Akhir cerita pejuang dari Catalan
A
A
A
Sindonews.com - Tito Vilanova mungkin tak setenar Jose Mourinho maupun Sir Alex Ferguson, namun perjuangannya melawan kanker sewaktu melatih Barcelona memberi inspirasi bagi banyak orang. Nama Vilanova mulai dikenal saat jadi suksesor Josep 'Pep' Guardiola, setelah sebelumnya sempat menjabat asisten pelatih selama lima tahun untuk klub asal Catalan.
Bersama Guardiola, jebolan La Masia itu mengecap sukses besar di La Blaugrana -julukan Barca-. Karirnya profesional Tito sebagai pemain terbilang tak terlalu sukses. Hanya tiga laga persahabatan di tim senior, membuat Tito memutuskan cabut pada 1990 dan melanglang buana ke berbagai klub yang notabene tak sebeken Barca, semacam Figueres, Celta Vigo, Badajoz, Mallorca, Lleida, Elche, dan Gramenet.
Nyaris dua dekade berselang, Pep dan Tito yang sama-sama bergabung ke akademi Blaugrana pada 1984 akhirnya bereuni di Camp Nou. Tepatnya pada 2007,Tito yang kala itu menjabat direktur teknik Terrassa FC diajak Guardiola untuk mendampinginya sebagai asisten di skuat Barca B. Kerjasama keduanya berujung sukses dengan mengantar Barca B promosi dari Tercera Division (Divisi IV) ke Segunda B (Divisi III).
Semusim berselang Vilanova kembali diajak sahabatnya itu untuk menukangi skuad utama La Blaugrana -julukan Barca- semusim berselang. Menjadi kaki tangan Guardiola, Tito ambil bagian dari sukses sensasional Barca dengan merengkuh enam trofi sekaligus pada 2009. Setelah era Guardiola berakhir, Tito naik pangkat jadi pelatih skuat utama Barca di 2012.
Menjadi suksesor pelatih tersukses sepanjang sejarah klub, tentu bukan perkara mudah. Performa Barca cukup bagus di bawah asuhan Tito, namun kinerjanya sempat terganggu karena harus menjalani perawatan terkait kanker tenggorokan yang dideritanya. Sebagai pelatih, di tahun pertamanya Tito sukses mempersembahkan Piala Copa del Rey.
Tito kemudian mengundurkan diri pada Juli 2013, setelah beberapa bulan sebelumnya harus menjalani terapi karena terkena kanker kelenjar ludah (parotis). 10 bulan kemudian pejuang dari Catalan itu tak kuat melawan kankernya yang terus menyerang. Vilanova tutup usia pada 25 April 2014 akibat resurgensi kankernya, namun perjuangannya melawan kanker selalu menjadi inspirasi bagi semua orang.
Awal pekan ini seluruh tim dan manajemen Barcelona hadir dalam upacara pelepasan Tito Vilanova di katedral kota Barcelona. Tangis dan haru menyelimuti upacara tersebut. Pada acara tersebut presiden Barca, Josep Maria Bartomeu mendapatkan kesempatan berpidato untuk melepas kepergian Vilanova untuk selama-lamanya.
“Hari ini kami berkata selamat tinggal kepada orang yang sangat kami sayangi. Saya berjanji pada Anda, bahwa dia akan selalu memiliki tempat di hati kami dan kami tak akan pernah melupakan dia,” ungkap Josep Maria Bartomeu.
Bersama Guardiola, jebolan La Masia itu mengecap sukses besar di La Blaugrana -julukan Barca-. Karirnya profesional Tito sebagai pemain terbilang tak terlalu sukses. Hanya tiga laga persahabatan di tim senior, membuat Tito memutuskan cabut pada 1990 dan melanglang buana ke berbagai klub yang notabene tak sebeken Barca, semacam Figueres, Celta Vigo, Badajoz, Mallorca, Lleida, Elche, dan Gramenet.
Nyaris dua dekade berselang, Pep dan Tito yang sama-sama bergabung ke akademi Blaugrana pada 1984 akhirnya bereuni di Camp Nou. Tepatnya pada 2007,Tito yang kala itu menjabat direktur teknik Terrassa FC diajak Guardiola untuk mendampinginya sebagai asisten di skuat Barca B. Kerjasama keduanya berujung sukses dengan mengantar Barca B promosi dari Tercera Division (Divisi IV) ke Segunda B (Divisi III).
Semusim berselang Vilanova kembali diajak sahabatnya itu untuk menukangi skuad utama La Blaugrana -julukan Barca- semusim berselang. Menjadi kaki tangan Guardiola, Tito ambil bagian dari sukses sensasional Barca dengan merengkuh enam trofi sekaligus pada 2009. Setelah era Guardiola berakhir, Tito naik pangkat jadi pelatih skuat utama Barca di 2012.
Menjadi suksesor pelatih tersukses sepanjang sejarah klub, tentu bukan perkara mudah. Performa Barca cukup bagus di bawah asuhan Tito, namun kinerjanya sempat terganggu karena harus menjalani perawatan terkait kanker tenggorokan yang dideritanya. Sebagai pelatih, di tahun pertamanya Tito sukses mempersembahkan Piala Copa del Rey.
Tito kemudian mengundurkan diri pada Juli 2013, setelah beberapa bulan sebelumnya harus menjalani terapi karena terkena kanker kelenjar ludah (parotis). 10 bulan kemudian pejuang dari Catalan itu tak kuat melawan kankernya yang terus menyerang. Vilanova tutup usia pada 25 April 2014 akibat resurgensi kankernya, namun perjuangannya melawan kanker selalu menjadi inspirasi bagi semua orang.
Awal pekan ini seluruh tim dan manajemen Barcelona hadir dalam upacara pelepasan Tito Vilanova di katedral kota Barcelona. Tangis dan haru menyelimuti upacara tersebut. Pada acara tersebut presiden Barca, Josep Maria Bartomeu mendapatkan kesempatan berpidato untuk melepas kepergian Vilanova untuk selama-lamanya.
“Hari ini kami berkata selamat tinggal kepada orang yang sangat kami sayangi. Saya berjanji pada Anda, bahwa dia akan selalu memiliki tempat di hati kami dan kami tak akan pernah melupakan dia,” ungkap Josep Maria Bartomeu.
(akr)