Pemain tolak tali asih, PSMS yang susah
A
A
A
Sindonews.com - Kesiapan PSMS Medan dalam menatap Divisi Utama musim ini tampaknya sia-sia. Persoalan tunggakan gaji dengan memberikan tali asih ditolak para pemain, pelatih, dan ofisial.
Padahal tunggakan gaji dan permasalahan lainnya memaksa pengurus saat ini untuk mencari jalan keluarnya. Kedua pihak tidak menemukan kata sepakat. Pertemuan yang digelar pengurus PSMS Medan dengan para pemain, pelatih dan ofisial yang mengalami tunggakan gaji di mes Kebun Bunga, Medan, Rabu (15/1).
Sekretaris Umum PSMS Medan Julius Raja mengatakan, tali asih yang diajukan pengurus sebagai upaya penyelesaikan tunggakan gaji tersebut tidak diterima. "Mulai kami tawarkan hingga Rp5 juta untuk membayar tali asih. Tinggal mereka mau terima dan bicarakan. Tapi mereka menolak. Poinnya menerima tali asih secara kekeluargaan tanpa paksaan. Ini sebagai upaya kami untuk menyelesaikan dan memenuhi syarat yang ditetapkan," ungkap Julius usai pertemuan.
Dikatakannya, para pemain tidak mau terjebak dengan pemberian tali asih tersebut. Persoalan tunggakan gaji yang masuk ke ranah hukum mengadukan Indra Sakti Harahap, akan tetap berlanjut. Katanya, para pemain, pelatih dan ofisial merasa diperlakukan dengan semena-mena atas tunggakan gaji tersebut.
"Persoalan pembayaran tali asih ini, mereka minta tidak mau terjebak. Proses hukum yang mereka laksanakan, tetap mereka lakukan. Karena harga diri mereka merasa diperlakukan semena-mena," katanya.
Pria yang akrab disapa King itu, menjelaskan, mereka menilai jika utang Indra Sakti Harahap sebesar Rp2,8 miliar terhadap 37 pemain, 4 pelatih, dan 5 ofisial. Utang tersebut terjadi selama dua musim.
"Kata mereka Rp2,8 miliar yang harus dibayar. Paling tidak 50 persen, sekitar Rp1,4 miliar kalau mau selesai. Itu tidaklah wewenang kami menyelesaikan keseluruhannya. Kami hanya sebatas mau memberikan sesuai dengan petunjuk PSSI secara kekeluargaan, bukan menyelesaikan tunggakan gaji," jelasnya.
Tidak adanya kesepakatan, lanjut King, berdampak pada PSMS. PSSI menyatakan, persoalan finansial harus diselesaikan pengurus dan manajemen sebagai salah satu syarat peserta kompetisi sepak bola, baik Indonesia Super League (ISL) maupun Divisi Utama. "Jika mereka tidak terima, saya sampaikan, bahwa PSMS yang akan rugi," pungkasnya.
Salah seorang pemain, Aung Karbini mengatakan, tali asih yang diajukan pengurus tidak sebanding dengan tunggakan gaji yang mencapai puluhan juta rupiah. "Saya rasa tidak logika. Sedangkan itu gaji kami yang tidak dibayarkan. Tali asih yang diberikan terlalu kecil," jelasnya singkat sambil berlalu.
Padahal tunggakan gaji dan permasalahan lainnya memaksa pengurus saat ini untuk mencari jalan keluarnya. Kedua pihak tidak menemukan kata sepakat. Pertemuan yang digelar pengurus PSMS Medan dengan para pemain, pelatih dan ofisial yang mengalami tunggakan gaji di mes Kebun Bunga, Medan, Rabu (15/1).
Sekretaris Umum PSMS Medan Julius Raja mengatakan, tali asih yang diajukan pengurus sebagai upaya penyelesaikan tunggakan gaji tersebut tidak diterima. "Mulai kami tawarkan hingga Rp5 juta untuk membayar tali asih. Tinggal mereka mau terima dan bicarakan. Tapi mereka menolak. Poinnya menerima tali asih secara kekeluargaan tanpa paksaan. Ini sebagai upaya kami untuk menyelesaikan dan memenuhi syarat yang ditetapkan," ungkap Julius usai pertemuan.
Dikatakannya, para pemain tidak mau terjebak dengan pemberian tali asih tersebut. Persoalan tunggakan gaji yang masuk ke ranah hukum mengadukan Indra Sakti Harahap, akan tetap berlanjut. Katanya, para pemain, pelatih dan ofisial merasa diperlakukan dengan semena-mena atas tunggakan gaji tersebut.
"Persoalan pembayaran tali asih ini, mereka minta tidak mau terjebak. Proses hukum yang mereka laksanakan, tetap mereka lakukan. Karena harga diri mereka merasa diperlakukan semena-mena," katanya.
Pria yang akrab disapa King itu, menjelaskan, mereka menilai jika utang Indra Sakti Harahap sebesar Rp2,8 miliar terhadap 37 pemain, 4 pelatih, dan 5 ofisial. Utang tersebut terjadi selama dua musim.
"Kata mereka Rp2,8 miliar yang harus dibayar. Paling tidak 50 persen, sekitar Rp1,4 miliar kalau mau selesai. Itu tidaklah wewenang kami menyelesaikan keseluruhannya. Kami hanya sebatas mau memberikan sesuai dengan petunjuk PSSI secara kekeluargaan, bukan menyelesaikan tunggakan gaji," jelasnya.
Tidak adanya kesepakatan, lanjut King, berdampak pada PSMS. PSSI menyatakan, persoalan finansial harus diselesaikan pengurus dan manajemen sebagai salah satu syarat peserta kompetisi sepak bola, baik Indonesia Super League (ISL) maupun Divisi Utama. "Jika mereka tidak terima, saya sampaikan, bahwa PSMS yang akan rugi," pungkasnya.
Salah seorang pemain, Aung Karbini mengatakan, tali asih yang diajukan pengurus tidak sebanding dengan tunggakan gaji yang mencapai puluhan juta rupiah. "Saya rasa tidak logika. Sedangkan itu gaji kami yang tidak dibayarkan. Tali asih yang diberikan terlalu kecil," jelasnya singkat sambil berlalu.
(aww)