Fever bangkit lewat 23 poin Sumiati
A
A
A
Sindonews.com - Partai sengit langsung tersaji di hari pertama Speedy Women’s National Basketball League (WNBL) Indonesia 2013-2014 Seri IV Jakarta. Surabaya Fever harus berjibaku meladeni perlawanan ngotot Sritex Dragons Enduro Solo, dalam laga yang berlangsung di Hall A Basket Senayan, Selasa (22/4). Laga ini akhirnya dimenangkan Fever, 66-58.
Sumiati Sutrisno berperan besar atas kemenangan ini. Shooting guard yang semasa SMA dulu pernah menjadi bintang pada ajang DBL 2007 ini tampil paling produktif dengan mencetak 23 poin. Butuh tambahan satu poin saja, Sumiati bisa menyamai rekor poin tertinggi dalam satu game sepanjang karirnya di WNBL Indonesia.
Sejak awal kuarter, Sumiati langsung menunjukkan peran vitalnya dengan mencetak 7 poin. Namun, di kuarter ini Fever terlambat panas. Tim asuhan Risdianto ini dibuat shock oleh Sritex yang langsung menggebrak sejak tipoff. Kuarter pertama baru berjalan 1 menit 15 detik, Sritex sudah leading lima angka. Fever mencoba memberi perlawanan. Namun di akhir kuarter pertama ini Sritex memimpin, 22-17.
Performa apik Sumiati mengatrol penampilan Fever di kuarter kedua. Tujuh poin tambahan dia sumbangkan di kuarter ini. Sempat tertinggal 8 poin, Fever akhirnya mempersempit margin hingga hanya tertinggal 4 poin di akhir kuarter ini (30-34).
Kuarter ketiga menjadi momentum kebangkitan Fever. Tembakan tiga angka Raisa Aribatul Hamidah ketika kuarter ketiga baru berjalan dua menit, membuat Fever berbalik unggul 37-36. Keunggulan itu terus dijaga Fever. Bahkan, mereka mampu melesat jauh meninggalkan Sritex. Tambahan 21 poin dicetak Fever di kuarter ketiga ini. Sementara Sritex hanya mampu mendulang tambahan lima angka. Fever pun leading dengan margin 12 poin (51-39).
Keunggulan itu terus dijaga Fever hingga laga usai. Selain Sumiati, Raisa Aribatul Hamidah juga ikut berperan lewat donasi 14 poin. Disusul oleh Yuliana Anggita Bening dengan kontribusi 11 rebound dan 8 poin. Sementara itu, Tania Rasidi tampil paling produktif bagi Sritex dengan koleksi 12 poin dan 9 rebound.
”Kami memang menang. Namun, tim pelatih kurang begitu senang karena game plan yang telah kami siapkan tidak dijalankan dengan baik oleh anak-anak. Terutama di dua kuarter awal. Mungkin anak-anak tegang karena ini game pertama,” ujar Sapto Wahyu Purnomo, asisten pelatih Fever.
Sumiati Sutrisno berperan besar atas kemenangan ini. Shooting guard yang semasa SMA dulu pernah menjadi bintang pada ajang DBL 2007 ini tampil paling produktif dengan mencetak 23 poin. Butuh tambahan satu poin saja, Sumiati bisa menyamai rekor poin tertinggi dalam satu game sepanjang karirnya di WNBL Indonesia.
Sejak awal kuarter, Sumiati langsung menunjukkan peran vitalnya dengan mencetak 7 poin. Namun, di kuarter ini Fever terlambat panas. Tim asuhan Risdianto ini dibuat shock oleh Sritex yang langsung menggebrak sejak tipoff. Kuarter pertama baru berjalan 1 menit 15 detik, Sritex sudah leading lima angka. Fever mencoba memberi perlawanan. Namun di akhir kuarter pertama ini Sritex memimpin, 22-17.
Performa apik Sumiati mengatrol penampilan Fever di kuarter kedua. Tujuh poin tambahan dia sumbangkan di kuarter ini. Sempat tertinggal 8 poin, Fever akhirnya mempersempit margin hingga hanya tertinggal 4 poin di akhir kuarter ini (30-34).
Kuarter ketiga menjadi momentum kebangkitan Fever. Tembakan tiga angka Raisa Aribatul Hamidah ketika kuarter ketiga baru berjalan dua menit, membuat Fever berbalik unggul 37-36. Keunggulan itu terus dijaga Fever. Bahkan, mereka mampu melesat jauh meninggalkan Sritex. Tambahan 21 poin dicetak Fever di kuarter ketiga ini. Sementara Sritex hanya mampu mendulang tambahan lima angka. Fever pun leading dengan margin 12 poin (51-39).
Keunggulan itu terus dijaga Fever hingga laga usai. Selain Sumiati, Raisa Aribatul Hamidah juga ikut berperan lewat donasi 14 poin. Disusul oleh Yuliana Anggita Bening dengan kontribusi 11 rebound dan 8 poin. Sementara itu, Tania Rasidi tampil paling produktif bagi Sritex dengan koleksi 12 poin dan 9 rebound.
”Kami memang menang. Namun, tim pelatih kurang begitu senang karena game plan yang telah kami siapkan tidak dijalankan dengan baik oleh anak-anak. Terutama di dua kuarter awal. Mungkin anak-anak tegang karena ini game pertama,” ujar Sapto Wahyu Purnomo, asisten pelatih Fever.
(dka)