Inilah 10 kandidat MVP NBL Indonesia 2013-14
A
A
A
Sindonews.com - PT DBL Indonesia selaku penyelenggara liga mengumumkan sepuluh kandidat yang bersaing ketat dalam bursa MVP musim reguler ini. Seperti musim-musim sebelumnya, pemain terbaik dipilih berdasar kombinasi penilaian dari index point of success (idx), alias statistik, plus vote pelatih yang dilakukan setiap akhir pertandingan sepanjang musim.
Dari sepuluh kandidat, Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta punya wakil terbanyak, tiga bintang sekaligus. Yakni, Ponsianus ’Komink’ Nyoman Indrawan, Ary Chandra, dan Dimas Aryo Dewanto. CLS Knights Surabaya dan Garuda Kukar Bandung masing-masing diwakili dua pemain. Dari CLS ada Mario Wuysang dan Dimaz Muharri. Sedangkan Garuda diwakili dua sophomore (pemain musim kedua tampil di NBL Indonesia), yakni Diftha Pratama dan Chadistira Pranatyo.
Satria Muda BritAma Jakarta hanya diwakili oleh Rony Gunawan. Sementara itu, seperti tiga musim sebelumnya, Bima Riski Ardiansyah dari Bimasakti Nikko Steal Malang kembali masuk dalam jajaran nominasi MVP. Satu nama lagi yang masuk nominasi adalah Merio Ferdiansyah (Stadium Jakarta). Dari tim lima besar, hanya Aspac Jakarta yang tak memiliki wakil di barisan nominasi MVP.
Berikut 10 kandidat MVP NBL Indonesia 2013-14:
1. Ary Chandra (14,6 ppg, 8,1 rpg, 3,1 apg)
Ketajaman Ary Chandra menjadi momok bagi siapapun. Pemain bernomor punggung 25 ini memiliki akurasi tiga poin yang membahayakan. Terbukti, selama lima seri reguler, Aceng, sapaan akrabnya mencetak 156 poin dari tembakan tiga angka. Persentase akurasi mencapai 44,8 persen membuatnya sebagai three pointer paling akurat di musim ini.
2. Bima Riski Ardiansyah (15 ppg, 8,9 rpg, 1,5 apg)
Small Forward Bimasakti Nikko Steel Malang ini, layak mendapat julukan Mr. Double-Double. Tak hanya pandai mengkonversi peluang menjadi poin, Bima juga jago menangkap bola rebound. Bima pun langganan menjadi nominasi MVP. Sepanjang musim ini, Bima mencatatkan 15,04 ppg, 8,96 rpg, dan akurasi free throw tertinggi dengan 76,7 persen. Bima merupakan pencetak seribu rebound kedua dalam sejarah NBL Indonesia. Bima pun merupakan pemain paling lama bermain di lapangan dalam satu pertandingan. Rata-rata minute play Bima, mencapai 33,9 menit. Artinya, Bima selalu bermain di tiap kuarter.
3. Chadistira Pranatyo (12,3 ppg, 3,5 rpg, 3,1 apg)
Bermain dengan dominasi pemain muda, Garuda mampu tampil luar biasa sejak awal musim. Salah satu sosok yang dibalik keberhasilan Garuda tersebut, ialah Chadistira Pranatyo. Shooting guard berusia 25 tahun ini, menjadi pendulang poin terbanyak kedua setelah Diftha. Chadistira mencatatkan 12,31 ppg,
4. Diftha Pratama (12,9 ppg, 4,3 rpg, 1,7 apg)
Menjalani musim keduanya di NBL Indonesia, Diftha menjadi lebih produktif dan tangguh. Kemenangan dramatis Garuda atas Satria Muda, tak lepas dari tembakan buzzer beater Diftha. Saat berstatus rookie (musim 2012-2013 lalu), Difhta ’hanya’ mencetak 266 poin, dan 122 rebound. Musim ini dia telah mengkoleksi 337 poin, meningkat 27 persen dari musim lalu. Dengan cepat Diftha menyandang status bintang di Garuda sebab saat ini koleksi poinnya menjadi yang terbanyak di timnya. Produktivitasnya teruji dengan poin per game mencapai 12,96.
5. Dimas Aryo Dewanto (15,6 ppg, 4,6 rpg, 3,0 apg)
Elemen penting dari Pelita Jaya, terletak pada ketajaman Dimas Aryo Dewanto. Dengan poin per game mencapai 15,65 persen, Dimas menjadi pemimpin pencetak poin terbanyak Pelita Jaya musim ini. Dimas juga punya akurasi tajam pada free throw dengan tingkat keakuratan mencapai 75,57 persen. Karir Dimas di musim ini merupakan karir terbaiknya sepanjang berkiprah di NBL Indonesia. Terbukti dari kenaikan jumlah poin, rebound dan assist Dimas dari musim lalu.
6. Muharri (8,6 ppg, 5,3 rpg, 6,1 apg, 3,9 spg)
Musim ini merupakan musim terbaik Dimaz sepanjang karirnya di NBL Indonesia. Ia menjadi satu-satunya pemain yang mencatatkan total tiga digit angka pada empat kategori statistik! (Mengemas 225 poin, 160 assist, 138 rebound, dan 103 steal). Pencapaian yang sulit diraih oleh pemain lain. Jumlah poin Dimaz, meningkat hampir 10 persen dibandingkan musim lalu. Padahal, musim regular masih menyisakan satu seri. Dimaz pun digadang-gadang layak menjadi legenda CLS Knights.
7. Mario Wuysang (12,4 ppg, 3,3 rpg, 4,0 apg)
Produktivitas CLS Knights yang tinggi musim ini, tak lepas dari penggawa baru mereka, Mario Wuysang. Sejak didatangkan dari liga basket Asean awal musim ini, Roe, sapaan akrabnya langsung beradaptasi dan menjadi mesin poin penting CLS. Setiap peluang yang ia dapatkan selalu mampu dikonversi menjadi poin. Perolehan poin Wuysang pun menjadi yang tertinggi di CLS musim ini. Wuysang juga mencatatkan 12,54 ppg dan 4,08 apg.
8. Merio Ferdiansyah (18 ppg, 3,7 rpg, 1,7 apg)
Untuk kali ketiga, Merio menjadi nominasi MVP. Sebelumnya shooting guard Stadium Jakarta ini pernah mengisi nominasi MVP pada musim (2010-2011 dan 2011-2012). Konsistensi menjadi faktor penting performa impresif Merio. Sejak seri I bergulir di Malang, Merio selalu mampu mencatkan double digit point hingga 15 pertandingan. Merio gagal mencetak double digit poin hanya dua kali yakni di seri IV Bandung dan di Seri V Jakarta. Merio pun menjadi pencetak poin terbanyak di musim ini.
9. Ponsianus “Koming” Nyoman Indrawan (12,5 ppg, 8,5 rpg, 2,3 apg)
Wakil kapten Pelita Jaya Energi Mega Persada ini, merupakan salah satu kunci keberhasilan Pelita Jaya bersaing ketat di top four musim ini. Cederanya sang kapten, Andy “Batam” Poedjakesuma membuat Koming lebih banyak memberikan kontribusi. Total 326 poin dan 221 rebound ia koleksi sepanjang musim ini dan menjadi jumlah terbanyak sepanjang karirnya di NBL Indonesia. Ia pun berada di peringkat teratas pada field goal (53,19 persen) dan block per game (2,19 bpg).
10. Rony Gunawan (13,2 ppg, 8,4 rpg, 2,2 apg)
Pemain center Satria Muda Britama Jakarta ini, berhasil menunjukkan konsistensinya. Dalam dua musim terakhir, Rony mampu bersaing menjadi nominasi MVP. Hingga seri V berakhir, Rony mengkoleksi mencatatkan akurasi free throw hingga 70 persen. Usia yang tak lagi muda, tak menghalangi kemampuannya mencetak poin.
Dari sepuluh kandidat, Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta punya wakil terbanyak, tiga bintang sekaligus. Yakni, Ponsianus ’Komink’ Nyoman Indrawan, Ary Chandra, dan Dimas Aryo Dewanto. CLS Knights Surabaya dan Garuda Kukar Bandung masing-masing diwakili dua pemain. Dari CLS ada Mario Wuysang dan Dimaz Muharri. Sedangkan Garuda diwakili dua sophomore (pemain musim kedua tampil di NBL Indonesia), yakni Diftha Pratama dan Chadistira Pranatyo.
Satria Muda BritAma Jakarta hanya diwakili oleh Rony Gunawan. Sementara itu, seperti tiga musim sebelumnya, Bima Riski Ardiansyah dari Bimasakti Nikko Steal Malang kembali masuk dalam jajaran nominasi MVP. Satu nama lagi yang masuk nominasi adalah Merio Ferdiansyah (Stadium Jakarta). Dari tim lima besar, hanya Aspac Jakarta yang tak memiliki wakil di barisan nominasi MVP.
Berikut 10 kandidat MVP NBL Indonesia 2013-14:
1. Ary Chandra (14,6 ppg, 8,1 rpg, 3,1 apg)
Ketajaman Ary Chandra menjadi momok bagi siapapun. Pemain bernomor punggung 25 ini memiliki akurasi tiga poin yang membahayakan. Terbukti, selama lima seri reguler, Aceng, sapaan akrabnya mencetak 156 poin dari tembakan tiga angka. Persentase akurasi mencapai 44,8 persen membuatnya sebagai three pointer paling akurat di musim ini.
2. Bima Riski Ardiansyah (15 ppg, 8,9 rpg, 1,5 apg)
Small Forward Bimasakti Nikko Steel Malang ini, layak mendapat julukan Mr. Double-Double. Tak hanya pandai mengkonversi peluang menjadi poin, Bima juga jago menangkap bola rebound. Bima pun langganan menjadi nominasi MVP. Sepanjang musim ini, Bima mencatatkan 15,04 ppg, 8,96 rpg, dan akurasi free throw tertinggi dengan 76,7 persen. Bima merupakan pencetak seribu rebound kedua dalam sejarah NBL Indonesia. Bima pun merupakan pemain paling lama bermain di lapangan dalam satu pertandingan. Rata-rata minute play Bima, mencapai 33,9 menit. Artinya, Bima selalu bermain di tiap kuarter.
3. Chadistira Pranatyo (12,3 ppg, 3,5 rpg, 3,1 apg)
Bermain dengan dominasi pemain muda, Garuda mampu tampil luar biasa sejak awal musim. Salah satu sosok yang dibalik keberhasilan Garuda tersebut, ialah Chadistira Pranatyo. Shooting guard berusia 25 tahun ini, menjadi pendulang poin terbanyak kedua setelah Diftha. Chadistira mencatatkan 12,31 ppg,
4. Diftha Pratama (12,9 ppg, 4,3 rpg, 1,7 apg)
Menjalani musim keduanya di NBL Indonesia, Diftha menjadi lebih produktif dan tangguh. Kemenangan dramatis Garuda atas Satria Muda, tak lepas dari tembakan buzzer beater Diftha. Saat berstatus rookie (musim 2012-2013 lalu), Difhta ’hanya’ mencetak 266 poin, dan 122 rebound. Musim ini dia telah mengkoleksi 337 poin, meningkat 27 persen dari musim lalu. Dengan cepat Diftha menyandang status bintang di Garuda sebab saat ini koleksi poinnya menjadi yang terbanyak di timnya. Produktivitasnya teruji dengan poin per game mencapai 12,96.
5. Dimas Aryo Dewanto (15,6 ppg, 4,6 rpg, 3,0 apg)
Elemen penting dari Pelita Jaya, terletak pada ketajaman Dimas Aryo Dewanto. Dengan poin per game mencapai 15,65 persen, Dimas menjadi pemimpin pencetak poin terbanyak Pelita Jaya musim ini. Dimas juga punya akurasi tajam pada free throw dengan tingkat keakuratan mencapai 75,57 persen. Karir Dimas di musim ini merupakan karir terbaiknya sepanjang berkiprah di NBL Indonesia. Terbukti dari kenaikan jumlah poin, rebound dan assist Dimas dari musim lalu.
6. Muharri (8,6 ppg, 5,3 rpg, 6,1 apg, 3,9 spg)
Musim ini merupakan musim terbaik Dimaz sepanjang karirnya di NBL Indonesia. Ia menjadi satu-satunya pemain yang mencatatkan total tiga digit angka pada empat kategori statistik! (Mengemas 225 poin, 160 assist, 138 rebound, dan 103 steal). Pencapaian yang sulit diraih oleh pemain lain. Jumlah poin Dimaz, meningkat hampir 10 persen dibandingkan musim lalu. Padahal, musim regular masih menyisakan satu seri. Dimaz pun digadang-gadang layak menjadi legenda CLS Knights.
7. Mario Wuysang (12,4 ppg, 3,3 rpg, 4,0 apg)
Produktivitas CLS Knights yang tinggi musim ini, tak lepas dari penggawa baru mereka, Mario Wuysang. Sejak didatangkan dari liga basket Asean awal musim ini, Roe, sapaan akrabnya langsung beradaptasi dan menjadi mesin poin penting CLS. Setiap peluang yang ia dapatkan selalu mampu dikonversi menjadi poin. Perolehan poin Wuysang pun menjadi yang tertinggi di CLS musim ini. Wuysang juga mencatatkan 12,54 ppg dan 4,08 apg.
8. Merio Ferdiansyah (18 ppg, 3,7 rpg, 1,7 apg)
Untuk kali ketiga, Merio menjadi nominasi MVP. Sebelumnya shooting guard Stadium Jakarta ini pernah mengisi nominasi MVP pada musim (2010-2011 dan 2011-2012). Konsistensi menjadi faktor penting performa impresif Merio. Sejak seri I bergulir di Malang, Merio selalu mampu mencatkan double digit point hingga 15 pertandingan. Merio gagal mencetak double digit poin hanya dua kali yakni di seri IV Bandung dan di Seri V Jakarta. Merio pun menjadi pencetak poin terbanyak di musim ini.
9. Ponsianus “Koming” Nyoman Indrawan (12,5 ppg, 8,5 rpg, 2,3 apg)
Wakil kapten Pelita Jaya Energi Mega Persada ini, merupakan salah satu kunci keberhasilan Pelita Jaya bersaing ketat di top four musim ini. Cederanya sang kapten, Andy “Batam” Poedjakesuma membuat Koming lebih banyak memberikan kontribusi. Total 326 poin dan 221 rebound ia koleksi sepanjang musim ini dan menjadi jumlah terbanyak sepanjang karirnya di NBL Indonesia. Ia pun berada di peringkat teratas pada field goal (53,19 persen) dan block per game (2,19 bpg).
10. Rony Gunawan (13,2 ppg, 8,4 rpg, 2,2 apg)
Pemain center Satria Muda Britama Jakarta ini, berhasil menunjukkan konsistensinya. Dalam dua musim terakhir, Rony mampu bersaing menjadi nominasi MVP. Hingga seri V berakhir, Rony mengkoleksi mencatatkan akurasi free throw hingga 70 persen. Usia yang tak lagi muda, tak menghalangi kemampuannya mencetak poin.
(dka)