Les Blues skuad multikultural
A
A
A
Sindonews.com – Skuad multikultural membantu Prancis meraih kesuksesan di Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000. Mengandalkan resep serupa, Pelatih Laurent Blanc kini mencoba menyamai prestasi sama di Piala Eropa 2012.
Sikap Blanc terlihat pada skuad Les Bleus-julukan timnas Prancis. Tidak membeda-bedakan asal pemain, nakhoda berusia 46 tahun tersebut hanya menilai kapasitas mereka berdasarkan kualitas dan nilai yang mereka berikan demi tercapainya kemenangan.
Alasan itulah yang mendorongnya memboyong Steve Mandanda (Zaire), Patrice Evra (Senegal), Adil Rami (Maroko), Gael Clichy (Martinik), Mathieu Valbuena (Spanyol), Samir Nasri (Aljazair), Blaise Matuidi (Angola), Florent Malouda (Guinea Prancis),Yann M’Vila (Kongo), Alou Diarra (Mali), Hatem ben Arfa (Tunisia), dan Karim Benzema (Aljazair) ke Polandia-Ukraina.
Penuh warnanya skuad Prancis ini turut didasari pengalaman pribadi Blanc. Dia merupakan bagian skuad Prancis yang mencatat prestasi ganda sekitar satu dekade silam tersebut.
Di sanalah Blanc mengerti peran pemain “impor” dalam keberhasilan Prancis menduduki takhta dunia dan Eropa. Kontribusi mereka memang signifikan. Meski tidak bermain, Bernard Lama (Guinea Prancis) merupakan pelapis Fabien Barthez yang bisa diandalkan. Bixente Lizarazu (Spanyol), Marcel Desailly (Ghana), dan Lilian Thuram (Guadeloupe) membentuk pertahanan kokoh.
Patrick Vieira (Senegal),Youri Djorkaeff (Armenia-Polandia- Mongolia-Rusia), Zinedine Zidane (Aljazair), Robert Pires (Spanyol- Portugal), Christian Karembeu (Kaledonia Baru), Bernard Diomede (Guadeloupe), dan Alain Boghossian (Armenia) menciptakan sektor tengah kuat dan kreatif.
Sementara ketajaman Nicolas Anelka (Martinik),Thierry Henry (Guadeloupe-Martinik), Sylvain Wiltord (Martinik), dan David Trezeguet (Argentina) tidak perlu diragukan.
“Saya hanya memilih yang terbaik. Alasan itulah yang mendorong saya mencoret Yoann Gourcuff. Meski berbakat, penampilannya turun drastis,” kata Blanc, dilansir Eurosport. Blanc juga enggan mengulang kesalahan pendahulunya, Raymond Domenech.
Selama berkuasa pada periode 2004–2008, Domenech tak memilih pemain dengan zodiak Scorpio dan Leo. Keputusannya memilah pemain berdasarkan astrologi ini berdampak fatal terhadap performa Les Bleus.
Prancis boleh melangkah hingga final Piala Dunia 2006. Namun, mereka gagal total di Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010. Domenech bahkan terkena pemberontakan dari pemain di Afrika Selatan, dua tahun lalu.
Sikap Blanc terlihat pada skuad Les Bleus-julukan timnas Prancis. Tidak membeda-bedakan asal pemain, nakhoda berusia 46 tahun tersebut hanya menilai kapasitas mereka berdasarkan kualitas dan nilai yang mereka berikan demi tercapainya kemenangan.
Alasan itulah yang mendorongnya memboyong Steve Mandanda (Zaire), Patrice Evra (Senegal), Adil Rami (Maroko), Gael Clichy (Martinik), Mathieu Valbuena (Spanyol), Samir Nasri (Aljazair), Blaise Matuidi (Angola), Florent Malouda (Guinea Prancis),Yann M’Vila (Kongo), Alou Diarra (Mali), Hatem ben Arfa (Tunisia), dan Karim Benzema (Aljazair) ke Polandia-Ukraina.
Penuh warnanya skuad Prancis ini turut didasari pengalaman pribadi Blanc. Dia merupakan bagian skuad Prancis yang mencatat prestasi ganda sekitar satu dekade silam tersebut.
Di sanalah Blanc mengerti peran pemain “impor” dalam keberhasilan Prancis menduduki takhta dunia dan Eropa. Kontribusi mereka memang signifikan. Meski tidak bermain, Bernard Lama (Guinea Prancis) merupakan pelapis Fabien Barthez yang bisa diandalkan. Bixente Lizarazu (Spanyol), Marcel Desailly (Ghana), dan Lilian Thuram (Guadeloupe) membentuk pertahanan kokoh.
Patrick Vieira (Senegal),Youri Djorkaeff (Armenia-Polandia- Mongolia-Rusia), Zinedine Zidane (Aljazair), Robert Pires (Spanyol- Portugal), Christian Karembeu (Kaledonia Baru), Bernard Diomede (Guadeloupe), dan Alain Boghossian (Armenia) menciptakan sektor tengah kuat dan kreatif.
Sementara ketajaman Nicolas Anelka (Martinik),Thierry Henry (Guadeloupe-Martinik), Sylvain Wiltord (Martinik), dan David Trezeguet (Argentina) tidak perlu diragukan.
“Saya hanya memilih yang terbaik. Alasan itulah yang mendorong saya mencoret Yoann Gourcuff. Meski berbakat, penampilannya turun drastis,” kata Blanc, dilansir Eurosport. Blanc juga enggan mengulang kesalahan pendahulunya, Raymond Domenech.
Selama berkuasa pada periode 2004–2008, Domenech tak memilih pemain dengan zodiak Scorpio dan Leo. Keputusannya memilah pemain berdasarkan astrologi ini berdampak fatal terhadap performa Les Bleus.
Prancis boleh melangkah hingga final Piala Dunia 2006. Namun, mereka gagal total di Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010. Domenech bahkan terkena pemberontakan dari pemain di Afrika Selatan, dua tahun lalu.
(aww)