Kejurnas taekwondo dijadikan ajang seleksi atlet PON
A
A
A
Sindonews.com – Pengurus Provinsi Taekwondo Indonesia (TI) Jateng akan menjadikan kejuaraan nasional (Kejurnas) taekwondo sebagai ajang pemanasan sekaligus proyeksi atlet yang disiapkan untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 di Provinsi Jawa Barat.
TI Jateng saat ini masih melakukan seleksi para atlet. Pasalnya tim senior yang disiapkan untuk Kejurnas taekwondo itu belum dengan sesuai kebutuhan. Adapun untuk tim yunior, sudah memenuhi kebutuhan dari beberapa nomor yang dipertandingkan. Dari seleksi yang dilakukan oleh Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Jateng, pada nomor kyurighi (bertarung) untuk senior putra under 87 kg belum ditemukan atletnya.
Kemudian putri senior under 73 juga belum ada atlet yang layak. Tim pelatih taekwondo Jateng Dereck Afsa mengatakan, saat ini masih terus diseleksi untuk nomor-nomor yang belum mendapatkan atlet. Tapi untuk senior, sudah ada gambaran atlet yang akan dikirimkan mengikuti kejuaraan.
“Kalau yunior-yunior yang mengikuti Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) sudah ada,” kata Dereck Afsa, kemarin.
Tim Jateng akan menyiapkan untuk kyurighi senior 16 atlet dan senior 20 atlet. Adapun untuk nomor poomsae (jurus) untuk senior 10 dan yunior 10. Menurut dia, kejurnas ini sangat penting untuk memetakan atlet-atlet mana yang layak untuk memperkuat tim Pekan Olahraga Nasional (PON) pada 2016 mendatang. Selain itu juga bisa menjadi ajang untuk mengintip kekuatan lawan.
“Tentunya daerah-daerah lain di Indonesia juga akan menurunkan atlet yang diproyeksikan bakal tampil di PON dalam ajang bergengsi yang digelar rutin oleh PB TI ini,” jelasnya.
Dalam Kejurnas yang diselenggarakan di Bandung pada 1-4 Mei mendatang, Jateng kembali menargetkan menjadi juara umum untuk senior maupun yunior. Selama ini Jateng sudah menjadi langganan juara umum namun untuk yunior.
Dereck berharap, Kejurnas nanti senior juga giliran menjadi juara umum. JAteng sebenarnya pernah menjadi juara umum, namun itu sudah cukup lama. “Sekitar 2003 dan sampai sekarang belum pernah lagi. Persaingan untuk tim senior memang ketat, karena selisihnya hanya satu dua medali, baik itu perak maupun perunggu antara satu daerah dengan daerah lainnya. Tapi kalau yunior, Jateng selalu meraih juara umum,” paparnya.
Selain mempersiapkan Kejurnas, PB TI Jateng saat ini masih menggelar Pelatihan Daerah (Pelatda) yang dibiayai dari Pemprov Jateng. Untuk TI Jateng mendapatkan kuota 5 atlet dan satu pelatih. Dereck menjelaskan, kuota atlet yang ikut Pelatda memang belum seluruhnya yang mendapatkan dana dari pemerintah daerah. “Itu belum seluruhnya,” urainya.
TI Jateng saat ini masih melakukan seleksi para atlet. Pasalnya tim senior yang disiapkan untuk Kejurnas taekwondo itu belum dengan sesuai kebutuhan. Adapun untuk tim yunior, sudah memenuhi kebutuhan dari beberapa nomor yang dipertandingkan. Dari seleksi yang dilakukan oleh Pengprov Taekwondo Indonesia (TI) Jateng, pada nomor kyurighi (bertarung) untuk senior putra under 87 kg belum ditemukan atletnya.
Kemudian putri senior under 73 juga belum ada atlet yang layak. Tim pelatih taekwondo Jateng Dereck Afsa mengatakan, saat ini masih terus diseleksi untuk nomor-nomor yang belum mendapatkan atlet. Tapi untuk senior, sudah ada gambaran atlet yang akan dikirimkan mengikuti kejuaraan.
“Kalau yunior-yunior yang mengikuti Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) sudah ada,” kata Dereck Afsa, kemarin.
Tim Jateng akan menyiapkan untuk kyurighi senior 16 atlet dan senior 20 atlet. Adapun untuk nomor poomsae (jurus) untuk senior 10 dan yunior 10. Menurut dia, kejurnas ini sangat penting untuk memetakan atlet-atlet mana yang layak untuk memperkuat tim Pekan Olahraga Nasional (PON) pada 2016 mendatang. Selain itu juga bisa menjadi ajang untuk mengintip kekuatan lawan.
“Tentunya daerah-daerah lain di Indonesia juga akan menurunkan atlet yang diproyeksikan bakal tampil di PON dalam ajang bergengsi yang digelar rutin oleh PB TI ini,” jelasnya.
Dalam Kejurnas yang diselenggarakan di Bandung pada 1-4 Mei mendatang, Jateng kembali menargetkan menjadi juara umum untuk senior maupun yunior. Selama ini Jateng sudah menjadi langganan juara umum namun untuk yunior.
Dereck berharap, Kejurnas nanti senior juga giliran menjadi juara umum. JAteng sebenarnya pernah menjadi juara umum, namun itu sudah cukup lama. “Sekitar 2003 dan sampai sekarang belum pernah lagi. Persaingan untuk tim senior memang ketat, karena selisihnya hanya satu dua medali, baik itu perak maupun perunggu antara satu daerah dengan daerah lainnya. Tapi kalau yunior, Jateng selalu meraih juara umum,” paparnya.
Selain mempersiapkan Kejurnas, PB TI Jateng saat ini masih menggelar Pelatihan Daerah (Pelatda) yang dibiayai dari Pemprov Jateng. Untuk TI Jateng mendapatkan kuota 5 atlet dan satu pelatih. Dereck menjelaskan, kuota atlet yang ikut Pelatda memang belum seluruhnya yang mendapatkan dana dari pemerintah daerah. “Itu belum seluruhnya,” urainya.
(wbs)