PSMS kecam PSSI tak serius tuntaskan dualisme

Jum'at, 31 Januari 2014 - 01:20 WIB
PSMS kecam PSSI tak...
PSMS kecam PSSI tak serius tuntaskan dualisme
A A A
Sindonews.com - Kepengurusan PSMS Medan mempertanyakan ketegasan PSSI soal keputusan rapat khusus Exco pada kongres tahunan 2014 beberapa waktu lalu. Ketua Harian PSMS Medan Azzam Nasution mengaku pada kongres tersebut ada dua kepengurusan PSMS Medan.

Baik kepengurusan Muhammad Fauzi Nasution, maupun Indra Sakti Harahap hadir di kongres yang dipenuhi 102 anggota dan klub di bawah naungan PSSI. Kedua kepengurusan tersebut masuk ke dalam ruang kongres. PSSI yang melihat hal tersebut terpaksa mencabut hak suara PSMS Medan.

"Seharusnya PSSI tegas memberikan keputusan soal PSMS ini. Ini yang saya sesalkan sikap dari Ketua Umum PSSI. Harusnya ada upaya yang dilakukannya untuk menyelamatkan PSMS," kesal Azzam.

Katanya, Djohar yang pernah menjadi bagian dari PSMS sudah seharusnya memberikan ketegasan kepengurusan siapa yang diakui. Meski sudah dirapatkan dalam rapat Exco khusus, namun, putusan PSSI tidak tegas menyangkut soal kepengurusan PSMS yang legal. "Kalau mengacu pada PT. Liga Indonesia kita disurati soal penyelesaian hak-hak pemain. Jadi, secara tersirat kita yang diakui, tapi Sekjen PSSI diminta untuk negosiasi," jelasnya.

Sedangkan Ketua Umum PSMS Medan Muhammad Fauzi Nasution menegaskan, dirinya tidak mempersoalkan siapa pengurus klub berjuluk Ayam Kinantan itu yang direstui PSSI. Baginya, yang terpenting, adalah bangkit dan majunya PSMS Medan. Majunya dirinya sebagai Ketua Umum saat itu, melihat tidak adanya calon lain yang bersedia memimpin tim yang berdiri sejak 1950 itu.

Majunya dirinya pada bursa Ketua Umum lalu atas dukungan dari rekan-rekannya. Hal lainnya adalah membuka komunikasi dengan Indra Sakti Harahap. "Saya tidak masalah siapa yang memimpin PSMS. Mau Bang Indra atau orang lain," jelasnya.

Dikatakannya, bukan hal mudah memimpin sebuah klub sepakbola. Terlebih lagi, sudah menjadi klub profesional yang tidak ada aliran anggaran APBD seperti masa lalu. Tak ayal, Ketua Umum harus memutar otak mencari dana dan sponsor agar roda organisasi klub berjalan. "Tidak ada kepentingan pribadi saya di sini. Kalau hitung-hitungan, jelas saya harus mau berkorban untuk membangun klub. Sudah jelas harus ada dana yang berikan untuk klub," jelasnya.

Sebelumnya, hasil rapat khusus Exco tersebut menyetujui kepengurusan PSMS Medan kepemimpinan Muhammad Fauzi Nasution secara institusi, tiga aspek harus diselesaikan. Pertama, soal rapat umum pemegang saham (RUPS) yang harus digelar. Sebab, akta yang diajukan kepengurusan PSMS saat ini belum tertera nama Fauzi sebagai Ketua Umum, melainkan Benny Sihotang, pengurus lalu.

Aspek kedua yakni, soal tunggakan gaji. Dijelaskannya, untuk hal satu ini memang menjadi perhatian PSSI. Tak hanya PSMS, seluruh klub yang memiliki masalah tunggakan gaji menjadi pekerjaan rumah pengurus sekarang mencari solusinya. Memang, pengurus tengah memberikan solusi bagi pemain, pelatih dan official atas tunggakan gaji tersebut.

Pengurus telah memberikan tali asih kepada 15 pemain. Adapun ke-15 pemain tersebut, Muhammad Affan, Ahmad Affandi, Riko Simanjuntak, Andi Safrizal, Syaiful Ramadhan, Wiganda, Muhammad Irfan, Nico Susanto, Dodi, Herdana, Hardiantono, Irvan Mydin, Andre Oki Sitepu, Aidun Sastra Utami dan Dede Ariandi.

Para pemain tersebut bersedia menerima tali asih sebesar Rp5 juta yang diajukan pengurus. Aspek terakhir, pengurus harus duduk bersama Indra Sakti. Hal ini sebagai bentuk bahwa tidak ada lagi permasalahan soal PSMS dengan pengurus saat ini.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8255 seconds (0.1#10.140)