Keseruan pemain Satria Muda membatik

Selasa, 11 Februari 2014 - 09:24 WIB
Keseruan pemain Satria Muda membatik
Keseruan pemain Satria Muda membatik
A A A
Sindonews.com - Masa rehat pertandingan NBL Indonesia 2013-2014 Seri III di Solo dimanfaatkan para pebasket dan tim pelatih Satria Muda BritAma bersantai. Mereka menggelar factory visit di pabrik batik Pria Tampan, Jalan Songgo Bumi 22, Manang, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (10/2).

Mereka berkesempatan melihat langsung proses pembuatan batik mulai dari membuat pola, mencetak, hingga mewarnai kain batik. Lantas bagaimana keseruan ketika para pebasket belajar membatik?

Tentu, membatik bukanlah pekerjaan mudah bagi mereka. Hampir semua pebasket SM mengaku baru kali pertama belajar cara membatik. Apalagi dilakukan dengan menggunakan canting.

Wajar saja deretan pemain Satria Muda seperti Faisal Ahmad, Arki Dikania Wisnu, Vinton Nolland, Rony Gunawan, kapten Amin Prihantoro hingga sang pelatih Cokorda Raka Satrya Wibawa, tampak masih kaku saat mengawali membatik tulis dengan malam dan canting yang tertuang di atas wajan dan kompor kecil.

Teliti, hati-hati dan konsentrasi. Begitulah beragam ekspresi yang terlihat pada wajah para pebasket yang rata-rata berpostur tinggi 185 cm saat tangan-tangan mereka memegang kain yang sudah disketsa.

Hasilnya pun beragam, ada yang mengahsilkan guratan tulisan batik dengan rapi hingga ada yang nylepret-nylepret (tidak rapi). Bahkan diantara pebasket tampak ada yang gemetar memegang canting hingga berkeringat membasahi bajunya.

"Wah, membatik ini benar-benar sulit, lebih sulit dari main basket. Saya sampai bercucuran keringat karena kelamaan memegang canting," ungkap Vinton Nolland Surawi, pemain berpostur tinggi 192 cm. ''Rasanya (membatik) susah, perlu kesabaran dan konsentrasi. Dulu waktu masih SD ya pernah tapi kan memang susah,” kata point guard, Faisal Ahmad.

Senada juga diungkapkan Kevin Yonas. Pemain berposisi center ini juga cukup kesal karena sulitnya membatik. Namun dirinya mengaku senang bisa memiliki pengalaman baru bisa membuat batik. ''Tadi pertamanya ya senang karena pengalaman baru. Namun mengesalkan karena sangat sulit. Butuh ketekunan dan harus teliti,” kata Yonas.

Sementara itu, sang pelatih Cokorda Raka Satrya mengatakan bahwa para pembuat batik di negeri ini patut diberi apresiasi yang luar biasa karena tingkat kesulitan pembuatannya. ''Susah dan butuh ketelitian. Memang perlu diapresiasi para pembuat batik di Indonesia,” tukas Cokorda.

Kapten Amin Prihantoro juga mengajak masyakarat dan khususnya rekan-rekan setimnya untuk lebih menghargai hasil karya Indonesia yang telah mendunia seperti batik ini. “Kita selama ini hanya memakai batik dan baru tahu cara membuatnya. Sudah selayaknya kita menghargai karya batik sebagai identitas bangsa,” kata Amin.

Terpisah, Owner Batik Pria Tampan, Muhammad Andri Setyawan menyatakan pihaknya memang ingin memberikan pengalaman baru kepada para pemain Satria Muda BritAma dengan belajar membatik.

''Kegiatan ini dalam rangka kerjasama dengan SM Britama, dalam kesempatan kali ini kita undang untuk belajar memproses batik itu seperti apa, dan menjadi pengalaman untuk para pemain, karena kebetulan hari ini (kemarin,red) SM BritAma juga sedang off bertanding di seri III Solo,” ujar Andri.

Dia berharap, kerjavsama yang terjalin selama tiga tahun ini membawa sukses bagi klub basket Satria BritAma ke depannya.
(aww)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4537 seconds (0.1#10.140)