ISL U-21 ajang pemain muda mengorbit
A
A
A
Sindonews.com - Kompetisi Indonesia Super League (ISL) U-21 musim keenam bakal kembali bergulir tahun ini. Semua tim yang terlibat di ISL berkewajiban mengirimkan skuad mudanya ke kompetisi yang memakai format grup tersebut.
Kompetisi yang pertama kali digelar pada musim 2008-2009 ini mungkin belum dianggap sebagai tujuan utama klub dalam memburu prestasi. Itu berlatar fakta hanya sedikit sekali klub yang menargetkan prestasi tertinggi atau juara di level ini.
Namun, bagi pemain yang terlibat di ISL U-21, mengikuti kompetisi ini merupakan kesempatan besar. Yakni sebuah batu loncatan menjadi pesepakbola sukses di level senior. Malah mungkin cara 'instant' mendapatkan karir cemerlang di sepak bola profesional.
Klub-klub ISL rata-rata membuka kesempatan seluas-luasnya kepada pemain muda. Tidak hanya membatasi pemain sekolah sepak bola (SSB) atau akademi klub, melainkan juga seleksi terbuka bagi pesepakbola dari mana saja. Ini yang memungkinkan seorang pemain unjuk gigi di level U-21.
Terlebih, sebagai contoh di Jawa Timur, banyak sekali pemain yang mengorbit dari tim U-21. Beberapa nama yang sekarang sering mewarnai tim ISL senior, dulunya menjadi bagian dari tim U-21. Persela Lamongan, Persegres Gresik United, Persebaya, serta Arema Cronus adalah tim yang memakai eks pemain U-21.
Eky Taufik (Persela Lamongan) yang sekarang dipanggil Tim Nasional U-23, sempat menjadi kapten Persela U-21. Striker Persegres Reza Mustofa kemampuannya juga terasa di Persema Malang U-21. Di Arema Cronus ada Sunarto dan Dendi Santoso yang juga sempat bersinar di level ini.
Juga tak bisa dilewatkan striker Persebaya Fandi Eko Utomo yang pernah menjadi pemain terbaik di ISL U-21. Itu baru pemain reguper, sedangkan di belakang mereka masih banyak jebolan U-21 yang masuk tim senior walau belum mendapat banyak kesempatan.
''Sangat tepat jika dikatakan ISL U-21 menjadi batu loncatan bagi pemain untuk mendapatkan
kesempatan di tim senior. Jadi pemain yang terpilih untuk tim U-21 harus benar-benar memanfaatkan kesempatan menunjukkan kemampuannya,''kata Didik Ludiyanto, eks Pelatih Persela U-21.
Menurut dia level ini sangat tepat bagi pemain yang bermimpi tampil di tim senior di masa depan.''Jika pemain bisa tampil bagus, pasti nantinya dilirik pelatih untuk tim senior. Sudah banyak contohnya yang berhasil naik level,''imbuh pria yang sekarang menjadi asisten pelatih Persela Lamongan.
Talenta dari daerah atau pelosok juga memiliki kesempatan sama dengan pemain jebolan SSB. Kompetisi ISL U-21 memang tidak membatasi skuad peserta kompetisi dalam merekrut pemain. Melalui proses seleksi, klub bisa merekrut siapa saja yang memiliki kemampuan sesuai standar tim.
Persepam Madura United juga menjanjikan bakal memberi kesempatan besar bagi pemain yang moncer (bersinar)di ISL U-21. Sebagai tim muda di kompetisi level tertinggi, Persepam memang belum memiliki budaya bagus dalam mengorbitkan pemain dari tim U-21.
''Bisa dikatakan tim Persepam U-21 adalah representasi bakat sepak bola di Madura. Pemainnya kami rekrut dari pelosok-pelosok dan tidak terbatas di perkotaan. Kami akan memberi penghargaan kepada pemain yang tampil bagus, yakni kesempatan masuk tim senior,''sebut Manajer Persepam Achsanul Qosasi.
Dia juga berharap bakal muncul pesepakbola berbakat dari tim muda walau di level itu Sape Kerap tak mematok target khusus.''Persepam belum banyak pengalaman dan masih menjajaki persaingan di U-21. Tapi saya meminta pemain serius demi karir mereka,''tandasnya.
Kompetisi yang pertama kali digelar pada musim 2008-2009 ini mungkin belum dianggap sebagai tujuan utama klub dalam memburu prestasi. Itu berlatar fakta hanya sedikit sekali klub yang menargetkan prestasi tertinggi atau juara di level ini.
Namun, bagi pemain yang terlibat di ISL U-21, mengikuti kompetisi ini merupakan kesempatan besar. Yakni sebuah batu loncatan menjadi pesepakbola sukses di level senior. Malah mungkin cara 'instant' mendapatkan karir cemerlang di sepak bola profesional.
Klub-klub ISL rata-rata membuka kesempatan seluas-luasnya kepada pemain muda. Tidak hanya membatasi pemain sekolah sepak bola (SSB) atau akademi klub, melainkan juga seleksi terbuka bagi pesepakbola dari mana saja. Ini yang memungkinkan seorang pemain unjuk gigi di level U-21.
Terlebih, sebagai contoh di Jawa Timur, banyak sekali pemain yang mengorbit dari tim U-21. Beberapa nama yang sekarang sering mewarnai tim ISL senior, dulunya menjadi bagian dari tim U-21. Persela Lamongan, Persegres Gresik United, Persebaya, serta Arema Cronus adalah tim yang memakai eks pemain U-21.
Eky Taufik (Persela Lamongan) yang sekarang dipanggil Tim Nasional U-23, sempat menjadi kapten Persela U-21. Striker Persegres Reza Mustofa kemampuannya juga terasa di Persema Malang U-21. Di Arema Cronus ada Sunarto dan Dendi Santoso yang juga sempat bersinar di level ini.
Juga tak bisa dilewatkan striker Persebaya Fandi Eko Utomo yang pernah menjadi pemain terbaik di ISL U-21. Itu baru pemain reguper, sedangkan di belakang mereka masih banyak jebolan U-21 yang masuk tim senior walau belum mendapat banyak kesempatan.
''Sangat tepat jika dikatakan ISL U-21 menjadi batu loncatan bagi pemain untuk mendapatkan
kesempatan di tim senior. Jadi pemain yang terpilih untuk tim U-21 harus benar-benar memanfaatkan kesempatan menunjukkan kemampuannya,''kata Didik Ludiyanto, eks Pelatih Persela U-21.
Menurut dia level ini sangat tepat bagi pemain yang bermimpi tampil di tim senior di masa depan.''Jika pemain bisa tampil bagus, pasti nantinya dilirik pelatih untuk tim senior. Sudah banyak contohnya yang berhasil naik level,''imbuh pria yang sekarang menjadi asisten pelatih Persela Lamongan.
Talenta dari daerah atau pelosok juga memiliki kesempatan sama dengan pemain jebolan SSB. Kompetisi ISL U-21 memang tidak membatasi skuad peserta kompetisi dalam merekrut pemain. Melalui proses seleksi, klub bisa merekrut siapa saja yang memiliki kemampuan sesuai standar tim.
Persepam Madura United juga menjanjikan bakal memberi kesempatan besar bagi pemain yang moncer (bersinar)di ISL U-21. Sebagai tim muda di kompetisi level tertinggi, Persepam memang belum memiliki budaya bagus dalam mengorbitkan pemain dari tim U-21.
''Bisa dikatakan tim Persepam U-21 adalah representasi bakat sepak bola di Madura. Pemainnya kami rekrut dari pelosok-pelosok dan tidak terbatas di perkotaan. Kami akan memberi penghargaan kepada pemain yang tampil bagus, yakni kesempatan masuk tim senior,''sebut Manajer Persepam Achsanul Qosasi.
Dia juga berharap bakal muncul pesepakbola berbakat dari tim muda walau di level itu Sape Kerap tak mematok target khusus.''Persepam belum banyak pengalaman dan masih menjajaki persaingan di U-21. Tapi saya meminta pemain serius demi karir mereka,''tandasnya.
(aww)