapura dan Malaysia. Sekali lagi saya tidak ingin ada yang saling menyalahkan atas kegagalan ini. Mari kita semua bersatu untuk kepentingan masa depan olahraga Indonesia," tutupnya.
" Para atlet sudah berjuang dengan baik. Meski mereka mendapatkan beberapa kendala seperti jadwal, kesiapan bermain, tuan rumah mengupayakan segala cara untuk mendapatkan medali, serperti olahraga tradisional, namun para atlet sudah berjuang maksimal," ujarnya di ruang Media Center kantor Kemenpora hari Senin (23/12) siang menggelar konfrensi pers mengenai hasil Indonesia di SEA Games 2013 Myanmar. .
Sebagai bahan evaluasi, ke depan Kemenpora tetap mempertahankan PRIMA. Hanya ada beberapa langkah untuk PRIMA yakni, melakukan efisiensi program. "Kami akan melakukan koreksi terhadap UU nomer 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional terhadap pemisahan KONI dan KOI. Satukan kembali program pemerintah. Saya 100 persen setuju untuk menyatukan itu. Kita akui kurang harmonisasi antara KOI dan KONI, tahun depan kita mereformasi KONI dan KOI. Saya harap ketua kedua lembaga tersebut tidak saling menyalahkan," tegasnya.
Selain itu Kemenpora akan meminta kementerian yang lain untuk mempercepat atau mempermudah dalam melakukan proses pencairan baik masalah keuangan atau lainnya, salah satunya adalah pendanaan langsung cabor di bawah BUMN. "Kami akan minta klausul khusus untuk Kementerian Keuangan terhadap kasus di SEA Games mengenai keterlambatan proses keuangan tidak terjadi lagi, karena itu sangat berpengaruh terhadap peralatan atlet yang akan bertanding dan mengalami keterlambatan," ujar Roy.
Hal terakhir, ke depan Kemenpora akan melakukan restrukturisasi di Kemenpora, satlak PRIMA dan program di Kemenpora.
"Kita tidak boleh tarlalu lama jatuh dan harus segera bangkit. Kita akan mengembalikan cabang olympic di sea games berikutnya di Singapura dan Malaysia. Sekali lagi saya tidak ingin ada yang saling menyalahkan atas kegagalan ini. Mari kita semua bersatu untuk kepentingan masa depan olahraga Indonesia," tutupnya.
(wbs)