Langsung disambut tour maut
A
A
A
Sindonews.com --Persela Lamongan tampaknya dihinggapi 'de ja vu' pada laga away di awal musim kompetisi. Di Indonesia Super League (ISL) 2014, Persela harus langsung terbang ke Papua untuk membuka musim baru kontra juara bertahan Persipura Jayapura. Situasi ini mirip dengan ISL 2013.
Kala itu, setelah membuka musim memgalahkan Persepam Madura United, Persela menjalani laga away ke Papua kontra Persipura dan Persiwa Wamena. Setelah Persiwa terdegradasi, maka lawan yang sepaket dengan Persipura adalah tim promosi Perseru Serui. Jelas ini tour maut bagi Laskar Joko Tingkir karena sulitnya mengais poin di sana.
Pada musim 2013 lalu, Persela menelan dua kekalahan beruntun saat bertanding di Papua. Musim ini, dengan banyaknya perubahan komposisi tim dan belum mapannya permainan, masih patut diragukan tim kebanggaan LA Mania mengubah tradisi kala berkunjung ke Papua.
Kondisi Persela sama dengan Persepam Madura United, karena kedua tim itu masih satu paket dalam menjalani laga ISL 2014. Persepam tinggal bertukar lawan dengan Persela. Lebih jauh, empat pertandingan awal kompetisi juga kurang menguntungkan bagi Persela dan Persepam.
Sepulang dari Papua, mereka langsung disambut Persebaya Surabaya dan PSM Makassar. Empat pertandingan awal itu bisa dikatakan bobotnya sangat berat walau laga kontra Persebaya dan PSM digelar di kandang sendiri. Tak ada pilihan lain bagi Persela maupun Persepam selain langsung siap tempur.
"Pertandingan awal ke kandang Persipura Jayapura jelas kurang menguntungkan. Musim lalu kami kalah empat gol di sana. Mau tidak mau Persela harus langsung menunjukkan kualitas terbaiknya, sedangkan bermain bagus terkadang tidak cukup untuk mendapatkan poin di Papua. Kami harus percaya diri," ujar Asisten Manajer Persela Yuhronur Efendi.
Bagi kontestan ISL wilayah timur, tur ke Papua seakan menjadi neraka tersendiri karena konsekuensi jarak tempuh dan kualitas lawan. Walau ada laga away ke luar pulau lainnya, yakni ke Kalimantan dan Sulawesi Selatan, tapi pertarungan di Papua jauh lebih menakutkan bagi tim-tim asal Jawa.
"Wilayah timur sangat sulit persaingannya, karena dibutuhkan stamina ekstra dengan jauhnya jarak tempuh. Selain itu kualitas tim Papua seperti Persipura dan Persiram Raja Ampat juga matang. Perseru Serui juga berpotensi mengejutkan. Tantangan wilayah timur memang luar biasa," demikian kapten Persepam Madura United ZaenalArif.
Selain Persela dan Persepam, klub Jawa Timur lainnya relatif ringan karena menghadapi tetangga. Persegres Gresik United bakal langsung melakoni laga derby Jawa Timur kontra Persik Kediri di Stadion Petrokimia. Sedangkan Arema Cronous menjamu Persijap Jepara di laga pembuka.
Persebaya Surabaya juga dijadwalkan bermain di kandang pada awal musim, yakni meladeni Mitra Kukar dan Persisam Samarinda. Musim ini Persebaya bakal satu paket dengan PSM Makassar dalam melakoni laga ISL. PSM sendiri untuk sementara bakal meminjam markas Persebaya yakni Gelora Bung Tomo.
Laga pembuka musim dianggap penting karena berpengaruh pada kepercayaan diri pemain. Hasil jeblok di awal jelas tidak diinginkan tim mana pun. Selain itu, mendapat lawan lebih ringan jelas menguntungkan karena tim rata-rata masih masa penjajakan kekuatan.
Kala itu, setelah membuka musim memgalahkan Persepam Madura United, Persela menjalani laga away ke Papua kontra Persipura dan Persiwa Wamena. Setelah Persiwa terdegradasi, maka lawan yang sepaket dengan Persipura adalah tim promosi Perseru Serui. Jelas ini tour maut bagi Laskar Joko Tingkir karena sulitnya mengais poin di sana.
Pada musim 2013 lalu, Persela menelan dua kekalahan beruntun saat bertanding di Papua. Musim ini, dengan banyaknya perubahan komposisi tim dan belum mapannya permainan, masih patut diragukan tim kebanggaan LA Mania mengubah tradisi kala berkunjung ke Papua.
Kondisi Persela sama dengan Persepam Madura United, karena kedua tim itu masih satu paket dalam menjalani laga ISL 2014. Persepam tinggal bertukar lawan dengan Persela. Lebih jauh, empat pertandingan awal kompetisi juga kurang menguntungkan bagi Persela dan Persepam.
Sepulang dari Papua, mereka langsung disambut Persebaya Surabaya dan PSM Makassar. Empat pertandingan awal itu bisa dikatakan bobotnya sangat berat walau laga kontra Persebaya dan PSM digelar di kandang sendiri. Tak ada pilihan lain bagi Persela maupun Persepam selain langsung siap tempur.
"Pertandingan awal ke kandang Persipura Jayapura jelas kurang menguntungkan. Musim lalu kami kalah empat gol di sana. Mau tidak mau Persela harus langsung menunjukkan kualitas terbaiknya, sedangkan bermain bagus terkadang tidak cukup untuk mendapatkan poin di Papua. Kami harus percaya diri," ujar Asisten Manajer Persela Yuhronur Efendi.
Bagi kontestan ISL wilayah timur, tur ke Papua seakan menjadi neraka tersendiri karena konsekuensi jarak tempuh dan kualitas lawan. Walau ada laga away ke luar pulau lainnya, yakni ke Kalimantan dan Sulawesi Selatan, tapi pertarungan di Papua jauh lebih menakutkan bagi tim-tim asal Jawa.
"Wilayah timur sangat sulit persaingannya, karena dibutuhkan stamina ekstra dengan jauhnya jarak tempuh. Selain itu kualitas tim Papua seperti Persipura dan Persiram Raja Ampat juga matang. Perseru Serui juga berpotensi mengejutkan. Tantangan wilayah timur memang luar biasa," demikian kapten Persepam Madura United ZaenalArif.
Selain Persela dan Persepam, klub Jawa Timur lainnya relatif ringan karena menghadapi tetangga. Persegres Gresik United bakal langsung melakoni laga derby Jawa Timur kontra Persik Kediri di Stadion Petrokimia. Sedangkan Arema Cronous menjamu Persijap Jepara di laga pembuka.
Persebaya Surabaya juga dijadwalkan bermain di kandang pada awal musim, yakni meladeni Mitra Kukar dan Persisam Samarinda. Musim ini Persebaya bakal satu paket dengan PSM Makassar dalam melakoni laga ISL. PSM sendiri untuk sementara bakal meminjam markas Persebaya yakni Gelora Bung Tomo.
Laga pembuka musim dianggap penting karena berpengaruh pada kepercayaan diri pemain. Hasil jeblok di awal jelas tidak diinginkan tim mana pun. Selain itu, mendapat lawan lebih ringan jelas menguntungkan karena tim rata-rata masih masa penjajakan kekuatan.
(wbs)